Selasa, 05 Maret 2013

Tentara Sulu penggal polisi Malaysia



Sabah (MI) : Penduduk Kampung Simunul, Negara Bagian Sabah, Malaysia, mendengar kabar salah satu dari enam polisi Malaysia telah dipenggal kepalanya dan dua lainnya disiksa dalam penyergapan oleh tentara Sulu Sabtu malam pekan lalu. 

"Sangat menakutkan, sangat kejam," kata seorang nelayan bernama Azmi yang tinggal di Lorong 5 Kampung Simunul, seperti dilansir situs asiaone.com, Selasa (5/3).
"Kami sudah tinggal di sini lebih dari 50 tahun. Mereka orang jahat," kata seorang warga perempuan.
Warga kampung lain mendengar salah satu tentara Sulu merekam aksi pemenggalan kepala itu menggunakan telepon selulernya dan mengirimkan rekaman video itu ke polisi Malaysia.
Pejabat wilayah Semporna Abdul Mohd Abdul Kadir mengatakan tindakan tentara Sulu sudah seperti kaum barbar yang balas dendam. "Ini sudah budaya mereka," kata dia.
Kemarin polisi Malaysia juga bergegas menuju Kampung Salimbaangan, tak jauh dari Simunul, dan bentrokan senjata terjadi di wilayah itu. Seorang penduduk desa mengaku tembakan terdengar sekitar pukul 15.30 waktu setempat. "Kejadian itu membuat warga Kampung mengungsi," kata penduduk itu.
Kabar pemenggalan kepala dan penyiksaan tentara Sulu terhadap polisi Malaysia itu hingga kini belum bisa dipastikan. Tim polisi Malaysia berjumlah 56 orang Sabtu lalu mengecek adanya simpatisan tentara Sulu yang menyimpan senjata di salah satu rumah penduduk desa.
Sumber polisi mengatakan sekitar pukul 19.00 ketika pasukan polisi mendekati rumah yang mereka tuju, tentara Sulu melepaskan tembakan. Sedikitnya 19 polisi terjebak selama dua hari hingga pukul 18.30 Ahad.
Kelompok bersenjata Sulu asal kepulauan Filipina datang ke Sabah menggunakan kapal pada 12 Februari lalu. Mereka berusaha mengklaim kembali wilayah itu.




Sumber : Merdeka

Test Flight Dua Sukhoi Berlangsung Sukses


sukhoi-sub
MAKASSAR-(IDB) : Test Flight  dua  Pesawat Tempur Sukhoi SU-30 MK2  TX-3002  dan TX-3001 yang dilaksanakan Senin (4/3)  dan Selasa  (5/3) oleh Pilot Test Alexander Demchenko dan Pavel dari Rusia berjalan lancar dan sukses,   pesawat tempur canggih  yang  tiba  beberapa  hari yang lalu  di Lanud Sultan Hasanuddin  tersebut  sebelumnya menjalani perakitan selama satu Minggu  di Skadron Teknik  044 oleh Tim Teknisi dari Rusia yang dibantu Teknisi dari Skadron Teknik 044 Lanud Sultan Hasanuddin.

Sebelum pelaksanaan test flight  dua pesawat tempur  Sukhoi SU-MK2 yang diparkir di Shelter Skadron Udara 11 Wing  5 yang dilaksanakan selama dua hari   tersebut diawali dengan  briefing penerbangan dipimpin oleh Kepala Dinas Operasi Lanud Sultan Hasanuddin Letkol Pnb Widyargo Ikoputra, S.E, Pilot Test Flight dari Rusia Mr. Alexander Demchenko, Komandan Skadron Udara 11,  Petugas PLLU dan Meteo Lanud Sultan Hasanuddin serta  Petugas dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Test Flight  dua pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 yang   memperkuat  Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin  dilaksanakan di area udara Makassar dan sekitarnya,  yang disaksikan Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Barhim dan beberapa Pejabat dari Mabes TNI Angkatan Udara, Koopsau II serta Lanud Sultan Hasanuddin.





Sumber : Poskota

Senin, 04 Maret 2013

Jet tempur Malaysia gempur tentara Sulu Filipina


Jet tempur Malaysia gempur tentara Sulu Filipina
Kuala Lumpur (MI) : Pemerintah Malaysia mengerahkan armada jet tempur untuk menggempur kelompok bersenjata Filipina di Desa Tanduo, Negara Bagian Sabah. Pertempuran dalam beberapa hari terakhir itu telah menewaskan sedikitnya 27 orang.

Perdana Menteri Najib Razak mengatakan pemerintahnya tidak punya pilihan selain menumpas habis musuh yang mengancam keamanan negara. 
"Pemerintah harus mengambil tindakan untuk mempertahankan harkat dan martabat bangsa," kata Najib, seperti dilansir the Australian, Selasa (5/3).
Setidaknya dua pesawat jet tempur tampak mengudara di atas wilayah itu Tanduo. 
"Ada serangkaian ledakan di Tanduo. Suara bom berlangsung sekitar setengah jam," kata seorang wartawan Malaysia.
Jurnalis AFP juga melihat polisi Malaysia memblokir jalan sepanjang 30 kilometer dari lokasi penyerangan. Helikopter militer juga meraung-raung menuju Tanduo. Enam ambulans terlihat bergegas menuju wilayah serangan.
Tiga truk militer mengangkut puluhan tentara Malaysia tampak sedang menuju Tanduo.
Kelompok bersenjata asal kepulauan Filipina itu bertahan di Desa Tanduo sejak mereka tiba dengan kapal pada 12 Februari lalu.
Juru bicara Presiden Filipina Benigno Aquino mengatakan Manila telah melakukan segala upaya untuk mencegah kekerasan di Sabah. Namun pejuang pengikut pemimpin Islam Jamalul Kiram III, 74 tahun, itu tak bisa dicegah.
"Kami telah mengupayakan semuanya untuk mengakhiri konflik, tapi mereka tetap mengikuti cara Kiram," kata juru bicara bernama Ricky Carandang.
Bentrokan senjata Jumat pekan lalu menewaskan 12 warga Filipina dan dua polisi Malaysia.
Konflik bersenjata bermula saat kesultanan Sulu tersebar di beberapa pulau Filipina Selatan dipimpin oleh Agbimuddin Kiram, adik sultan Sulu Jamalul Kiram III. Mereka mengklaim Malaysia mengontrak wilayah Sabah sejak 1963 dan dibayarkan ke Sulu saban tahun.


Sumber : Merdeka

TNI Tangkap Empat Anggota TPN-OPM

TNI Tangkap Empat Anggota TPN-OPM
Helikopter TNI yang ditembak di Sinka, Puncak, Papua [istimewa]

Dari data yang diperoleh SP, sebanyak empat  anggota yang ditangkap ini dari kelompok Richard Hans Yoweni,  yang beropersi di wilayah  Mamta,  Papua.

