Kamis, 31 Mei 2012

Mandiri dengan R-Han 122



31 Mei 2012: Memiliki wilayah luas dengan belasan ribu pulau yang terpencar, Indonesia mengembangkan sistem pertahanan yang strategis untuk mengamankannya. Salah satu sarananya adalah roket. Kemandirian di bidang peroketan mulai dibangun dengan merintis pembuatan roket pertahanan R-Han 122.

Rancang bangun dan rekayasa roket pertahanan merupakan upaya Indonesia membangun kemandirian dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan. Rintisan dimulai lewat prototipe roket pertahanan sistem balistik berdiameter 122 milimeter disebut R-Han 122.

Roket pertahanan ini merupakan derivasi roket eksperimen rancangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), D230 tipe RX1210.

Roket eksperimen (RX) dikembangkan untuk misi nonmiliter, seperti pemantauan cuaca, pemantauan pelayaran, pertanian, bencana, dan observasi untuk perencanaan tata ruang. Roket dimuati radio, kamera, dan sensor. Adapun roket untuk pertahanan (R-Han) dipasang bahan peledak, demikian paparan Hari Purwanto, Staf Ahli Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bidang Hankam.

Sebagai sarana yang dapat digunakan untuk tujuan militer, penguasaan teknologi peroketan tak mudah. Penyebarannya dipagari dengan beberapa aturan, antara lain, missile technology control regime dan center for information on security trade control.

Saat ini teknologi hankam tersebut hanya dimiliki negara tertentu. Di Asia negara yang tergolong maju dalam teknologi ini antara lain China, India, Korea Selatan, dan Korea Utara.

Kemampuan rekayasa dan rancang bangun peroketan sampai batas tertentu dimiliki oleh BPPT, Balitbang Kemhan, dan PT LEN Industri. Dengan kemampuan masing-masing lembaga, kata Gunawan Wibisono, Asisten Deputi Menristek Bidang Produktivitas Riset Iptek Strategis, terbentuk Konsorsium Roket Nasional tahun 2007.

Konsorsium terdiri dari Kementerian Ristek, Kementerian Pertahanan, TNI AL, lembaga riset (BPPT dan Lapan), perguruan tinggi (ITB, ITS, UI, UGM, dan Undip), serta industri strategis PTDI, Krakatau Steel, LEN Industri, Pindad, dan Perum Dahana. Konsorsium inti terdiri atas beberapa plasma yang menangani riset material, mekatronika, dan sistem kontrol atau kendali.

Kementerian Ristek menyediakan dana insentif untuk pembuatan prototipe roket. PTDI melaksanakan pengembangan struktur dan desain roket. PT Krakatau Steel menyediakan material untuk tabung dan struktur roket. Bahan bakar roket, yakni propelan, disediakan PT Dahana.

Bagian PTDI adalah membangun sarana peluncur roket dan sistem penembaknya dengan laras sebanyak 16. Kendaraan yang digunakan sebagai anjungan untuk peluncuran adalah jip GAZ buatan Rusia, Nissan Jepang, dan Perkasa buatan Tata, India.

Muatan Teknologi

Meski bentuk roket sederhana, tabung bermoncong lancip, pembuatannya tidak sederhana. Di dalamnya termuat berbagai komponen berteknologi mutakhir, seperti material maju, mekatronika, dan propulsi.

Dibandingkan roket generasi lama, R-Han 122 mengalami beberapa pengembangan desain dan material. Pada roket eksperimen menggunakan baja. Pada R-Han digunakan aluminium dan karbon yang dua kali lebih ringan. Bahan itu lebih tahan panas. Untuk menjaga kestabilan dan daya jangkau yang tinggi, material yang digunakan harus tahan terhadap suhu 3.000 derajat celsius, kata Ketua Program Penggabungan Roket Nasional Sutrisno.

Pengembangan lain pada konstruksi roket, pada versi terdahulu, roket menggunakan sirip tetap. Untuk meluncurkan, roket harus ditumpangkan pada peluncur dilengkapi rel. Pada roket generasi baru dipasang sirip lipat yang dilengkapi pegas yang akan menegakkan sirip secara otomatis setelah keluar dari tabung peluncur.

Pada roket terdahulu, tabung propelan diisi langsung dan terikat permanen di tabung roket. Kini tabung propelan dibuat terpisah dan diberi lapisan isolasi termal. Saat ini bahan propelan masih diimpor. Untuk membangun kemandirian, pabrik propelan akan dibangun PT Dahana.

Untuk wahana peluncur, dilakukan modifikasi kendaraan jip berbobot 2,5 ton dan truk berkapasitas 5 ton. Dirancang pula bangun unit peluncur yang memuat 16 roket dan mampu meluncurkan secara otomatis sejumlah roket tersebut dengan hanya menekan satu tombol.

Uji Peluncuran

Adi Indra Hermanu, Kepala Subbidang Analis Teknologi Hankam Kementerian Ristek, menyatakan, uji coba peluncuran roket R-Han 122 dilaksanakan akhir Maret di Baturaja, Sumatera Selatan. Sebanyak 50 roket diluncurkan di hutan lindung itu. ”Roket R-Han 122 yang diluncurkan rata-rata mampu melesat dengan kecepatan 1,8 mach atau 2.205 km per jam,” ujarnya.

Pada tahap peluncuran, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika berperan mengoperasikan sistem radar untuk memantau posisi jatuh roket. ITB memasang sistem kamera nirkabel untuk merekam gambar saat roket meluncur sampai di lokasi sasaran.

Dalam penggunaannya, R-Han 122 pada tahap awal akan menjadi senjata dengan sasaran target di darat yang berjarak tembak 15 km. Roket ini akan digunakan TNI AL untuk pengamanan pantai.

Menurut Sonny S Ibrahim, Asisten Direktur Utama PTDI, tahun ini tahap pengembangan teknis selesai. Persiapan industrialisasi saat ini sudah 80 persen.

Sumber: KOMPAS

Rabu, 30 Mei 2012

Empat Super Tucano Dijadwalkan Tiba Agustus 2012


Super Tucano EMB-314. (Foto: Embraer)

30 Mei 2012, Malang: Skadron Udara 21 Lanud Abdurrachman Saleh di Kabupaten Malang, Jawa Timur, menanti kedatangan empat unit pesawat tempur Super Tucano EMB-314 buatan Brazil yang direncanakan tiba pada 28 Agustus 2012.

"Direncanakan pesawat Super Tucano dari Brasil tiba pada tanggal 28 Agustus 2012, namun apabila ada penundaan mungkin di awal September," kata Kepala Seksi Pemeliharaan Skadron Udara 21 Lanud Abdurachman Saleh, Mayor (Tek) Anton Firmansyah, di Malang, Rabu.

Kedatangan empat unit pesawat tempur Super Tucano EMB-314, kata Anton, untuk memperkuat Skadron Udara 21 dan tentunya bagi seluruh jajaran TNI-AU dalam menjaga kesatuan wilayah Indonesia.

