Selasa, 16 Juli 2013

Antara Leopard dan Komodo

Berita menyenangkan, pantas dan enak didengar, datang dari Pangdam Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman. Ketika menyaksikan penyerahan hibah 1 Helikopter Bell 412 EP dari Pemprov Kaltim ke Kemhan di Bandung tanggal 13 Juli 2013 dia katakan sedikitnya 12 MBT Leopard akan ditempatkan di Kaltim bersama dengan Heli tempur Apache. Belum lama dari berita itu ada pula berita tentang rencana besar TNI AL menyelenggarakan latihan AL gabungan 18 negara di Natuna April 2014, namanya Latgab Komodo.

Kiri kanan Kalimantan memang menjadi perhatian serius Cilangkap karena di dua hot spot itu telah berlaku ujian matakuliah teritorial, tepatnya klaim teritorial. Di kanan Kalimantan ada Ambalat di mana tetangga jauh di hati dekat di mata lebih merasa pantas memiliki perairan itu setelah “memperoleh” Sipadan dan Ligitan tahun 2002. Sementara di kiri Kalimantan ada suhu demam berkepanjangan karena Cina melakukan manuver kapal perang di kawasan kaya sumber daya fosil itu, Laut Cina Selatan (LCS). Yang sebelah kanan Kalimantan sudah nubruk teritori sedangkan yang kiri agaknya masih nyerempet nih.

Kedatangan berbagai jenis alutsista secara bergelombang tentu saja beberapa item diantaranya mestinya didekatkan dengan titik panas. Tujuannya bukan untuk memanaskan situasi tetapi lebih berperan sebagai anti biotik pertama manakala ada serangan flu yang mau uji kekuatan imunitas. Setidaknya sebagai penggentar jika tetangga sebelah mau bermain api dengan NKRI. Maka pantas jika 12-15 MBT Leopard ditaruh di Mulawarman bersama puluhan Tank Scorpion atau AMX13 untuk membentuk batalyon kavaleri komposit. Termasuk 1 detasemen Astross sebagai kekuatan jaga nilai dan harkat. Penempatan satu skuadron heli komposit Apache, Mi35, Bell 412EP diyakini sudah memberikan kekuatan percaya diri.

Bagaimana dengan Tanjungpura. Jangan kuatir, skuadron Hawk di Supadio akan ditemani dengan skuadorn UAV canggih untuk memantau pergerakan makhluk militer di seberang Entikong atau Putusibau. Tidak hanya itu, prediksi kita batalyon kavaleri dan artileri di Kalbar juga akan diisi dengan MBT Leopard, Tank Scorpion, Tank AMX13, Panser Anoa dan Artileri Caesar Nexter. Secara infrastruktur jalan raya di Kalbar lebih baik dari Kaltim karena dari ibukota Provinsi Pontianak ke wilayah perbatasan bisa dicapai. Maka penempatan Panser Anoa di Kalbar pantas. Ini berbeda dengan Kaltim. Jalan raya di Kaltim justru sejajar dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi mulai dari Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sangatta, Berau, Tanjung Selor dan Malinau. Tidak menyentuh tapal batas.

Untuk MEF tahap pertama yang selesai tahun 2014, sudahlah jelas alutsista apa yang dibeli dan yang mau datang. Jangan lupa MEF itu akan terus berlanjut ke tahap lima tahun berikutnya. Tentu perkuatan demi perkuatan itu akan menempatkan posisi Kalimantan sebagai prioritas asupan gizi alutsista disamping pulau-pulau lain. Jadi tetap optimis dengan alokasi alutsista terbaru yang akan ditempatkan di bumi borneo itu. Tegasnya tidak hanya 12-15 MBT, tidak hanya 1 detasemen Astross, tidak hanya 5 pucuk Caesar Nexter atau 10 Panser Anoa. Pasti akan ditambah terus secara bertahap menuju kekuatan yang disegani.