Mereka ditangkap di daerah Kampung Yamna Distrik Pantai Timur. Keempat anggota TPN-OPM tersebut yaitu   Suleman Teno (35), Ishak Demetouw (54), Nico Sosomar (42) tahun  dan berpangkat Mayor dalam TPN OPM, serta  Daniel Nerotouw (29).

Mereka ditangkap usai mengunjungi keluarganya di daerah Kampung Nengke 2,  Distrik Pantai Timur Barat. 


Dalam penangkapan tersebut juga disita satu buah kartu anggota TPN OPM milik Nico Sosomar, tiga  unit handphone,  dua  buah pisau lipat, satu  dompet, satu buah bed bergambar bendera Papua, obat-obatan,  satu buah lampu malam, satu  buah ransel kecil, satu sisir, dua unit motor,  uang sebesar Rp. 20.500.000. 

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel Infanteri Jansen Simanjuntak saat dikonfirmasi, Selasa (5/3) pagi, membenarkan ada penanangkapan terhadap 4 orang tersebut.

“Penangkapan dilakukan oleh anggota Pos Takar Nengke Satgas Pamrahwan Yonif-755/Yalet, setelah mendapat informasi dari warga masyarakat yang merasa resah atas aktivitas kelompok ini,” ujarnya. [154
]
 (SP)

Presiden - Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya

Presiden SBY dalam kunjungannya ke Berlin, Jerman, juga menjajaki kerja sama dalam bidang alat utama sistem pertahanan (alutsista). SBY menegaskan modernisasi alutsista bukan untuk menyerang bangsa lain, apalagi rakyat Indonesia sendiri.

Presiden - Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya

"Ingat, Indonesia tidak pernah menggunakan pesawat tempur, helikopter, tank dan altileri untuk menembaki, membunuh rakyatnya sendiri. Tidak di Aceh, di Papua tidak dimana-mana," ujar Presiden SBY saat briefing dengan menteri-menteri ekonomi di Hotel Adlon Kempinski, Berlin, Jerman, Senin (4/3/2013).

SBY mengungkapkan hal itu untuk mengingatkan para menteri saat pertemuan dengan Presiden Jerman Joachim Gauck dan Kanselir Jerman Angela Merkel saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Saat itu SBY dan Merkel menandatangani Jakarta Declaration di mana hal itu merupakan kerja sama antara Jerman dan Indonesia.


"Waktu itu banyak isu di eropa menyangkut kekhawatiran kalau kerja sama industri pertahanan termasuk pembelian alutsista TNI, maka rawan bagi eropa karena Indonesia dulunya dianggap negara pelanggaran HAM. Saudara masih ingat dalam join confrence di Istana Negara bersama Merkel?" imbuhnya.

Dalam pertemuan itu SBY menegaskan alutsista memang tidak untuk digunakan untuk berperang. Sehingga para pemimpin Jerman tersebut yakin bahwa Indonesia bukanlah negara pelanggar HAM.

"Mereka menganggap Indonesia memiliki ekonomi kuat, tidak punya hutang sebesar negara lain saat ini. Kita punya financial capabality untuk pengadaan alutsista," paparnya.

Sebelumnya saat di Istana Negara, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan alutsista dari eropa timur lebih murah dan memiliki frame yang kuat dan kokoh. Selain itu dari segi teknologi, alutsista dari eropa timur tidak kalah dengan alutsista dari negara lainnya.

"Sebetulnya imbang juga, kayak Sukhoi. Itu sebetulnya Sukhoi yang kita punya compareable untuk F-15 di mana negara tetangga kita kan juga punya F-15. Bahkan kemarin waktu latihan bersama di Australia dengan Super Hornet, kita cukup bisa mengimbangi mereka, cukup baik. Ya kita memberikan perkembangan modernisasi TNI, sekarang ini kan cukup besar dan beberapa memang dari Jerman," kata Purnomo, Jumat (1/3).

Kemenhan sendiri sejauh ini tidak akan menambah alutsista dari Jerman. Sebab, sebelumnya sudah ada kerja sama pengadaan tank Leopard dan tank Marder yang kini dimiliki TNI Angkatan Darat.

"(Kerja sama lagi) Belum. Ini just in case saja. Kan presiden akan bertemu pimpinan negara di sana, bicara berbagai sektor kan harus siap. Tidak ada kan lagi proses akhir, dalam arti kata sekarang kita kan akan dapat cukup banyak dari sana," imbuhnya. (Detik)

198 Prajurit Marinir Resmi Pakai Baret Ungu

Pasuruan | Sebanyak 198 prajurit Korps Marinir resmi memakai baret ungu dalam upacara pembaretan di Pantai Pasir Panjang, Pusat Latihan Tempur TNI AL Grati, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (4/3).

Upacara pemasangan baret itu dipimpin oleh Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso mewakili Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington.

Dari 198 prajurit yang berhak memakai baret kebanggaan Korps Baret Ungu itu tercatat 23 orang dari Kadet (Taruna) Akademi Angkatan Laut Angkatan ke-59 dan 175 orang dari siswa Pendidikan Pertama Tamtama TNI AL angkatan ke-32.

Dalam amanat yang dibacakan oleh Komandan Pasmar-1, Komandan Korps Marinir mengatakan upacara pembaretan ini merupakan salah satu kegiatan tradisi khas Korps Marinir yang dilaksanakan kepada para siswa Komando Pendidikan Korps Marinir (Kodikmar) yang telah menyelesaikan rangkaian kegiatan proses pembentukan karakter prajurit Korps Marinir melalui tahapan pendidikan, pelatihan, pembinaan dan penanaman nilai-nilai luhur Korps Marinir.

Setelah diresmikannya pemakaian baret, katanya, seorang prajurit secara sah menjadi keluarga besar Korps Marinir, sekaligus mengandung konsekuensi dan tanggung jawab untuk selalu berperilaku dan bertindak sesuai landasan moral prajurit Korps Marinir.

"Mulai saat ini, tumbuhkan dan pupuk kesadaran baru bahwa kalian sebagai prajurit Korps Marinir harus menjadi kebanggaan rakyat yang bisa diandalkan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata orang nomor satu di jajaran Korps Marinir itu.

Komandan Korps Marinir juga menyampaikan untuk mendapatkan baret ungu kebanggaan ini, para siswa harus mampu melalui "Kawah Candradimuka" Korps Marinir, di antaranya melalui Pendidikan Komando (Dikko) untuk menjadikan prajurit-prajurit Korps Marinir yang berani, tangguh dan pantang menyerah.