"Untuk yang pertama akan datang empat unit pesawat, dan hingga akhir tahun 2012 direncanakan delapan pesawat Super Tucano tiba di Lanud Abdurrachman Saleh," tambah Anton. Pesawat tersebut, lanjut Anton, merupakan pesawat tempur taktis yang mampu melaksanakan operasi bantuan tembakan dari udara yang merupakan keunggulan pesawat itu. Dengan rencana itu, Anton menambahkan, TNI-AU juga telah mempersiapkan pilot-pilot terbaik untuk dikirimkan ke Sao Paulo, Brazil.

"Ada 12 orang pilot yang akan dikirim ke Brazil. Saat ini mereka telah ada di Jakarta untuk mendapatkan bimbingan, dan direncanakan pada bulan Juni akan berangkat ke Sao Paulo, Brazil, untuk menyelesaikan pelatihan," kata Anton.

Pesawat tersebut, lanjut Anton, juga telah dipergunakan oleh beberapa negara lain dan merupakan pesawat produksi baru. "Kami telah menyiapkan 'shelter' baru dan saat ini juga sedang dilakukan penyelesaian pembangunan tempat simulator," kata Anton.

Pesawat Super Tucano EMB-314 memiliki mesin tunggal buatan Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer), dan memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh.

Kedatangan pesawat tempur itu akan menggantikan posisi pesawat tempur Oviten-10F Bronco yang sudah tidak akan dioperasikan. OV-10 Bronco telah berjasa di berbagai operasi, antara lain Operasi Seroja (1976-1979) di NTT, Operasi Tumpas (1977-1978) di Irian Jaya, dan Operasi Halilintar (1978) di Riau.

Mutakhirkan Alutsista, Kemenhan Kucurkan Rp150 Triliun

Kementerian Pertahanan mengalokasikan anggaran senilai Rp150 triliun untuk merealisasi program modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang diwujudkan hingga 2014. "Besaran anggaran digunakan untuk pemenuhan modernisasi alutsista di Tanah Air dengan pengadaan dari pelaku industri pertahanan dalam maupun luar negeri," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Ia tengah melakukan kunjungan kerjanya di PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Selasa (29/5).

Dengan dana triliunan rupiah tersebut, alutsista di antaranya berupa 151 kapal perang, 333 kendaraan tempur, tiga kapal selam, enam helikopter, 54 tank amfibi, tiga unit kapal "multirole light frigates". "Kami yakin dengan modernisasi alutsista hingga tahun 2014 dapat mewujudkan dampak multiefek bagi ekonomi nasional, termasuk mengurangi permasalahan pengangguran sehingga bisa menyejahterakan masyarakat," ujarnya.

Komentar senada dikatakan Direktur PT PAL Indonesia (Persero), Muhammad Firmansyah Arifin. Ia mengatakan, untuk mendukung upaya modernisasi alutsista, PT PAL Indonesia (Persero) telah menyeleksi 300 orang putra daerah. "Seleksi awal memang ada 300 orang dan kami seleksi menjadi 150 orang. Kemudian mereka yang terpilih akan kami kirim ke Korea Selatan untuk mengikuti 'transfer' teknologi," tutur dia.

Ia mengemukakan, kesiapan sumber daya manusia dengan mengirim tenaga kerja yang telah diseleksinya ke Korea Selatan maka beragam proyek pada masa mendatang segera terealisasi.

"Kami harus punya tenaga kerja yang pintar dan mereka perlu belajar dari orang lain serta mentransfer teknologinya," tukas Firmansyah.

Untuk kesiapan dari sisi teknologi, lanjut dia, bertujuan supaya segala proyek yang dikerjakan bisa selesai tepat waktu. Kalau secara finansial, pihaknya sudah jauh lebih baik termasuk meningkatkan upaya pemeliharaan dan perbaikan misalnya menjalin kerja sama dengan TNI AL.

"Khusus untuk pembuatan kapal Patroli Kawal Rudar (PKR), kami berharap seleksinya tidak seketat seperti pembuatan kapal selam sehingga proses kesiapan SDM bisa dialokasikan dari tahap seleksi yang 300 orang," tuturnya.

Di sisi lain, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksdya TNI Marsetio menjelaskan pada masa mendatang alutsista yang dimodernisasi tersebut siap ditempatkan di berbagai titik potensial sesuai kebutuhan di Tanah Air.

Sumber: Republika

TNI AL dan US Navy Gelar Simposium Kapal Selam



30 Mei 2012, Surabaya:Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Kolonel Laut (P) Jefrry Stanley Sanggel SH, membuka simposium kapal selam didampingi oleh Commander Jon Moretty. Rabu (30/5) bertempat di gedung Candrasa, Koarmatim, Ujung, Surabaya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Latihan bilateral antara TNI AL dan US Navy dalam Cooperation Afloat Readiness And Training (CARAT) Tahun 2012. Latihan bilateral semacam ini berlangsung mulai tanggal 30 Mei s/d 7 Juni 2012.

Beragam kegiatan dilaksanakan mulai dari simposium hingga manuver lapangan menggunakan unsur-unsur dari kedua belah pihak. Ada hal yang beda pada pelaksanaan kegiatan simposium pada Latihan Bersama (Latma) CARAT tahun ini, dimana pada tahun-tahun sebelumnya Satuan Kapal Selam Koarmatim tidak terlibat, namun pada tahun ini Satuan Kapal Selam Koarmatim mendapat tugas sebagai pelaksana Simposium Kapal Selam dengan counterpart dari COMSUBGRU 7 yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Commander Jon Moretty yang jabatan sehari-harinya sebagai DCOS Plans, Exercises and Engagement Submarine Group Seven, yang bermarkas di Yokosuka Jepang.

Komandan Satsel Koarmatim dalam sambutannya antara lain berharap, agar kegiatan Simposium ini dapat ditingkatkan ke arah kerjasama dalam hal pendidikan atau pembelajaran bagi para Perwira Kapal Selam TNI AL serta dapat terlaksananya latihan dalam bentuk manuvra di laut bagi kapal selam kedua negara.

Kegiatan Simposium dilanjutkan dengan presentasi tentang Goals and Assets of Indonesian Submarine Squadron yang disampaikan oleh Mayor Laut (P) Harry Setyawan, SE, yang sehari-harinya menjabat sebagai Palaksa KRI Nanggala-401.

Usai presentasi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Banyak hal yang ditanyakan oleh pihak US Navy sebagai bentuk kekaguman dan keingintahuan tentang Satuan Kapal Selam Koarmatim.

Pertanyaan-pertanyaan itu diantaranya tentang berapa banyak Sekolah Kapal Selam TNI AL, meluluskan berapa awak kapal selam tiap tahunnya, bagaimana pelatihan-pelatihan terhadap juru sonar, masalah mutasi awak kapal selam, gaji dan tunjangan yang didapat oleh awak kapal selam, siklus pelayaran kapal selam, dan lain-lain.