Kemudian melihat rencana RI mengadakan latihan gabungan AL dengan 17 negara lain di Natuna April 2014 merupakan langkah cantik sekaliguna gagah, tetapi juga harus berhati-hati. Lho kok bisa, ya iyalah cantik karena ini berkait dengan diplomasi maritim yang perlu dipertontonkan. Bahwa dengan latihan itu nanti perairan ZEE Natuna akan dilintasi armada gabungan termasuk Cina yang juga ikut latihan Komodo. Gagah karena TNI AL menjadi leadernya dan mengirim 12 KRI terbaiknya untuk memimpin konvoi kapal perang 18 negara menyisir beberapa kepulauan yang berada di wilayah NKRI. Berhati-hati karena yang ikutkan ada Cina, ada Rusia, ada Jepang, ada AS disamping negara-negara ASEAN. Itu sebabnya release resminya adalah latihan penanggulangan bencana.

Mengelola suhu konflik di LCS memang perlu kesabaran dan ketenangan. Posisi Indonesia yang tak ikut dalam klaim LCS memberi keleluasaan bagi diplomasi negeri ini ke semua pihak yang bertikai agar bisa memperoleh “kesetaraan kehormatan bersama” melalui kegiatan latihan militer bersama. Boleh jadi ini merupakan titik awal untuk bersama-sama pula mencari solusi terbaik dengan suasana kedekatan militer dan saling ketergantungan dalam hubungan ekonomi multilateral. Perspektif hubungan antar negara ke depan ini khususnya di kawasan Asia Pasifik akan semakin dinamis dan mungkin saja akan terjadi petir di siang hari. Tentu untuk mengurangi dampak petir tadi perlu ada prakarsa. Indonesia berpeluang besar memainkan prakarsa itu.

Kita berpandangan Leopard dan Komodo adalah kampanye. Yang pertama tentu sesuai namanya, jangan-main-main dengan kucing hutan kami kalau tidak ingin diterkam. Yang terakhir juga sesuai namanya, karena kata si Cina LCS sudah diklaim sejak jaman baheula maka memunculkan nama Komodo seakan ingin menegaskan bahwa masih ada lagi makhluk yang lebih pra sejarah, ya si Komodo itu. Bukan bermaksud menyindir tetapi kalau klaim didasarkan pada argumen kejayaan masa lalu yang sudah bernilai berabad-abad, kita pun bisa mengatakan kami ingin juga mengembalikan kejayaan Majapahit. Bagaimana koko Panda ?

Senin, 01 Juli 2013

Kevin Rudd Set to Give C-130H and Boats to Indonesia

RAAF C-130H Hercules (photo : Jubes474)

Kevin Rudd set to give planes and boats to Indonesia in visit this week

Kevin Rudd will take a kitbag of goodies to Indonesia this week as he seeks more help from that county to curb the boat flow.

The secondhand C-130 Hercules planes that Indonesia was going to buy at “mates rates” will now be a gift, and there will be patrol boats (customs not naval) thrown in. There could also be developmental aid.

The whole package could cost hundreds of millions of dollars.

The decision to make a gift of the planes and provide the boats was taken before last week’s leadership change, in preparation for Julia Gillard making this trip.

Rudd will be in Jakarta and Bogor on Thursday and Friday for the third Indonesia-Australia Leaders' Meeting. The discussions will be broad but being seen to be able to do something to combat the boat inflow is vital as Rudd moves towards the election.

The patrol boats will assist with border protection but the free gift of the C-130s, which are transport planes, is about putting the Indonesians in a mood to be helpful generally on the border issue.

The trip plays to Rudd’s strengths. He’s naturally at home on the foreign stage and has a good relationship with President Susilo Bambang Yudhoyono.

Gillard’s experience with Indonesia was mixed. The suspension of the live cattle trade caused great tension in the relationship. Rudd, foreign minister at the time, distanced himself by letting it be known he hadn’t been consulted; he later got involved in negotiations to sort things out. On the other hand, the regular leadership dialogue with Indonesia started (in late 2011) under Gillard.

While Rudd will be striving to come out of these talks with an impression that he has momentum in tackling people smuggling, previous experience indicates what’s said doesn’t always match what’s done on the issue.

Hawk Pantau Titik Api di Provinsi Riau

IMG_4705-nPEKANBARU – TNI AU mengerahkan pesawat angkut berat jenis C-130 Hercules dan Helikopter Colibry, dalam memantau keberadaan titik api yang terjadi karena kebakaran hutan dan lahan di provinsi Riau 

TNI AU jg mengerahkan alutsista pesawat tempur jenis Hawk 100/200, Skadron Udara 12, Lanud Roesmin Nurjadin . 

Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Andyawan. M.P, S.IP mengungkapkan, setiap hari Satgas udara melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca berupa penaburan NaCl pada awan guna menciptakan hujan buatan, sementara helikopter melaksanakan Water Bombing dilokasi titik api 

Selain itu satgasud juga melibatkan alutsista pesawat tempur hawk 100/200 dalam membantu penaggulangan bencana asap di Riau. 

Khusus pesawat Hawk 100/200 di fokuskan pada pemantauan lokasi titik api untuk selanjutnya dilaporkan ke satgas guna dipadamkan. 

Pelaksanaan pemantauan yang dilaksanakan pesawat tempur Hawk 100/200 apabila helicopter tidak dapat memantau titik api pada ketinggian rendah 

Sedangkan Hawk 100/200 dapat melaksanakan pemantauan dari ketinggiang yang cukup tinggi dan dapat menurunkan ketinggiannya pada spot titik api tersebut.(Pentak/d)

Mahasiswa UK Petra Surabaya Olah Sampah Plastik Jadi Minyak Tanah

Para mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya mengolah sampah plastik menjadi minyak tanah. (VOA/Petrus Riski)
Sampah menjadi masalah yang serius di kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta dan Surabaya, khusunya sampah plastik yang membutuhkan ratusan tahun untuk dapat terurai di alam.
Sampah plastik merupakan penyebab banyak permasalahan sosial maupun lingkungan, yang belum disadari masyarakat banyak. Menyikapi keadaan itu, beberapa mahasiswa desain komunikasi visual di Universitas Kristen Petra  (UK Petra) Surabaya mengolah sampah plastik menjadi minyak tanah.
“Karena sampai hari ini kalau bisa kita lihat ya, plastik itu banyak sekali dan orang-orang itu kebanyakan itu tidak peduli. Ini nanti sampahnya, plastik ini mau diapain tidak peduli, yang penting mereka pakai sekarang, sudah selesai buang, mau numpuk juga tidak peduli. Padahal sampahnya kalau numpuk bisa sampai bikin banjir, terus bikin macam-macam yang bikin kita sendiri susah,” ujar Jeniffer, mahasiswi Desain Komunikasi Visual, UK Petra.

Dosen jurusan desain komunikasi visual, Deddi Duto Hartanto mengatakan bahwa tong sampah pengolah plastik dibuat secara khusus, sehingga mampu menghasilkan minyak tanah yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
“Alat ini drum sampah yang dimodifikasi, diberi sekrup dan sebagainya, kemudian ada pipa yang mengalirkan, jadi pipa ini sebetulnya untuk menjalankan proses perjalanan panasnya tadi, mengalir terus setiap tetes-tetes-tetes ditaruh di botol. Sebetulnya bukan alat khusus, cuma dia menciptakan supaya bisa digunakan oleh orang banyak ya, jadi bukan satu personal, jadi alat besar ini itu untuk menampung banyak sampah, sampah apapun dari plastik,” ujarnya.
Mahasiswa lain bernama Stefanie Ivana menambahkan, masyarakat juga dapat membuat sendiri alat pengolahan sampah plastik, yang dapat diperoleh dari bahan kaleng atau besi yang sudah tidak terpakai.
“Meskipun kita tidak membuat alat sendiri, kita menggunakan dari kaleng-kaleng yang, kaleng makanan biskuit itu juga bisa, pokoknya prinsipnya itu kita menggunakan kaleng besi,” ujarnya.
Ditambahkan oleh Jeniffer, meski tidak dapat menghasilkan minyak tanah dalam jumlah yang besar, pengolahan sampah plastik ini diyakini dapat mengurangi volume sampah plastik yang ada di lingkungan sekitar.
“Memang hasilnya sih tidak terlalu banyak, cuma kalau kita bisa lihat dari kegunaannya dan juga mengurangi sampah plastiknya itu kita bisa mengurangi banyak sekali. Memang dari satu tong itu kalau misalnya penuh, paling kalau botol air mineral yang kecil itu cuma bisa menghasilkan setengah (liter), tapi kan kita di sini melihatnya segitu banyaknya sampah itu kita bisa olah, kita ubah jadi bahan yang lebih baik,” ujarnya.
Sumber: voaindonesia.com