"Baret Ungu yang telah kalian kenakan itu bukan semata-mata hanya sebagai simbol belaka, tetapi merupakan lambang perwujudan kehormatan dan kebanggaan Korps Marinir," katanya dalam acara yang dihadiri Komandan Kolatmar, Wadan Kodikmar, Komandan Brigif-1 Mar, Komandan Menkav-1 Mar, Komandan Menbanpur-1 Mar, dan Komandan Menart-1 Mar itu.

Selain itu, baret itu juga mempunyai makna yang besar sebagai hasil perjuangan dan pengabdian para pendahulu serta anugerah yang diberikan bangsa dan negara kepada Korps Marinir, yang sekaligus menjadi ciri khas prajurit Baret Ungu.

Dalam kesempatan tersebut, Komandan Korps Marinir memberikan penekanan kepada prajurit yang baru saja diresmikan menjadi keluarga besar Korps Marinir, yaitu agar meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara.

Selain itu, mereka juga diimbau untuk senantiasa berpegang teguh jati diri prajurit Korps Marinir yang memiliki disiplin tinggi, pejuang tanpa pamrih dedikasi tinggi dengan kemampuan profesi yang sangat handal, mempunyai rasa kebanggaan yang luar biasa terhadap korps, dan selalu menumbuhkan kekompakan dan jiwa korsa yang baik agar terpelihara persaudaraan sesama korps maupun hubungan antar-TNI/Polri serta hubungan dengan komponen masyarakat lainnya.

"Tumbuh kembangkan kesadaran pribadi untuk menjaga diri agar tidak mudah terjerumus pada kegiatan dan tindakan negatif yang akan mencoreng nama baik Korps Marinir dan membangun terus karakter prajurit Korps Marinir sebagai prajurit Petarung yang religius dan humanis," katanya.(ant/hrb)

TNI dan Angkatan Bersenjata Brunei Terus Tingkatkan Kerjasama Militer


TNI dan Angkatan Bersenjata Brunei Terus Tingkatkan Kerjasama Militer - DSC_0257.JPG

Jakarta (M) : TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan ABDB (Angkatan Bersenjata Diraja Brunei) terus melanjutkan kerjasama militer kedua negara dalam kerangka kemitraan komprehensif yang di dalamnya memuat sejumlah bidang penting.
Demikian sepenggal amanat Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., usai penandatangan “The Joint Understanding Between Indonesian National Defence Forces and The Royal Brunei Armed Forces on BRUNESIA High Level Committee” dengan Panglima ABDB Yang Mulia Dato Paduka Seri Mejar Jeneral Haji Aminuddin Ihsan Bin Pehin Orang Kaya Saiful Mulok Dato Seri Paduka Haji Abidin di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (4/3/2013). Demikian rilis yang dikirim Puspen TNI ke redaksi Tribunnews.com.
TNI dan Angkatan Bersenjata Brunei Terus Tingkatkan Kerjasama Militer - DSC_0065.JPG

Penandatangan kerjasama pertahanan tersebut juga dihadiri oleh Kasum TNI, para Wakil Kepala Staf Angkatan dan para Asisten Panglima TNI.  Bidang kerjasama tersebut meliputi intelijen, operasi dan latihan serta pendidikan dan pelatihan. TNI juga telah melaksanakan kerjasama High Level Committee, dengan beberapa negara sahabat seperti Malaysia, Thailand, Singapura dan Australia.


 TNI dan Angkatan Bersenjata Brunei Terus Tingkatkan Kerjasama Militer - DSC_0066.JPG

BRUNESIA High Level Committee (HLC) merupakan  pedoman dan sekaligus landasan hukum bagi pelaksanaan lebih lanjut kerjasama antara TNI dan ABDB, yang diharapkan akan bermanfaat bagi peningkatan hubungan dan kerjasama militer kedua negara. Penandatangan tersebut tidak terlepas dari naskah sebelumnya yang merupakan kesepahaman antara Kementerian Pertahanan kedua negara, yakni ‘Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Negara Brunei Darussalam tentang kerjasama di bidang pertahanan’  yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan RI dan Menteri Pendidikan Negara Brunei Darussalam di Jakarta pada tanggal 10 April 2003.

 TNI dan Angkatan Bersenjata Brunei Terus Tingkatkan Kerjasama Militer - DSC_0088.JPG


Sebelumnya ditempat yang sama, Panglima Angkatan Bersenjata Diraja Brunei melaksanakan Courtesy Call dengan Panglima TNI, kemudian di lanjutkan dengan Courtesy Call kepada Menhan RI dan pelaksanaan pertemuan sidang ke-1 BRUNESIA HLC di Hotel Shangri-la Jakarta.

TNI dan Angkatan Bersenjata Brunei Terus Tingkatkan Kerjasama Militer - DSC_0143.JPG

Adapun agenda pada sidang ke-1 BRUNESIA HLC, yaitu laporan kemajuan bersama di bidang Intelijen (JISC) oleh Ketua JISC Indonesia Mayjen TNI Tisna Komara, laporan kemajuan bersama di bidang Operasi dan Latihan oleh Ketua JOESC Indonesia Mayjen TNI Hambali Hanafiah dan laporan kemajuan bersama bidang Latihan dan Pendidikan (JTESC) oleh Ketua JTESC Marsda TNI Bambang Wahyudi.

TNI Perketat Penjagaan Perbatasan Terkait Konflik Sabah

NUNUKAN:(DM) - Pasukan TNI AD dari Batalion 407 Padmakusuma yang bertugas menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, memperketat penjagaan wilayah itu, menyusul konflik di Sabah Malaysia, terkait masuknya kelompok bersenjata dari Kesultanan Sulu, Filipina Selatan.

Komandan Satgas Pamtas Batalion 407 Padmakusuma, Mayor Inf Ari Aryanto di Nunukan,Kalimantan Timur, Senin (4/3), menegaskan, terkait konflik antara kelompok bersenjata dari Filipina dengan aparat keamanan Malaysia yang telah menelan korban dari kedua belah pihak maka pihaknya semakin memperketat seluruh wilayah perbatasan antara Kabupaten Nunukan dengan Negeri Sabah Malaysia.

"Karena Sabah berbatasan langsung dengan Nunukan, maka kami selaku yang dipercayakan menjaga pos-pos perbatasan tetap siaga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Menurut dia, dari 29 pos perbatasan yang berada dalam penjagaannya, terdapat 23 pos yang letaknya berbatasan langsung dengan Sabah Malaysia.

Tetapi seluruh anggota TNI yang bertugas di pos-pos ini telah diperintahkan untuk senantiasa tetap siaga agar pihak-pihak yang berusaha menyusup masuk ke Indonesia dapat dicegah lebih dini, katanya.

"Saya sudah perintahkan kepada anggota yang berjaga di pos-pos yang berbatasan antara Nunukan dengan Sabah agar memperketat penjagaan keluar masuknya seseorang," ujar Ari Aryanto.