Kemudian dilanjutkan dengan Sesi berikutnya berupa presentasi dari US Navy yang disampaikan oleh perwakilan Comsubgru 7, Commander Jon Moretty dengan 4 Presentasi yaitu Introduction to Submarine Group Seven, Career Development, Water Space Managemnet dan Missions and Tactics. Presentasi dibagi dalam 2 (dua) sesi.

Ada hal yang menarik pada saat sesi diskusi yaitu, kegiatan ini ditinjau langsung oleh CTG CARAT 2012 Captain Welsch, yang juga sempat memberikan sambutan tentang bagaimana kekagumannya terhadap komunitas kapal selam di seluruh dunia.

Diakhir pelaksanaan simposium ini juga di bahas tentang rencana latihan bersama antara kapal selam kedua negara di waktu yang akan datang.

Simposium dihadiri oleh 50 peserta dari kedua belah pihak, dalam hal ini TNI AL dihadiri oleh perwakilan Satuan Kapal Selam, Satuan Kapal Eskorta, Satuan Kapal Cepat, Penerbal dan Kolat Koarmatim dan US Navy dihadiri oke perwakilan dari USS Vandegrift, P-3C Orion dan CTF 74.

Kegiatan ini diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan cindera mata Satuan Kapal Selam dan plakat CARAT 2012 kepada perwakilan dari CTF 74, Commander Jon Moretty yang diserahkan oleh Komandan Satuan Kapal Selam Koarmatim.

Sumber: Dispenarmatim

Prajurit Marinir Siap Sukseskan Latihan CARAT Indonesia-AS


(Foto: Korps Marinir)

30 Mei 2012, Surabaya: Prajurit Korps Marinir siap menyukseskan latihan bersama "CARAT" antara TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat dari jajaran "US Pasifik Command" (USPACOM) untuk meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara itu.

"Latihan CARAT merupakan latihan bilateral antara TNI AL dan US Navy yang dilaksanakan setiap tahun untuk mempererat kerja sama antara TNI AL dan US Navy serta meningkatkan keterampilan profesionalisme prajurit dalam melaksanakan operasi bersama," kata Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono saat memimpin Gelar Pasukan Latihan Bersama (Latma) CARAT 2012 di lapangan apel Resimen Kaveleri-1 Marinir Semarung, Ujung, Surabaya, Selasa sore.

Bagi prajurit TNI AL, lanjut Pangarmatim, latihan itu merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mengukur tingkat profesionalisme yang telah dicapai dan mempelajari hal-hal yang diperlukan guna meningkatkan keahlian.

"Bagi hubungan kedua negara, Indonesia dan Amerika Serikat, latihan Carat memiliki nilai strategis karena merupakan jalan untuk memelihara hubungan baik dan membangun saling pengertian (Confident Building Measure) antara kedua bangsa," katanya.

Latihan bersama bersandi "Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2012" itu berlangsung selama delapan hari mulai 30 Mei 2012 hingga 7 Juni 2012 di Markas Koarmatim Ujung, Surabaya, perairan Laut Jawa, Kabupaten Madura, dan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Dalam latihan bersama itu, Angkatan Laut Amerika Serikat datang ke Surabaya dengan tiga kapal perang, yaitu USS Germantown (LSD-42), USS Vandegrift (FFG-48), dan USCG Waesche, yang bersandar di Dermaga Jamrud Tanjung Perak, Surabaya.

Sementara itu, TNI AL sendiri akan melibatkan KRI Diponegoro-365, KRI Banjarmasin-592, KRI Sutedi Senoputra-378, pesawat Cassa, Heli Bell, dan Heli BO-105. Selain itu, TNI AL juga melibatkan Prajurit Korps Marinir dari Pasmar-1, Lantamal V, Dislambair dan Satkopaska Koarmatim. Adapun personel yang terlibat dari TNI AL mencapai 1.244 orang, sedangkan dari pihak US Navy sekitar 830 orang.

 Kegiatan latihan itu meliputi Demonstrasi Centrixs di Puslat Kaprang Kolatarmatim dan Marinir Exercise di Karang Tekok Situbondo, Simposium Milops, "Aviation", "Submarine", "Medical Subject Matter Expert Exchange" (SMEE), Intel SMEE, "Engineering" SMEE dan Simposium Navedtra.

Selain itu, beberapa pelatihan (training) yang meliputi teori dan praktek VBSS, teori dan praktek Riverine Marinir di Karang Tekok Situbondo, "Force Protection" di Pangkalan Surabaya, Aviation di Pangkalan Juanda, dan melaksanakan "Sea Phase" di Laut Jawa.

Untuk kegiatan bakti sosial akan melibatkan satu Kompi dari Batalyon Zeni-1 Marinir dan masyarakat Desa Kwanyar, Bangkalan, Madura.

Sumber: ANTARA News Jatim

Tiga Danrem Papua akan Dijabat Brigjen


(Foto: Kodam XVII)

30 Mei 2012, Jakarta: Tiga Komandan Resort Militer di wilayah teritorial Kodam XVII/Cenderawasih, Provinsi Papua pertengahan Juni 2012 akan dijabat perwira tinggi berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen).

Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erwin Syafitri di Biak, seusai dialog Selasa (29/5) malam mengakui, surat keputusan Panglima TNI tentang peningkatan status jabatan perwira tinggi bagi tiga Danrem, yakni Korem 171/Praja Vira Tama Sorong, Korem 173/Praja Vira Braja Biak serta Korem 174/Anim Ti Waninggap Merauke sudah keluar.

"Saya akan melantik tiga Danrem 15 Juni mendatang, karena itu keputusan pimpinan TNI mengenai peningkatan status komandan Korem segera dilakukan serah terima jabatan," kata Erwin Syafitri.

Ia mengatakan, pertimbangan untuk meningkatkan kepangkatan berbagai jabatan Danrem di Indonesia berpangkat Brigjen merupakan kebijakan institusi TNI yang telah dikaji sesuai kebutuhan organisasi.

Pangdam mengatakan, dengan status Danrem berpangkat Brigjen diharapkan dapat lebih baik memberikan pelayanan kepada masyarakat, membantu pemerintah dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah teritorial Korem bersangkutan.

"Sebagai Pangdam saya hanya menjalankan keputusan pimpinan TNI yang telah mengangkat tiga Brigjen menduduki pos jabatan Danrem di Biak, Merauke dan Sorong," katanya.

Menyinggung kunjungan kerja ke Polres Biak, menurut Pangdam, itu merupakan silaturahmi dalam rangka fungsi teritorial sebagai pejabat baru Panglima Kodam XVII/Cendrawasih. "Kunjungan kerja di Biak untuk meninjau markas Korem 173, Kodim, Kompi C Yonif 753/AVT serta mako Polres dan berdialog dengan prajurit," katanya didampingi Danrem Biak Kolonel (Inf) Hendri P Lubis dan Kapolres AKBP Rikho Taruna Mauruh.

Sumber: Republika

12 Penerbang Dikirim ke Brasil

31 Maret 2012, Malang: Sebanyak 23 personel TNI Angkatan Udara terdiri atas 12 penerbang tempur dan 11 teknisi diberangkatkan ke Brasil sebagai persiapan kedatangan pesawat tempur ringan Super-Tucano.

Infrastruktur di Skuadron 21 Lanud Abdurachman Saleh, Malang juga terus disempurnakan. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus mengungkapkan, ada petugas yang dikirim ke Brasil untuk masing-masing sistem dari pesawat itu, termasuk penerbang.

“ Tentu yang dikirim adalah yang qualified. Mereka untuk membawa pesawat nanti ke Indonesia,” katanya saat kunjungan di Lanud Abdurachman Saleh Malang kemarin. Azman menuturkan, mereka yang diberangkatkan akan menularkan ilmunya kepada personel lain di Tanah Air. Selain itu,Brasil juga akan mengirimkan teknisi ke Indonesia sehingga memudahkan proses penguasaan pesawat. Menurut Azman, pesawat Super-Tucano tidak serumit dengan pesawat-pesawat yang sekarang di miliki TNI Angkatan Udara di Lanud Abdurachman Saleh seperti Hercules.

“Itu (Super-Tucano) mirip dengan pesawat KT1B di Yogyakarta,”imbuhnya. Kasihar Skuadron 21 Lanud Abdurachman Saleh Mayor Tek Anton Firmansyah mengatakan, sebanyak 12 penerbang yang dulunya menerbangkan pesawat OV-10F Bronco akan diberangkatkan ke Brasil.OV-10F Bronco merupakan pesawat yang sudah grounded dan akan digantikan Super-Tucano.

Para penerbang tempur itu setelah OV-10F Bronco grounded tidak lagi berada di Skuadron 21 secara keseluruhan. “Mereka yang sudah tersebar itu dikumpulkan lagi untuk menerbangkan Super-Tucano,” ujar Anton.

Selain mempersiapkan penerbang, di Skuadron 21 juga sudah dibangun shelter baru untuk sekitar enam Super-Tucano. Ada juga bangunan yang nanti digunakan sebagai tempat simulator.Adapun hanggar juga disempurnakan.

Sumber: SINDO

Selasa, 29 Mei 2012

Pemerintah Kuncurkan Dana Pembangunan dan Perkuat Pertahanan Perbatasan


Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro (kanan), didampingi Nyonya Purnomo Yusgiantoro (kiri), dan Panglima Kosrtrad, Meyjen TNI, M. Munir (tengah), saat penyerahan Mobil Pintar di Jakarta, Selasa (22/5). Dua unit Mobil Pintar dari Kementerian Pertahanan tersebut diserahkan kepada Pangkostrad Meyjen M. Munir, untuk digunakan oleh Batalyon Kostrad di perbatasan Kalimantan Barat. (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani/ed/mes/12)

29 Mei 2012, Balikpapan, Kalimantan Timur: Pemerintah menyediakan anggaran Rp3,9 triliun membangun wilayah perbatasan darat Kalimantan-Malaysia Timur. Panjang garis perbatasan di sana hingga 2.000 kilometer dari barat ke timur. Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur berhadapan dengan Malaysia di Kalimantan berhadapan dengan dua negara bagian Malaysia, Sabah dan Sarawak.

Sekretaris Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP), Sutrisno, di Balikpapan, Selasa, menyatakan, "Anggaran untuk mengembangkan 39 kecamatan sepanjang perbatasan." Artinya, tiap kecamatan akan mendapat banyak sekali dana untuk memajukan wilayahnya. "Bagian dari tahapan pembangunan hingga 2025. Akan dibangun 187 kecamatan di 38 kabupaten di 12 provinsi. Rencana induk 2011-2014 sudah melibatkan 111 kecamatan," katanya.

Sutrisno menghadiri Rapat Koordinasi Pembangunan Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur. Rapat itu dibuka Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak. Anggaran dan perencanaan tersebut berkenaan perubahan cara pandang mengenai daerah perbatasan. Wilayah perbatasan, khususnya perbatasan darat dengan Malaysia di Kalimantan, kini dianggap sebagai beranda atau teras depan dari Republik Indonesia.

Perubahan cara pandang itu juga untuk mengimbangi pesatnya kemajuan pembangunan kota-kota negara tetangga tersebut yang letaknya tidak jauh dari kota-kota Indonesia, yang umumnya tertinggal. Pembangunan infrastruktur juga akan dibarengi pembangunan pada sektor energi, pendidikan dan kesehatan untuk membuka isolasi.

Bukan cuma pada aspek keseharian, karena TNI-AD berambisi menempatkan batalion-batalion kavaleri berat di garis perbatasan. Tank Leopard seberat 75 ton perunit akan dioperasikan di hutan belantara tropis bertanah gambut Kalimantan, dan berpangkalan di Bulungan, Kalimantan Timur. Masih didukung skuadron helikopter serbu AH-64 Super Cobra dengan berbagai peluru kendali dan roketnya.

Sumber: ANTARA News

TNI AU Operasikan Simulator Helikopter Super Puma Produksi Lokal

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat dan Komandan Wing 4 Pangkalan Udara Atang Sendjaya Kolonel Pnb Eding Sungkana menjajal simulator helikopter Super Puma NAS 332 di Kompleks Pangkalan Udara Atang Sendjaya, Bogor, Kamis (29/9). (Foto: ANTARA/DispenAU-Eko ES/HO/ed/pd/11)

29 Mei 2012, Bogor: Asisten Operasi (Asops) Kasau Marsekal Muda TNI R. Agus Munandar, pukul 07.30 WIB, tiba di Mako Wing 4 Lanud Atang Sendjaja, Senin (28/5), diterima langsung oleh Komandan Lanud Atang Sendjaja (ATS) Marsekal Pertama TNI Tabri Santoso, S.IP. Asops Kasau melaksanakan kunjungan kerja ke fasilitas Simulator didampingi oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Elektro Mabesau Marsekal Pertama TNI Sumardjo beserta Staf.

Sebelum meninjau fasilitas dimaksud Asops Kasau beserta Staf terlebih dahulu mendapat paparan dari beberapa mitra kerja yang selama ini mulai dari awal membangun fasilitas simulator pesawat Super Puma Nas 332 yang merupakan produk anak bangsa.

Pihak PT. Multi Karisma Perkasa dalam paparannya menyampaikan, bahwa simulator ini merupakan kebanggaan anak bangsa, karena murni hasil karya Indonesia, sedangkan untuk perawatan nantinya tetap merupakan tanggung jawab pihak mitra, sedangkan rekomponen sampai pada 15 tahun ke depan masih di jamin oleh pihak mitra.

Usai acara paparan, Asops Kasau beserta pejabat lainnya melaksanakan uji terbang pesawat simulator dengan rute yang di lewati Atang Sendjaja-Halim Perdanakusumah-Atang Sendjaja dan Atang Sendjaja-Mabesau-Atang Sendjaja dengan melewati berbagai cuaca, kecepatan angin, dan mencoba pendaratan darurat.