Ia mengakui konflik Sabah ini tidak tertutup kemungkinan bisa melebar kemana-mana hingga memasuki wilayah Indonesia melalui Kabupaten Nunukan.

Ari Aryanto juga mengatakan, konflik yang terjadi di Sabah terus tetap dipantau melalui pemberitaan di media massa dalam rangka melakukan siaga di wilayah perbatasan.

"Penjagaan kami tingkatkan sampai siaga 24 jam dengan melakukan patroli setiap saat termasuk malam hari," katanya.

Ia menambahkan, dua hari lalu sempat mendapatkan informasi bahwa kelompok bersenjata Filipina mulai merapat ke wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia untuk menyerang tentara Malaysia yang menjaga pos perbatasan.

Kemudian, lanjut dia, pos perbatasan yang dianggap rawan menjadi jalan masuk adalah di Pulau Sebatik dan Seimenggaris karena di wilayah ini banyak jalur-jalur tikus yang bisa dilewati mereka.

"Jadi ada dua tempat yang bisa mereka menyusup masuk ke Indonesia yakni Pulau Sebatik dan Seimenggaris. Karena kedua wilayah ini berbatasan langsung dengan Sabah," ungkapnya.

Jika benar kelompok bersenjata Filipina tersebut ada yang berusaha menyusup masuk ke wilayah perbatasan, maka prajurit Satgas Pamtas telah siaga penuh dengan tetap memperhatikan prosedur tetap (protap) dalam menggunakan senjata, bebernya.

"Pada intinya, semua jalan-jalan tikus yang memungkinkan untuk menjadi jalur masuk ke Nunukan terus dipantau setiap saat termasuk apabila ada informasi yang diperoleh," sebut Ari Aryanto.

Ia juga mengakui pengetatan pengamanan wilayah perbatasan ini terkait dengan terjadinya konflik di Sabah tersebut telah mendapatkan instruksi dari Kodam VI Mulawarman selaku Komandan Komando Lapangan Operasi (Dan Kolapops).

Suara Pembaruan  

Korban Konflik Sabah Mencapai 26 Jiwa


Polisi Malaysia siap hadapi pihak pengikut Kesultanan Sulu (Foto: AP)
Polisi Malaysia siap hadapi pihak pengikut Kesultanan Sulu (Foto: AP)
LAHAD DATU:(DM) - Konflik Kesultanan Sulu yang menduduki wilayah Sabah di Malaysia, masih terus berlangsung hingga memasuki pekan ketiga. Korban tewas usai baku tembak akhir pekan lalu, diperkiakan terus bertambah menjadi 26 jiwa.

Sejak 9 Februari lalu, para pengikut Kesultanan Sulu menguasai wilayah Kampung Tanduo, Lahad Datu, Sabah. Pemerintah Malaysia sebelumnya sudah memberikan ultimatum kepada sekira 100 pengikut Sultan Jamalul Kiram III untuk keluar dari Sabah.

Seperti dilansir Time, Senin (4/3/2013), pendekatan juga dilakukan oleh Pemerintah Filipina, yang dimanaPresiden Benigno Aquino membujuk agar pengikut Sultan Kiram keluar dari Malaysia. 

Kesultanan Sulu yang berada di wilayah Selatan Filipina, selama ini mengklaim bahwa Sabah adalah bagian dari kekuasaan mereka setelah pada masa koloni direbut oleh Inggris dan kemudian diberikan kepada Malaysia.

Baku tembak antara pengikut Kesultanan Sulu dengan polisi Malaysia terjadi pekan lalu. Penembakan dimulai pada Jumat 1 Maret sore waktu setempat dan menewaskan dua pasukan komando Malaysia serta belasan pasukan Sulu. 

Keesokan harinya pada Sabtu 2 Maret, baku tembak antara kedua belah pihak menyebabkan tujuh orang pengikut Kesultanan Sulu tewas dalam insiden terpisah. Meski, sebagian besar pengikut Kesultanan Sulu belum menunjukkan perlawanan balik, pihak Kepolisian Diraja Malaysia masih terus berjaga-jaga.

Sultan Sulu Jamalul Kiram III menginginkan pihak asing turut campur mengatasi konflik antara Kesultanan Sulu dengan Pemerintah Malaysia. Sultan Kiram menginginkan Amerika Serikat (AS) dan Inggris turut campur mengatasi masalah ini. 

Kiram mengatakan, pihak kesultanan sudah hilang kepercayaan atas Pemerintahan Presiden Filipina Benigno Aquino. Sejak 9 Februari lalu, pengikut Sultan Sulu menduduki wilayah Lahad Datu, Sabah di Malaysia. Wilayah Sabah selama ini memang diklaim masih termasuk dalam wilayah Kesultanan Sulu.

okezone 

Peretas Situs SBY Direkrut Mabes Polri?

Peretas Situs SBY Direkrut Mabes Polri?JEMBER | Ali Jakfar, ayah peretas situs pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wildan Yani Ashari, 20 tahun, mengaku mendapat kabar baik tentang anaknya. "Wildan akan direkrut kepolisian dan disekolahkan lagi," katanya, Senin, 4 Maret 2013.

Ali mengatakan bahwa kabar baik itu diterimanya dari Kepala Sub Direktorat Informasi Teknologi dan Cybercrime Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Winston Tommy Watuliu.

Menurut Ali, dalam perbincangan melalui saluran telepon, Winston menjelaskan bahwa Wildan akan diikutkan dalam pendidikan khusus di bidang teknologi informasi dan dijanjikan menjadi staf tim kejahatan siber Mabes Polri.

Kendati begitu, kata Ali, proses hukum terhadap Wildan tetap dilanjutkan. Dalam waktu dekat Wildan akan dibawa ke Jember untuk menjalani proses hukum di pengadilan. "Masa penahanan dia sampai besok (5 Maret 2013). Mungkin segera dipindah ke sini," ujar Ali.

Pernah diberitakan di tempo.co, Wildan yang bekerja sebagai operator warung internet (warnet) di Jalan Letjend Soeprato, Kelurahan Kebonsari, Jember, ditangkap tim Mabes Polri pada Jum’at malam, 25 Januari 2013. Wildan diketahui sebagai peretas website http://www.presidensby.info.

Jerman Diharapkan Sokong Teknologi untuk Program MP3EI

Berlin | Republik Federal Jerman merupakan salah satu investor penting di Indonesia. Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Jerman menunjukkan tren positif tiap tahunnya. Di sisi lain, Jerman juga merupakan negara yang unggul dalam hal investasi di bidang teknologi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun berharap pengusaha Jerman ikut berkontribusi menyokong program pemerintah RI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dalam hal pembangunan teknologi. “Kami menyambut lebih besar kemitraan di bidang inovasi, teknologi, dan energi terbarukan. Saya percaya bahwa Jerman adalah pemimpin dunia dalam bidang ini,” kata Presiden SBY dalam pertemuan degan masyarakat bisnis dan industri Jerman, di Hotel Adlon Kempinski, Berlin, Jerman, Senin (4/3).