Disampaikan pihak PT Multi Karisma Perkasa, Sembilan puluh persen kondisi simulator ini telah tercapai hingga saat ini, diharapkan nantinya pada saat penyerahan secara fisik ke Wing 04 Lanud Atang Sendjaja dalam hal ini TNI AU benar-benar kondisinya siap opersional seratus persen.

Sumber: TNI

Indonesia Siap Produksi Pesawat Tempur



29 Mei 2012, Jakarta: Ini kabar membanggakan dari industri alat utama sistem persenjataan Indonesia. Para insinyur Indonesia sedang menyiapkan jet tempur baru. Kualitas pesawat ini diharapkan mampu menandingi jet dari Rusia Sukhoi Mk 2.

Teknisi putra bangsa bekerja bersama dalam proyek yang disebut jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang dilakukan bersama Korea Selatan. "Perkembangannya sangat bagus," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin kemarin (28/05).

Sepanjang 2012 ini, para teknisi diharapkan bisa menguasai pengembangan teknis pesawat KFX. Sampai sekarang, pengembangan teknis sudah berjalan sesuai rencana. "Kita harapkan prototipe pesawat tuntas pada tahun depan," katanya.

Delegasi Komite Kerja Sama Industri Pertahanan Korea Selatan juga sudah berkunjung ke Indonesia pekan lalu. Menurut Hartind, pihak Korsel sangat puas dengan kinerja insinyur Indonesia.

Tahun depan, para teknisi harus sudah beralih pada pencapaian berikutnya, yakni pengembangan mesin dan manufaktur. Diharapkan, pada tahap ini sudah bisa dibuat enam buah prototipe pesawat KFX.

Menurutnya, teknisi dari Indonesia dalam alih teknologi KFX/IFX ini bisa mengimbangi para teknisi dari Korea Selatan yang notabene adalah negara perancang pesawat itu.

"Awalnya sulit bagi teknisi kita. Tapi, saat ini mereka sudah bisa mengimbangi," ujarnya. Sekitar tujuh bulan lalu, Kemhan telah mengirimkan 37 teknisi untuk tahap awal proses alih teknologi. Mereka terdiri atas enam pilot pesawat tempur TNI AU, tiga orang dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan, 24 teknisi dari PT Dirgantara Indonesia, dan empat dosen teknik penerbangan dari Institut Teknologi Bandung.

Mantan Atase Pertahanan KBRI Malaysia ini mengatakan, untuk pengiriman para teknisi selanjutnya, Kemhan akan mempersiapkan sarana dan prasana, sumber daya manusia, serta manajemen yang baik.

"Biasanya kita akan meminta kepada pihak Korea, pengembangan apa yang bisa dilakukan lebih awal. Kita berupaya melengkapi sesuai dengan keinginan mereka agar alih teknologi berjalan sebaik-baiknya," katanya.

Kemhan berkomitmen, alih teknologi ini tidak hanya fokus pada hasil, tetapi pada proses. Hal ini dinilai penting agar proses alih teknologi benar-benar berjalan sempurna dan Indonesia bisa segera mampu membuat jet tempur sendiri.

Rencananya, proyek KFX/IFX ini akan berlangsung hingga 2020 dengan jumlah pesawat yang akan dibuat adalah 150 unit senilai USD 8 miliar. Sementara Indonesia akan mendapatkan sebanyak 50 unit dengan anggaran sebesar USD 1,6 miliar.

"Jika lancar semua, ini adalah pesawat jet tempur pertama yang dibuat oleh ilmuwan Indonesia," katanya.

Sumber: JPNN

Kapal Perang AS Merapat, Kapal Niaga Antre


Dua kapal perang milik Amerika Serikat, USS Vandergrift (kanan) dan USGC Waesche (kiri) ketika bersandar di Dermaga Jamrud Utara, Surabaya, Jatim, Selasa (29/5). Kedatangan dua kapal tersebut dalam rangka untuk mengikuti Latihan Bersama (Latma) TNI AL dengan US Pasific Command (USPACOM) bersandikan Cooperation Afloat Readiness And Training (CARAT) 2012. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/ss/mes/12)

SURABAYA, KOMPAS.com - Tiga unit kapal perang Amerika Serikat (AS) masing-masing US CG WAESCHE, US Navy USS Vandegrift FFG-48, dan kapal USS GPN LSD 42 dengan 831 personel merapat ke terminal Jamrud utara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Selasa (29/5/2012) sore.

Kedatangan mereka menghentikan sementara aktivitas puluhan kapal niaga yang akan sandar maupun bongkar muat. Setidaknya terdapat 15 kapal niaga yang terpaksa antre sejak kemarin sore, karena menurut Kepala Humas PT Pelindo III, Edi Priyanto, di area terminal Jamrud utara sudah mulai berdatangan kapal pendukung sehingga area tersebut sudah tertutup untuk umum.

"Kapal AS akan sandar hingga 7 Juni mendatang. Namun pada 3-5 Juni nanti kapal perang Amerika akan berlayar ke tempat lain, sehingga kapal niaga dan kapal penumpang dapat sandar seperti biasa," jelasnya.

Tapi pada 6-7 Juni nanti, Jamrud Utara kembali disterilkan karena 3 kapal itu kembali berlabuh di Jamrud Utara. Keputusan tersebut dianggapnya cukup lunak, karena sebelumnya pihak Amerika ingin pelabuhan dikosongkan hingga 10 hari ke depan sejak menjelang kedatangan.

Kedatangan kapal perang AS tidak sepenuhnya menghentikan aktivitas kapal niaga. Terminal nanti hanya akan dapat disandari satu kapal niaga dan tiga kapal penumpang, Sebab panjang dermaganya hanya 1,2 kilometer dan 120 meter sedang tak bisa digunakan karena ada pengerjaan penguatan dermaga. "Untuk itu kami menata ulang kembali jadwal sandar kapal, dan menekan perusahaan bongkar muat untuk mempercepat pekerjaannya," tambahnya.

Sebelumnya, kedatangan kapal perang AS itu sempat ditolak oleh kalangan pengusaha pelabuhan Tanjung Perak Surabaya karena akan mengganggu aktivitas kapal niaga. Dari perhitungan kasar, kerugian logistik dari terhambatnya arus bongkar muat barang bisa mencapai 4,5 juta dolar AS dan menimbulkan dampak biaya ekonomi tinggi. 