SBY mengatakan, perusahaan asal Jerman, Siemens, misalnya, sudah menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. Bahkan, perusahaan ini bergerak sejak 1855, jauh sebelum Indonesia merdeka. Siemens merintis pengembangan layanan telegraf di tanah air dengan membuka kantor pertama di Surabaya tahun 1909. “Dari saat itu dan seterusnya, Jerman telah menjadi salah satu investor paling penting di Indonesia,” kata Kepala Negara.

Menurut SBY, pada 2011, nilai perdagangan bilateral Indonesia-Jerman mencapai US$ 6,7 miliar. Dan pada 2012, meningkat menjadi 7.2 miliar dolar. Dengan kerja keras, Presiden optimistis kedua negara mampu memenuhi target perdagangan bilateral US$ 12 miliar pada 2015. Apalagi, banyak peluang bisnis baru yang bermunculan di Indonesia. Peluang ini muncul di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2012 yang berada diposisi kedua setelah China. “Karena itu kami ingin mengajak masyarakat bisnis dan industri Jerman untuk bermitra dengan kami dalam mengembangkan ekonomi berkelanjutan Indonesia.,” kata SBY.

Presiden menambahkan investasi Jerman di Indonesia sejak tahun 2000 hingga tahun 2012, mencapai US$ 1,2 miliar. PDB Jerman berjumlah sekitar US$ 3,36 triliun, menduduki posisi keempat dunia. “Saya yakin bahwa kami akan melihat kenaikan (investasi) lebih lanjut di Jerman,” kata Presiden.

Sementara itu Presiden Asia Pacific Committee for German Business (APA) Peter Loscher mengatakan, Indonesia sebagai negara yang menjanjikan untuk berinvestasi. Jerman dan Indonesia merupakan mitra perdagangan penting di Eropa. Peluang investasi itu antara lain di bidang infrastruktur, transportasi, komunikasi, dan energi. “Negara Indonesia sedang bergerak baik ekonomi, politik, maupun budaya. Menjadi salah satu negara terbaik di Asia,” kata Peter.

Menurut Peter, Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi yang menjanjikan. Perusahaan swasta diberi kebebasan dan peluang untuk berkembang. Peter juga melihat Indonesia tengah berjuang melawan korupsi.

Seperti diberitakan sebelumnya, disela-sela pertemuan bilateral antara Presiden SBY dan Presiden Joachim di Presidential Office, Schloss Bellevue. Presiden juga bertemu dengan CEO terkemuka Jerman yaitu CEO Volkswagen AG, Martin Winterkorn, President and CEO Siemens AG Peter Loscher, Member of Excecutive Board Ferrostaal GmbH, Klaus Lesker, dan Presiden Direktur PT Accor Asia Pacific di Indonesia, Gerard Guillouet.

Pengamat Apresiasi Kerja Sama RI-Jerman

Guru Besar Ekonomi IPB, Hermanto Siregar mengapresiasi agenda kerja sama antara pemerintah RI dan Jerman. Hal itu disampaikan Hermanto Siregar kepada Jurnal Nasional, Senin (4/3), menanggapi agenda Indonesia dalam kerja sama dengan Jerman.

Saat melakukan kunjungan bilateral ke Jerman, Presiden SBY menyampaikan prioritas agenda kerja sama antara RI dan Jerman terdiri dari bidang ekonomi, pendidikan, riset dan teknologi, kesehatan, serta industri pertahanan, ditambah dengan ketahanan pangan, energi, dan transportasi.

Menurut Hermanto, kerja sama Indonesia dan Jerman sangat positif. Sebab Jerman adalah salah satu negara di Eropah yang ekonominya tumbuh positif.

Hermanto juga mengapresiasi kerja sama RI-Jerman untuk bidang pendidikan. Jerman, lanjut Herman, memiliki teknologi tinggi dan pendidikan dengan teknologi tinggi.

“Pendidikan tinggi di Jerman menjadi salah satu rujukan di Eropah,” kata Hermanto.

Karena itu, Hermanto berharap pemerintah terus meningkatkan kerja sama bidang pendidikan antara lain mendorong perguruan tinggi di Indonesia bisa menjalin kerja sama dan mendapatkan bantuan beasiswa dari Jerman.

“Kerja sama bidang pendidikan juga diharapkan bisa mendorong para pakar dan peneliti kedua negara (RI-Jerman) meningkatkan kerja sama riset,” katanya.

Untuk kesehatan, kata Herman, Jerman memiliki teknologi kesehatan yang baik, disamping bidang lainnya seperti industri pertahanan.

Perseteruan Meningkat, Sabah Dilanda Krisis Informasi


Foto : Polisi Malaysia di Sabah (the Star)
Foto : Polisi Malaysia di Sabah (the Star) 
 LAHAD DATU:(DM) - Informasi seputar krisis Sabah justru semakin langka karena media-media dilarang mendekati daerah konflik. Perseteruan antara aparat keamanan Malaysia dan loyalis Sultan Sulu juga masih terus berlangsung saat ini.

Laporan-laporan mengenai situasi lapangan di Sabah kian bercampur-aduk dan sulit terverifikasi. Pada pekan lalu, Pemerintah Filipina sempat mengutip pernyataan Duta Besar Malaysia yang menyebutkan bahwa perseteruan di Sabah telah berakhir. Namun faktanya, Putera Mahkota Sulu justru mengintensifkan peperangan.

Di saat munculnya klaim-klaim yang berbeda antar dua pihak yang berseteru itu, media semakin kesulitan untuk masuk dan meliput Sabah. Hal itu disebabkan karena larangan aparat keamanan Malaysia. Demikian, seperti diberitakan GMA, Senin (4/3/2013).

Muncul pula laporan penahanan tiga wartawan termasuk warga Filipina yang dilakukan oleh aparat keamanan Malaysia. Serikat Jurnalis Nasional Filipina akhirnya semakin cemas dalam menanggapi hal itu.

"Apapun implikasi yang terjadi akibat perseteruan ini, kami yakin bahwa hal ini tidak bisa menjadi alasan menghentikan pengiriman informasi yang akurat, khususnya bagi warga Filipina dan Malaysia. Mereka berhak untuk tahu," demikian pernyataan Serikat Jurnalis Nasional Filipina.

Sejauh ini, baku tembak baru yang terjadi pada akhir pekan lalu telah menewaskan enam orang polisi Malaysia dan tujuh loyalis Sultan Sulu. Namun baku tembak sebelumnya sudah menewaskan 14 orang.