sumber : Kompas

PAL Indonesia Siapkan 150 Teknisi Ahli Untuk Belajar Di Korsel & Belanda


Pembuatan Kapal PKR dari Belanda dan Kapal Selam dari Korea ditargetkan selesai 2016, setelah itu PT PAL akan membuat unit lainnya (photo : Schelde)
SURABAYA: PT PAL Indonesia (Persero) menyiapkan 150 teknisi ahli perkapalan untuk alih teknologi produksi kapal selam di Korea Selatan dan kapal perusak kawal rudal (PKR) di Belanda, menyusul dibuatnya kapal perang pesanan Kementerian Pertahanan di dua negara itu.
Proses alih teknologi itu merupakan persiapan untuk membuat sendiri kapal selam pada beberapa tahun mendatang, suatu upaya kemandirian industri pertahanan di dalam negeri.
Direktur Utama PT PAL Indonesia Muhamad Firmansyah Arifin mengatakan BUMN tersebut selama ini telah banyak memproduksi berbagai jenis kapal perang untuk memenuhi kebutuhan TNI AL seperti kapal patroli cepat, landing platform dock (LPD), kapal cepat rudal (KCR), landing craft utility (LCU), landing craft vehicle personal (LCVP).
Namun, lanjutnya,  sejauh ini PAL belum menguasai teknologi pembuatan kapal selam, karena membutuhkan ilmu tinggi serta kesiapan SDM yang memiliki kemampuan dalam menerima alih teknologi kapal perang tersebut.
“Kami akan menyiapkan 300 teknisi untuk diseleksi menjadi 150 orang guna dikirim ke Korea Selatan dalam keperluan alih teknologi pembuatan kapal selam.  Dijadwalkan penyeleksian itu rampung pada 2013,” ujarnya saat mendampingi Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Selasa, 29 Mei 2012.
Kunjungan tersebut dimaksudkan melihat pelaksanaan produksi  sejumlah kapal perang pesanan TNI AL di PAL Indonesia seperti 3 unit KCR, 2 unit kapal tunda 2400 HP dan 4 unit LCU. Turut hadir dalam kunjungan tersebut Wakil Kepala Staf TNI AL Laksdya TNI Marsetio dan Irjen Kementerian Pertahanan Laksdya TNI Sumartono.
Sjafrie mengatakan PAL harus menyiapkan diri menjadi bagian dari industri pertahanan yang mampu memproduksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) berteknologi tinggi, melalui proses alih teknologi dari negara lain.
Menurut dia, Kementerian Pertahanan tengah melakukan pengadaan 2 unit kapal perusak kawal rudal (PKR) yang dibuat di Belanda. Selain itu, 3 unit kapal selam, diantaranya 2 unit dibuat di Korea Selatan.
Dalam kontrak pembuatan kapal perang di dua negara itu disepakati kerja sama alih teknologi kepada kalangan teknisi ahli kapal perang asal Indonesia.
“Pembuatan PKR di Belanda ditargetkan dapat dirampungkan pada 2016 mendatang,” ujarnya.
Dalam waktu sama, diharapkan pembuatan kapal selam di Korea pun dapat rampung, kemudian akan dibuat di dalam negeri. Dana yang disiapkan untuk pengadaan kapal perang berteknologi tinggi itu disebutkan Rp150 triliun.
Muhamad Firmansyah menyatakan kesiapannya menjadi lead inte_rwtor [bersama BUMN lain] untuk pembangunan alutsista, dengan menyiapkan fasilitas bengkel terintegrasi.
“Kami memiliki 2 graving dock, 2 floating dock dan shiplift sekaligus memiliki divisi desain yang merancang kapal-kapal perang,” paparnya.(bas)

Menhan RI Hadiri Pertemuan ADMM ke 6 di Kamboja


Phnom Penh, Kamboja - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro bersama dengan para Menteri Pertahanan se-ASEAN, Selasa (29/5) menghadiri ASEAN Defense Ministers' Meeting (ADMM) di  Phnom Penh, Kamboja. ADMM merupakan pertemuan para menteri pertahanan se-ASEAN guna membahas dan mengadopsi langkah-langkah dan mekanisme dalam meningkatkan kerjasama pertahanan dan keamanan diantara negara-negara ASEAN.
ADDM dilaksanakan setiap tahun dan merupakan mekanisme pertemuan pertahanan tingkat tinggi organisasi ASEAN dalam rangka mendukung program ASEAN Community 2015. Negara peserta ADMM antara lain : Brunai Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar,  Phiilipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Wamenhan : PT. PAL Harus Menyiapkan Diri Untuk ToT


Surabaya, DMC - Dengan menggeliatnya industri pertahanan dalam negeri saat ini, PT PAL Indonesia (Persero) untuk jangka waktu menengah harus menyiapkan diri  agar dapat melakukan Transfer of Technology (ToT), sehingga tercipta kemandirian industri pertahanan khususnya bidang kemaritiman.
Hal tersebut disampaikan  Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di sela-sela kunjungan ke PT. PAL Indonesia (Persero), Selasa (29/5) di Surabaya setelah sehari sebelumnya mengunjungi Pulau Nipa dan PT Palindo Marine Shipyard di Batam, Senin (28/5).
Transfer of Technology  dimaksud kata  Wamenhan  menjelaskan, terkait dengan adanya pencapaian target bahwa PT. PAL Indonesia (Persero)  harus mampu membangun kapal perang jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) dan kapal selam untuk TNI AL.“PT.  PAL harus menyiapkan teknisi-teknisi yang professional sejak dini. Pemerintah juga akan mensupport dan  mengirimkan teknisi-teknisi handal ke Belanda dan Korea Selatan “ Ungkap Wamenhan.

Diplomasi parlemen bentuk grup persahabatan RI- Jerman


ILUSTRASI (ANTARA News/Lukisatrio)
London (ANTARA News) - Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI menjajaki pembentukan kemitraan antar Parlemen Indonesia dan Jerman serta mengetahui lebih lanjut kebijakan Jerman di bidang energi terbarukan.


Hal itu terungkap dalam kunjungan kerja ke GKSB DPR RI ke Jerman dengan rombongan  yang dipimpin Ir. H. Atte Sugandi Aboel, MM dan tujuh anggota terdiri dari anggota Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, dan Partai Keadilan Sejahtera. 

Delegasi GKSB DPR RI mengadakan pertemuan dengan Komite Luar Negeri Parlemen Jerman, ASEAN Parliamentary Group Parlemen Jerman, anggota Parlemen Jerman dari Partai Liberal Mr. Patrick Kurth, MdB, Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ), Badan Kerjasama Internasional (GIZ) dan perwakilan Kfw Banking Group, serta melakukan peninjauan ke pusat pengembangan teknologi energi surya di Adlershof, Berlin.

Pada pertemuan dengan Komite Luar Negeri Parlemen Jerman, delegasi diterima Ruprecht Polenz, MdB selaku Ketua Komite Luar Negeri. 

Delegasi GKSB DPR RI mengajak Parlemen Jerman untuk membentuk Grup Persahabatan Indonesia-Jerman sebagai second-track diplomacy yang akan turut mendukung peningkatan kerjasama bilateral. 

Lebih lanjut disampaikan pula bahwa Indonesia menantikan kunjungan Kanselir Jerman, Dr. Angela Merkel, ke Indonesia pada bulan Juli 2012. 

Dalam kaitan ini pula, DPR RI bermaksud mengadakan seminar yang membahas perkembangan kerjasama kedua negara yang telah berlangsung selama 60 tahun. 

Pertemuan ini menyinggung pula perkembangan demokratisasi di kawasan Timur Tengah. Jerman mengharapkan Indonesia dapat turut berkontribusi pada upaya demokratisasi di kawasan tersebut.

Delegasi GKSB DPR RI juga bertemu Ketua ASEAN Parliamentary Group Parlemen Jerman, Thomas Gambke, yang menyambut rencana pembentukan Grup Persahabatan antara parlemen Indonesia dan Jerman serta Bilateral Advisory Group yang melibatkan tokoh-tokoh kedua negara baik politisi, anggota parlemen, pengusaha dan sebagainya. 

Gambke menyampaikan rasa kagumnya terhadap Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar yang demokratis dan modern. 

Ditambahkan pula peran aktif Indonesia di kawasan Asia Tenggara sangat penting dalam menjaga stabilitas keamanan regional dan memiliki potensi besar dalam membantu proses penyelesaian konflik di kawasan.

Delegasi GKSB DPR RI juga berkesempatan bertatap muka dengan anggota Parlemen dari Partai Liberal (FDP), Patrick Kurth, yang didampingi Head of Asia Department, Friedrich Naumann Foundation for Freedom (FNS), Moritz Kleine-Brockhoff. 

Delegasi GKSB DPR RI bermaksud mengetahui lebih jauh mengenai manajemen partai politik di Jerman sehingga menjadi parpol modern dan mendapatkan dukungan yang luas dari rakyat, dan strategi Partai Liberal dalam mengatur hubungan dan dinamika di dalam koalisi. 

Kurtz menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang erat antara parpol dengan yayaan politik (Stiftung) sebagaimana hubungan antara Partai Liberal dengan yayasan FNS. 

Di Jerman, yayasan politik merupakan saran untuk memberikan pendidikan politik bagi rakyat. Dalam hal ini, terbuka kemungkinan diselenggarakannya pelatihan oleh FNS bagi para anggota DPR RI untuk mempelajari manajemen partai politik di Jerman. 

Pertemuan ini membahas pula peranan Indonesia di ASEAN terutama dalam mencapai terbentuknya ASEAN Community 2015. Jerman mengharapkan Indonesia dapat terus memainkan peran sentral dalam memajukan kerjasama ASEAN.

Pertemuan di Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) membahas status kerjasama pembangunan bilateral yang telah berlangsung sejak tahun 1961 yang jumlah totalnya sudah mencapai 3,44 milyar euro. 

Kerjasama pembangunan dilaksanakan di 3 area prioritas yaitu perubahan iklim, pengembangan sektor swasta, dan good governance dan desentralisasi. Delegasi GKSB DPR RI mengharapkan dukungan Jerman dalam kerjasama pembangunan di masa depan dapat diperluas dengan mencakup pula area pendidikan, pengembangan usaha kecil dan menengah, kesehatan dan manajemen bencana.

Kunjungan kerja delegasi GKSB DPR RI di Berlin diakhiri dengan peninjauan ke industri solar-cell di kawasan Adlershof-Berlin dan melihat proses pembuatan panel photovoltaics. 

Jerman saat ini semakin meningkatkan penggunaan energi terbarukan terutama untuk menggantikan sumber energi nuklir. 

Selain mengembangkan teknologi energi surya, Jerman merupakan negara terdepan di Eropa yang mempromosikan energi angin, energi air, geothermal sebagai sumber energi terbarukan. 

Sebelumnya, dalam acara tatap muka antara delegasi GKSB DPR RI dengan Dubes RI Berlin, Dr. Eddy Pratomo, Staf KBRI Berlin dan Dharma Wanita KBRI Berlin, pimpinan delegasi menyampaikan DPR RI bermaksud meningkatkan kerjasama antar parlemen yang lebih erat dengan Parlemen Jerman (Bundestag) melalui pembentukan Grup Persahabatan Indonesia-Jerman. 

Dalam usia hubungan bilateral yang mencapai 60 tahun, pembentukan kerjasama antar parlemen memiliki momentum yang tepat dan berkontribusi untuk mendukung Pemerintah kedua negara dalam menindaklanjuti lima prioritas kerjasama kunjungan Presiden Christian Wulff ke Indonesia di tahun 2011. 

Dubes RI Berlin, Dr. Eddy Pratomo, mengatakan Indonesia dan Jerman sepakat membentuk Kemitraan yang mencakup berbagai bidang kerja sama, termasuk kemitraan antar Parlemen kedua negara. 

Menurut rencana dokumen Kemitraan ini akan diluncurkan saat kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Indonesia pada pertengahan tahun 2012. 
(ZG)

KRI Sultan Hasanuddin-366 Singgah di Colombo



29 Mei 2012, Surabaya: Setelah berlayar mengarungi ganasnya Samudera Hindia selama tiga hari dari Belawan, KRI Sultan Hasanuddin (SHN) -366 dari jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkor Koarmatim) yang membawa Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL tiba di Colombo, Sri Lanka, belum lama ini, Rabu (23/5).

KRI SHN-366 disambut dengan merplug prajurit Angkatan Laut Sri Lanka. Sebelum merapat di dermaga, KRI SHN-366 disambut oleh dua kapal perang Angkatan Laut Sri Lanka yaitu Fast Atack Craft Dvora Class P-417 dan P-424. Dua kapal tersebut sempat menunjukkan kemahirannya dengan melakukan manuvra-manuvra taktis yang sangat menarik.

Kedatangan KRI SHN-366 disambut Staf Atase Pertahanan (Athan) Indonesia di Sri Lanka Mayor Inf Edward dan Commander of Colombo Naval Headquarters LCDR Paranavitana dan stafnya dengan berkunjung ke KRI SHN-366.

Kunjungan kedua pejabat tersebut disambut dengan akrab oleh Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D Letkol Laut (P) Dato Rusman SN di Lounge Room Perwira dan dilanjutkan makan malam. Pada keesokan harinya, Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D melakukan courtesy call ke Commander of Western Fleet Command Sri Lanka Navy Rear Admiral DS. Udawaththa di Colombo.

Kedatangan Komandan Satgas disambut dengan hangat dan penuh keakraban di ruang kerja Panglima Armada Barat Angkatan Laut Srilanka ini, Selanjutnya acara diakhiri tukar menukar cindera mata dan foto bersama.

Kunjungan kemudian dilanjutkan ke Kedutaan Besar RI untuk Srilanka yang beralamat di 400/50 Sarana Road Colombo-7, Sri Lanka. Kedatangan Dan Satgas diterima oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Bpk. Abert Abdi dan staf dari Athan Mayor Inf Edward dan Bpk. Zulkifli. Pada kesempatan tersebut, Dan Satgas diajak berkeliling untuk melihat lebih dekat lingkungan Kedubes RI. Areal Kedubes RI kurang lebih 1,5 hektar ini nampak asri, ditanami pohon dan tanaman seperti di Indonesia, antara lain pohon nangka, pisang, rambutan, kelapa dan lain-lain. Disini juga mempunyai koleksi gamelan jawa dan lukisan-lukisan bernuansa pewayangan. Kunjungan diakhiri dengan penyerahan cindera mata dari Komandan Satgas kepada KUAI dan dilanjutkan makan siang bersama.