Usai polisi menjadi korban baku tembak tersebut, Angkatan Darat Malaysia langsung turun tangan dan mengirim dua batalion ke wilayah itu. Malaysia dan Filipina juga memulai penyelidikan mendalam atas perseteruan tersebut.
okezone

Malaysia Selidiki Keterlibatan Anwar Ibrahim di Sabah


Foto : Anwar Ibrahim (AFP)
Foto : Anwar Ibrahim (AFP)

KANGAR:(DM) - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak memerintahkan tim intelijen untuk menyelidiki klaim yang menyebutkan bahwa pemimpin oposisi Anwar Ibrahim berkecimpung dalam konflik Sabah. Seperti diketahui, Anwar membantah tuduhan keterlibatan dalam konflik Sabah.
Najib mulai curiga, mengapa militan-militan bersenjata itu datang ke Sabah menjelang pemilu. Sementara itu, isu klaim Kesultanan Sulu atas Sabah merupakan isu masa lalu.

"Seluruh wilayah harus diselidiki. Presiden Filipina Benigno Aquino III juga ingin mengetahui kebenaran. Episodedari penyusupan ini cukup membuat malu Pemerintahan Filipina," ujar Najib, seperti dikutip Bernama, Senin (4/3/2013).

"Mereka tidak ingin melihat warganya terlibat dalam agresi, kekerasan, penggunaan senjata, dan pembunuhan terhadap warga kami," imbunnya.

Najib juga berkomentar mengenai laporan media asing mengenai dugaan keterlibatan Anwar Ibrahim dalamkonflik di Sabah. Dalam artikel yang dirilis kantor berita Reuters, pejabat militer Filipina mengklaim bahwa loyalis Sultan Sulu menyusup ke Malaysia karena "diundang" oleh Anwar.

Namun Anwar telah mengutarakan bantahan atas laporan dari media tersebut. Anwar turut mempertanyakan, pihak manakah yang mengeluarkan tuduhan itu.

Dalam artikel Reuters pada 14 Februari lalu, Anwar diklaim mengundang para loyalis Sultan Sulu untuk membicarakan isu lahan yang diperdebatkan antara Kesultanan Sulu dengan Pemerintah Malaysia. Laporan itu tidak menyebutkan secara jelas nama "Anwar Ibrahim, namun media di Negeri Jiran mengarahkan tuduhannya ke Anwar.

Selain Najib, Aquino juga akan segera menyelidiki peristiwa ini. Pada pekan lalu, Pemerintah Malaysia pun menduga ada campur tangan pihak lain dalam konflik Sabah.

"Tuduhan ini sudah didukung dengan bukti foto dan bukti lainnya. Kami membutuhkan bukti yang solid untuk mengetahui, siapa yang sebenarnya ada di balik peristiwa ini. Sebagaimana yang sudah saya katakan, 'mengapa insiden ini terjadi secara tiba-tiba, menjelang pemilu'," ucap Najib.
okezone

"Loyalis Sultan Sulu Tidak Kuat"


Foto :  Jendral Sri Zulkifeli Mohd Zin (mynewshub)
Foto : Jendral Sri Zulkifeli Mohd Zin (mynewshub) 
LAHAD DATU:(DM) - Panglima Angkatan Darat Malaysia Jendral Sri Zulkifeli Mohd Zin mengatakan, para loyalis Sultan Sulu yang menyusup ke wilayah Sabah tidak kuat dan masih bisa diatasi oleh aparat keamanan Malaysia. Zulkifeli pun berniat mengirim dua batalion pasukannya ke dua wilayah di Sabah.

Seperti diketahui, peperangan terus terjadi di Sabah, khususnya di wilayah Kunak dan Samporna. Zulkifeli akhirnya mengirim dua batalion militer Malaysia ke wilayah itu dengan alasan, untuk "membangun kepercayaan publik."

Menurut Zulkifeli, loyalis Sultan Sulu itu menaiki sebuah kapal kecil dari Pulau Sibutu, namun aparat keamanan gagal dalam mendeteksi gerak-gerik para warga Filipina itu. Zulkifeli pun menyebut loyalis Sultan Sulu kriminal.

"Saya yakin, mereka datang ke sini dengan menggunakan pakaian warga sipil, setelah berada di Sabah mereka berkumpul, dan mengenakan pakaian militernya," ujar Zulkifeli, seperti dikutip GMA, Senin (4/3/2013).

"Meski mereka adalah Tausug (militer Sulu), mereka adalah warga sipil yang terikat dengan hukum," tegasnya.

Zulkifeli juga menambahkan, para loyalis Sultan Sulu di Sabah tidak cukup kuat untuk melawan aparat keamanan Malaysia. Selain itu, Angkatan Darah Malaysia sama sekali tidak cemas dalam menghadapi loyalis Sultan Sulu dalam perang gerilya karena militer Malaysia jauh lebih terlatih.

Saat ini, aparat keamanan memblokir wilayah udara dan juga laut dan mengepung Sabah. Operasi di Sabah juga menjadi operasi gabungan antara angkatan bersenjata dan juga polisi.

"Bila kalian mengetahui, perairan Sabah cukup luas, jadi kami harus mengawasi mereka (loyalis Sultan Sulu) dan menjaga perbatasan dengan teknis yang kami bisa," papar Zulkifeli.
okezone

TNI AU Gelar Latihan Survival


Pontianak | Latihan survival merupakan latihan yang sangat penting bagi para perwira umumnya dan para awak pesawat khususnya. Selain sebagai mekanisme program latihan, juga merupakan metode yang berguna menguji kemampuan fisik dan mental para perwira dalam menghadapi keadaan bahaya atau keadaan darurat. Dengan kondisi dan keadaan yang serba terbatas mereka harus mampu mengatasi situasi tersebut dengan baik. 

Hal tersebut disampaikan Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga pada upacara pembukaan Latihan Survival Dasar Elang Mandau tahun 2013 di Apron Hanggar Lanud Supadio, Kamis siang (28/2). 

Latihan survival dasar ini, lanjut Danlanud, dilaksanakan selama dua hari dimaksudkan sebagai ajang melatih diri dan menambah pengetahuan para awak pesawat dan para perwira tentang cara-cara mempertahankan hidup dari kesulitan-kesulitan, baik di darat maupun di air apabila sewaktu-waktu pesawatnya mengalami masalah pada saat melaksanakan tugas operasi. 

“Dalam situasi darurat para awak pesawat Skadron udara 1 selaku satuan pemukul TNI Angkatan Udara, tentunya selalu berada pada barisan terdepan dalam menghalau musuh yang datang Oleh sebab itu, harus mampu menguasai situasi darurat. Selain itu latihan survival ini dapat dijadikan sebagai bekal dasar para perwira untuk mengikuti combat survival yang dilaksanakan di tingkat Koopsau I,” tambah Danlanud. 

Latihan Survival kali ini melibatkan pelaku sebanyak 50 perwira Lanud Supadio dan Skadron Udara 1, terdiri dari Penerbang, Teknisi dan Perwira Staf yang terbagi dalam lima tim, 20 personel sebagai Komando Latihan (Kolat) dan 15 personel pelatih dari Batalyon 465 Paskhasau serta 40 personel pendukung. Adapun tahap Latihan survival ini dibagi menjadi beberapa tahapan antara lain pengetahuan kompas, jalan patroli, pelolosan dari daerah musuh, menembak, caraka malam dan survival air.


 Dua Pilot TNI AU Eject Di Daerah Gunung Lawu 

Magetan | Karena mendapat kerusakan pada sisten navigasi dan kerusakan engine, pada pesawat double seat, akibat tembakan di daerah Gunung Lawu, sehingga penerbang kehilangan orientasi dan tidak dapat mempertahankan ketinggian, akhirnya kedua penerbang melaksanakan eject untuk menyelamatkan diri, Jumat (1/3).

Kedua penerbang yang berasal dari Lanud Iswahjudi tersebut dapat mendarat dilokasi yang tidak berjauhan sehingga berhasil berkumpul, namun salah satu penerbang mengalami cedere patah tulang pada bagian lengan sehingga harus mendapatkan pertolongan dan berusaha berkomunikasi dengan SAR COMBAT.

Setelah mendapatkan informasi untuk menuju titik kumpul dari SAR COMBAT, Selama perjalanan kedua penerbang dihadapkan persoalan-persoalan yang tidak mudah, yang mengharuskan mereka bekerjasama untuk memecahkan permasalahan, mulai dari hambatan pagar kawat, tebing curam dan rasa lapar karena kehilangan bahan makanan yang berada di survival pack, maka mengharuskan membuat jebakan untuk menangkap satwa liar untuk dimakan.

Dalam melanjutkan perjalanan menuju ke tempat penjemputan, para penerbang terkejut karena ternyata tempat penjemputan tersebut terdapat pasukan musuh yang sedang beristirahat, setelah mengamati ternyata kekuatan musuh tersebut dapat dikalahkan apabila dilaksanakan penyerangan dengan mendadak maka mereka memutuskan untuk menyerang dan akhirnya berhasil menang dan menguasai daerah tersebut dengan menewaskan seluruh pasukan musuh yang ada. Sehingga mereka bisa beristirahat di tempat tersebut dan memanfaatkan logistik musuh hingga datangnya penjemputan.

Demikian skenario latihan survival dasar yang dilaksanakan oleh 30 personel Lanud Iswahjudi yang terdiri para penerbang tempur dan ground crew. Hal tersebut dilatihkan mengingat Lanud Iswahjudi merupakan Lanud operasional, sehingga perlu membekali diri seperti kegiatan SAR dan Survival tersebut sehingga dapat lebih meningkatkan kesiapan opersional Lanud Iswahjudi dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Tidak hanya Survival darat survival air juga di laksanakan di telaga Sarangan, yang disaksikan langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., dan segenap para pejabat Lanud Iswahjudi.

Dalam pelaksanaan latihan Survival Dasar merupakan latihan yang bertujuan untuk memberikan penyegaran pengetahuan secara teorikal dan praktikal kepada personel Lanud Iswahjudi dalam bertahan hidup (Survive),apabila mengalami kondisi Emergency dan jatuh didaerah lawan pada saat melaksanakan misi udara dan melakukan tindakan “SERE” (Survival, Evasion, Resistance and Escape).

Usai simulasi pelaksanaan Survival Air di Telaga Sarangan, kegiatan Survival Dasar yang didukung pelatih dari Batalyon 463 Paskhas, ditutup langsung bersamaan dengan berakhirnya latihan Elang Gesit tahun 2013, oleh Danlanud Iswahjudi Marsma TNI Yuyu Sutisna, SE., di Telaga Sarangan.

  ● TNI AU  

Minggu, 03 Maret 2013

Malaysia Perketat Keamanan di Sabah


Malaysia Perketat Keamanan di Sabah
Kendaraan militer Malaysia terlihat hilir mudik di Sabah untuk menangani infiltrasi yang dilakukan Pasukan Kerajaan Sulu. Sejauh ini baku tembak kedua kubu sudah menewaskan 16 orang.

KUALA LUMPUR,:(DM) — Pemerintah Malaysia, Senin (4/3/2013), menegaskan akan meningkatkan pengamanan di Negara Bagian Sabah, tempat baku tembak antara aparat Malaysia dan "penyerbu" Tentara Kesultanan Sulu yang sejauh ini sudah menewaskan 26 orang.

Perdana Menteri Najib Razak, yang berada dalam tekanan untuk mengatasi krisis keamanan terburuk di Malaysia itu, memerintahkan kepolisian melipatgandakan kekuatan pasukannya di Sabah.

"Sebagai tambahan, dua batalyon angkatan darat sudah dikirim ke Sabah," kata Najib, yang bersumpah akan memberantas para penyerbu itu.

Malaysia dikejutkan dengan gangguan kelompok militan ini yang mengirimkan antara 100-300 orang mendarat di Sabah pada 12 Februari lalu. Mereka mengklaim negara bagian Sabah adalah milik Kesulatan Sulu yang kiniberada di Filipina.

Masuknya para penyerbu bersenjata itu sangat memalukan bagi PM Najib Razak—yang harus menggelar pemilu pada Juni mendatang—karena buruknya pengamanan perbatasan dan menimbulkan dugaan banyaknya imigran ilegal di Sabah.

Kedua belah pihak—tentara Kesultanan Sulu dan aparat Malaysia—sudah berhadap-hadapan selama dua pekan. Akhirnya, baku tembak pecah pada Jumat (1/3/2013) di Desa Tanduo yang mengakibatkan 12 orang penyerbu dan dua polisi Malaysia tewas.

Baku tembak lain terjadi di Semporna, 300 km dari lokasi pertama pada Sabtu (2/3/2013). Baku tembak itu meningkatkan eskalasi konflik dan menambah jumlah korban menjadi 18 orang dari Kesultanan Sulu dan delapan polisi Malaysia.

Belum diperoleh kabar apakah baku tembak di Semporna masih berlangsung atau sudah berakhir.

Polisi Malaysia menyatakan masih mengejar kelompok bersenjata lainnya di sebuah kota dekat Semporna. Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa infiltrasi kelompok bersenjata dari Filipina itu masih berlangsung.

Identitas sebenarnya para penyerbu itu masih belum jelas. Namun, Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia Zulkifeli Zin dalam konferensi pers di Sabah mengatakan, anggota kelompok bersenjata itu pernah mendapatkan pelatihan militer.

"Teknik gerilya mereka sangat baik," kata Zin.