Pada hari yang sama, KRI SHN-366 mendapat kunjungan dari personel Sri Lanka Navy. Prajurit Angkatan Laut Sri Lanka tersebut berjumlah 50 orang terdiri dari 5 perwira dan bintara serta tamtama, baik yang bertugas di kapal perang maupun bertugas di staf. Mereka berkeliling melihat dari dekat mengenai peralatan dan persenjataan KRI Sultan Hasanuddin-366 dengan didampingi perwira KRI SHN-366.

Setelah bersandar di Colombo selama 2 hari untuk melaksanakan bekal ulang logistik, pada hari Jum’at 25 Mei 2012 KRI Sultan Hasanuddin-366 bertolak menuju persinggahan berikutnya yaitu Salalah, Oman.

Keberangkatan KRI Sultan Hasanuddin-366 dilepas oleh KUAI Bpk.Albert Abdi dan beberapa staf Kedubes dan Athan. Waktu yang ditempuh menuju Salalah kurang lebih 4 hari 6 jam dengan kecepatan rata-rata 17 knot.

Sumber: Dispenarmatim

Senin, 28 Mei 2012

Wamenhan RI Kunjungi Pulau Nipa di Batam


(Foto: djkn.depkeu.go.id)

28 Mei 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin berkunjung ke Pulau Nipa di Provinsi Kepulauan Riau, Senin, untuk mengetahui infrastruktur yang telah dikembangkan, khususnya dalam kebijakan pertahanan mendukung ekonomi (defence supporting economy).

Kepala Pusat Komunikasi dan Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin ketika dihubungi di Jakarta Senin mengatakan, kunjungan ke Pulau Nipa kali ini merupakan rangkaian kunjungan kerja Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin selama dua hari ke Batam dan Surabaya.

Selain kunjungan ke Pulau Nipa, kata dia, selama di Batam Wamenhan dan rombongan juga menyempatkan diri melakukan peninjauan ke perusahaan galangan kapal di Batam yaitu PT Palindo Marine Shipyard dan di Surabaya Wamenhan dijadwalkan akan mengunjungi PT PAL Indonesia (Persero), pada Selasa (29/5).

Kunjungan Wamenhan ke Pulau Nipa, kata Kapuskom Publik Kemhan, merupakan rangkaian kegiatan observasi untuk mengetahui sejauhmana infrastruktur yang telah dikembangkan maupun pembangunan Pulau Nipa sebagai bagian dari kebijakan pemerintah khususnya kebijakan pertahanan mendukung ekonomi.

"Hal ini mengingat pemerintah telah menetapkan kebijakan bahwa pembangunan Pulau Nipa menjadi prototipe atau model untuk pulau-pulau terluar lainnya yang memiliki potensi. Ini tidak hanya untuk kepentingan kedaulatan pertahanan dan keamanan negara tetapi juga untuk menunjukan kedaulatan ekonomi nasional," kata Hartind.

Terlebih, lanjut dia, pemerintah melalui Kemhan sudah menargetkan dalam dua tahun ke depan, bahwa Pulau Nipa sudah menjadi kawasan yang melambangkan "defence supporting economy".

Oleh karena itu, Kemhan berkepentingan untuk segera memformulasikan suatu rujukan dalam bentuk prototipe model bagaimana mengelola pulau-pulau terluar ini agar dapat mendukung pertahanan serta diharapkan pada tahun 2014 Pulau Nipa sudah hijau dan infrastruktur pertahanan maupun ekonomi sudah terbangun.

Sedangkan kunjungan di PT Palindo Marine Shipyard dan PT PAL Indonesia (Persero), tambah Hartind, lebih difokuskan pada pengawasan produksi sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) yang tengah dibangun di kedua perusahaan galangan kapal tersebut sebagai salah satu program modernisasi alutsista.

Dalam kunjungannya itu, Wamenhan didampingi oleh Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksdya TNI Marsetio dan Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo serta sejumlah pejabat Kemhan, Mabes TNI dan Angkatan.

Sumber: ANTARA News

Kedatangan Kapal Perang Amerika Serikat Tertunda

Frigate USS Vandegrift (FFG 48). (Foto: U.S. Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class Chantel M. Clayton)

29 Mei 2012, Surabaya: Kedatangan kapal perang Amerika Serikat tertunda beberapa jam dari jadwal karena alasan teknis di Dermaga Jamrud Utara hingga di luar jadwal yang ditentukan semula. Humas PT Pelindo III (Persero), Edi Priyanto, menjelaskan, kedatangan kapal perang AS yaitu "US Ship Vandergrift" dan "USGC Waesche" yang semula dijadwalkan sandar pada 29 Mei 2012 pukul 10.00 WIB menjadi pukul 16.00 WIB. "Sedangkan satu kapal yakni `US Ship Germantown` diperkirakan sandar pada tanggal 30 Mei 2012," katanya di Surabaya, Senin malam.

Menurut dia, pada hari ini sudah masuk sejumlah kapal yang mengangkut beragam pembekalannya, antara lain kapal BG Glenn Horizon, BG Glenn Cangi, dan MT Glenn Energi. "Kapal tersebut membawa berbagai peralatan pendukung seperti fender/karet, tangga akomodasi, drum untuk `barrier`, satu unit truk sampah," ujarnya.

Selain itu, hari ini juga telah dilakukan upaya sterilisasi lokasi. Apalagi ketiga kapal tersebut rencananya menempati posisi di Dermaga Jamrud Utara dengan total panjang hingga 353 meter. "Total panjang di Dermaga Jamrud Utara sendiri mencapai 1,2 kilometer," tukas dia.

Edi menambahkan, dari ukuran panjang tersebut, alokasi untuk kapal penumpang sepanjang 500 meter. Kemudian angka itu dikurangi dengan adanya perbaikan untuk penguatan dermaga sepanjang 120 meter. "Oleh karena itu, hanya ada 235 meter di sepanjang Dermaga Jamrud Utara yang bisa digunakan untuk bersandar kapal komersial," katanya.

Di sisi lain, ia mengemukakan, kedatangan tiga kapal perang AS tersebut memberikan kekhawatiran tersendiri bagi pelaku ekonomi di Jawa Timur karena ada 15 unit kapal yang terdampak dan harus antre untuk sandar di Dermaga Jamrud Utara.

"15 unit kapal itu antara lain KM Aya, MV Team Progress, MV Han Splendor, MV Lan Ha, MV Golden Princess, MV Fareast Glory, MV Thigayu, MV Acacia, MV Taikli, BG Luna Mulia, MV Pos Ametrin, Zeus, MV Ocean Friends, MV Woohyun Haemil, dan MV Bao Ying," tuturnya.

Untuk menjaga keamanan di Dermaga Jamrud Utara, lanjut dia, selama kedatangan tiga kapal AS tersebut seluruh pihak yang terkait diharapkan dapat mengkondisikannya hal tersebut termasuk pandu, tunda, tambat dan "Port Security".

Sumber: ANTARA News