Kekuasaan Kesultanan Sulu menghilang sekitar satu abad lalu. Namun, Kesultanan Sulu masih menerima uang terkait penyewaan Sabah di bawah perjanjian dengan Inggris pada masa lalu. 

KOMPAS

Liem Tiang Gwan Ahli Radar Sipil dan Militer Asal Indonesia yang di Akui Dunia

Liem Tiang Gwan, putera Indonesia kelahiran Semarang, 20 Juni 1930, ini seorang ahli Radar (radio detection and ranging)yang mendunia. Radar rancangannya banyak digunakan untuk memantau dan memandu naik-turunnya pesawat di berbagai belahan dunia. Bahkan militer di banyak negara Eropa menggunakan jasanya untuk merancang radar pertahanan yang pas bagi negaranya.
Liem Tiang Gwan Ahli Radar Sipil dan Militer Asal Indonesia yang di Akui Dunia
Liem Tiang Gwan

Liem Tiang-Gwan, sudah puluhan tahun bergelut dan malang melintang dalam dunia antena, radar, dan kontrol lalu lintas udara. Namanya sudah mendunia dalam bidang radar, antena, dan berbagai seluk-beluk sistem gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak, dan membuat peta benda-benda, seperti pesawat, kendaraan bermotor, dan informasi cuaca.


"Sekolah saya dulu berpindah-pindah. Saya pernah di Jakarta, lalu di Taman Siswa Wakil Presiden RI (1972-1978) Yogyakarta, kemudian menyelesaikan HBS (Hoogere Burgerschool) di Semarang tahun 1949. Setelah itu, saya masuk Institut Teknologi Bandung dan meraih sarjana muda tahun 1955. Saya melanjutkan studi di Technische Universiteit (TU) Delft, lulus tahun 1958," ujar pria yang kini bermukim di kota Ulm, negara bagian Bavaria, Jerman.

"Lalu saya ke Stuttgart dan bekerja sebagai Communication Engineer di Standard Elektrik Lorenz, yang sekarang dikenal dengan nama Alcatel," kata Liem.

Meskipun sudah bekerja dan mendapatkan posisi yang lumayan, Liem muda masih berkeinginan untuk kembali ke Tanah Air. Ia masih ingin mengabdikan diri di Tanah Air. Maka, tahun 1963 ia memutuskan keluar dari tempatnya bekerja di Stuttgart dan kembali ke Indonesia. "Apa pun yang terjadi, saya harus pulang," ujarnya mengenang.

Hidup berubah
Niat untuk kembali ke Tanah Air sudah bulat. Barang-barang pun dikemas. Seluruh dana yang ada juga dia bawa serta. Liem muda menuju pelabuhan laut untuk "mengejar" kapal yang akan menuju Asia dan mengantarnya kembali ke Tanah Air. Kapal, itulah sarana transportasi yang paling memungkinkan karena pesawat masih amat terbatas dan elitis.

Namun, menjelang keberangkatan, Liem mendapat kabar bahwa Indonesia sedang membuka konfrontasi dengan Malaysia. Karena itu, kapal yang akan ditumpangi tidak berani merapat di Tanjungpriok, Jakarta. Kapal hanya akan berlabuh di Thailand dan Filipina. Maka, bila Liem masih mau kembali ke Indonesia, ia harus turun di salah satu pelabuhan itu.

"Saat itu saya benar-benar bingung. Bagaimana ini? Ingin pulang, tetapi tidak bisa sampai rumah, malah terdampar di negeri orang. Saya memutuskan untuk membatalkan kepulangan. Seluruh koper dan barang bawaan diturunkan lagi, padahal saat itu uang sudah habis. Tetapi dari sinilah, seolah seluruh hidup saya berubah. Saya kembali lagi bekerja di Stuttgart sebagai Radar System Engineer di AEG-Telefunken. Perusahaan ini sekarang menjadi European Aeronautic Defence and Space (EADS)," katanya.

Sejak itu, karier Liem di bidang gelombang elektromagnetik dan dunia radar semakin berkibar. Setelah bekerja di EADS, ia diminta menjadi Kepala Laboratorium Radarsystem-theory tahun 1969-1978, disusul kemudian Kepala Seksi (bagian dari laboratorium), khusus menangani Systemtheory and Design, untuk sistem radar, pertahanan udara, dan Sistem C3 (Command Control Communication). Sebelum pensiun pada tahun 1995, Liem masih menjabat sebagai Kepala Departemen Radar Diversifications and Sensor Concepts.

"Meski sudah pensiun, hingga tahun 2003 saya masih diminta menjadi consulting engineer EADS," tambahnya.

Paten
Perannya yang amat besar dalam bidang radar, sensor, dan gelombang elektromagnetik membawa Liem untuk mematenkan sejumlah temuannya. Puluhan temuannya diakui berstandar internasional, kini sudah dipatenkan.

"Yang membuat saya tergetar, ketika menyiapkan Fire Control and Battlefield Radars, Naval Fire Control Radar dan sebagainya. Ini kan untuk perang dan perang selalu membawa kematian. Juga saat saya merancang MSAM Systems: Hawk Successor; Airborne High Vision Radar dan sebagainya," kata Oom Liem.

Dia menambahkan, "Saya sendiri sudah tidak ingat lagi berapa rancangan radar, antena, dan rancangan sinyal radar yang sudah saya patenkan. Itu bisa dibuka di internet."

Indonesia
Secara sederhana, ilmu tentang elektro yang pernah ditekuni selama belajar, coba dikembangkan oleh Om Liem. Dalam sistem gelombang radio atau sinyal, misalnya, ketika dipancarkan, ia dapat ditangkap oleh radar, kemudian dianalisis untuk mengetahui lokasi bahkan jenis benda itu. Meski sinyal yang diterima relatif lemah, radar dapat dengan mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal itu.

"Itu sebabnya negeri sebesar Indonesia, yang terdiri dari banyak pulau, memerlukan radar yang banyak dan canggih guna mendeteksi apa pun yang berseliweran di udara dan di laut. Mata telanjang mungkin tidak bisa melihat, apalagi dengan teknologi yang semakin canggih, pesawat bisa melintas tanpa meninggalkan suara. Semua itu bisa dideteksi agar Indonesia aman," tambah Liem.

Akan tetapi, berbicara mengenai Indonesia, Liem lebih banyak diingatkan dengan sejumlah kawan lama yang sudah sekian puluh tahun berpisah. "Tiba-tiba saja saya teringat teman-teman lama, seperti Soewarso Martosuwignyo, Krisno Sutji, dan lainnya. Saya tidak tahu, mungkinkah saya bertemu mereka lagi?" ujarnya sambil menerawang jauh melalui jendela kaca di perpustakaan pribadinya. (Tonny D Widiastono, Kompas, Selasa, 29 Juli 2008)
 (Tokoh Indonesia)