Sekretaris Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Sesmenko Polhukam), Letjen (Purn) Hotmangaradja Panjaitan mengungkapkan, ada upaya penggantian ideologi pancasila melalui konflik keagamaan.
Menurutnya, upaya ini dilakukan setelah reformasi bergulir dengan merusak ideologi Pancasila. "Setelah reformasi yang secara sadar atau tidak sadar demikian ada kelompok macam itu," katanya dalam acara diskusi di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/4/2013).
Dia menjelaskan, modus yang dilakukan kelompok tersebut diantaranya dengan melakukan perusakan terhadap rumah ibadah agama lain. Tujuannya adalah memicu konflik antar agama.
"Kita jangan benci dengan agama lain, ini dilakukan oknum-oknum kelompok yang sengaja atau tidak untuk merusak Pancasila kita," jelas anak dari Pahlawan Revolusi Mayjen (Anumerta) DI Panjaitan itu.
Maka itu, dia berpesan kepada pihak terkait supaya tidak terprovokasi oleh langkah-langkah yang dilakukan kelompok tersebut.
"Ada upaya mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain. Mereka ingin Pancasila kita hanya sebagai simbol dan dimasukkan ideologi lain," imbuhnya.
Minggu, 28 April 2013
Senin, 22 April 2013
Pindad Siap Luncurkan Tank Pertama Buatan RI
Tank medium rancangan Pindad : mengadopsi kemampuan Leopard (image : istimewa)
Bandung:(DM) - PT Pindad (Persero) akan meluncurkan kendaraan tempur roda rantai atau tank. Tank yang rencananya akan dirilis merupakan tank tempur tipe ringan atau light dan medium versi Indonesia.
Hal disampaikan Kepala Departemen Produksi II (Divisi Kendaraan Khusus), Hery Mochtady kepada detikFinance di Kantor Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/4/2013).
“Kalau light tank kita sudah punya prototype awal. Kalau medium kita masih tahapan konsep desain ataumematangkan desainnya seperti apa sih,” tutur Hery.
Untuk konsep tank versi light, Pindad mengadopsi tenologi dan desain tank jenis Scorpion buatan Inggris. Nantinya, tank ini, akan dikendalikan oleh tiga orang yakni bertindak sebagai commander, gunner dan driver.
“Kalau light tank itu skala Scorpion, kalau medium itu skala dengan Marder. Ke sana kita akan kembangkan. Kalau kelas heavy seperti Leopard sepertinya kita belum. Itu terlalu berat. Kita lebih cocok di medium tapi persenjentaan kita bisa pakai misil anti tank atau pakai 105 kaliber besar,” tambahnya.
Meskipun akan mengembangkan 2 tipe tank yakni tipe light dan medium. Kemampuan senjata, tetap bisa ditingkatkan atau mengadopsi kemampuan heavy tank seperti Leopard.
“Teknologi sudah berkembang, tank medium pun mampu membawa senjata dengan kaliber besar,” sebutnya.
Untuk komponen, Hery mengakui, pihaknya di Pindad tetap memprioritaskan komponen lokal. Namun, saat komponen tersebut tidak dijual atau dikembangkan di dalam negeri, pihaknya baru membeli dari luar negeri.
“Tapi secara realistis, kita masih terbatas untuk power pack, engine, transmisi, dan cooling. Kita belum ada yang supply. Kalau senjata kaliber besar, kita masih impor karena di dalam negeri belum ada. Tapi kita usahakan, setiap kegiatan development setiap. Kalau terpaksa dengan luar negeri, kita harus ada TOT (transfer of technology), apa yang bisa kita ambil dari sana. Minimal kita tahu, konsep desain dan kalkulisinya seperti apa,” tegasnya.
(Detik)
Senin, 15 April 2013
Latihan gabungan TNI Tahun 2013 resmi dibuka Panglima TNI
Latihan Gabungan (latgab) Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang digelar 15 April-29 Mei 2013, hari ini resmi dibuka. Latihan tersebut akan dilaksanakan di Kalimantan Timur dan Nusa Ternggara Barat (NTB).
Latihan Gabungan TNI tingkat Divisi Tahun 2013 yang diikuti tiga matra, yakni TNI Angkatan Udara, TNI Angkatan Darat, dan TNI Angkatan Laut, secara resmi dibuka oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.
"Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, Senin 15 April 2013 pukul 09.16 WIB latihan gabungan saya nyatakan dengan resmi dibuka," ujar Agus Suhartono dalam upacara pembukaan di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin (15/4/2013).
Bertindak sebagai inspektur upacara, Agus menyampaikan, latihan gabungan ini sebagai latihan untuk menjaga wilayah Republik Indonesia yang besar dan kaya.
Menurutnya, strategi militer nasional memiliki peran sangat penting dalam mempertahankan eksistensi bangsa dan negara sebagai implikasi dari posisi strategis yang dimiliki Indonesia.
"Mulai hari ini kita menyelenggarakan latihan gabungan TNI sebagai media untuk mengukur dan menguji latihan satuan yang telah dilaksanakan, serta mewujudkan kesiapsiagaan interoperabilitas komando gabungan TNI dalam rangka mencegah, menangkal, dan menghadapi setiap bentuk ancaman yang timbul di seluruh wilayah NKRI," tukasnya. (Sindo)
Latihan Gabungan TNI tingkat Divisi Tahun 2013 yang diikuti tiga matra, yakni TNI Angkatan Udara, TNI Angkatan Darat, dan TNI Angkatan Laut, secara resmi dibuka oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.
"Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, Senin 15 April 2013 pukul 09.16 WIB latihan gabungan saya nyatakan dengan resmi dibuka," ujar Agus Suhartono dalam upacara pembukaan di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin (15/4/2013).
Bertindak sebagai inspektur upacara, Agus menyampaikan, latihan gabungan ini sebagai latihan untuk menjaga wilayah Republik Indonesia yang besar dan kaya.
Menurutnya, strategi militer nasional memiliki peran sangat penting dalam mempertahankan eksistensi bangsa dan negara sebagai implikasi dari posisi strategis yang dimiliki Indonesia.
"Mulai hari ini kita menyelenggarakan latihan gabungan TNI sebagai media untuk mengukur dan menguji latihan satuan yang telah dilaksanakan, serta mewujudkan kesiapsiagaan interoperabilitas komando gabungan TNI dalam rangka mencegah, menangkal, dan menghadapi setiap bentuk ancaman yang timbul di seluruh wilayah NKRI," tukasnya. (Sindo)
Latihan Gabungan TNI 2013 akan uji doktrin baru
TNI akan menggelar Latihan Gabungan Tingkat Divisi 2013 di Pantai Asembagus, Jawa Timur, dan area latihan militer Sangatta, Kalimantan Timur, pada 2-24 Mei nanti.
"Akan ada pengujian beberapa doktrin baru, terkait sistem persenjataan baru yang kami miliki," kata Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, di Jakarta, Senin.
Bersama Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Putu Dunia, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, dan Wakil Kepala Staf TNI AD, Letnan Jenderal TNI Moeldoko, di apron Skuadron Udara 2 TNI AU, Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta, dia meninjau persiapan akhir menuju latihan gabungan mandala yang dilaksanakan empat tahun sekali itu.
Latihan gabungan mandala ini akan melibatkan 16.745 personel TNI dari berbagai satuan dan matra. Kepala Staf Umum TNI, Marsekal Madya TNI Daryatmo, menjadi direktur latihan dengan Panglima Kostrad, Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir, sebagai panglima komando dan staf gabungan latihan mandala itu.
Selepas upacara pembukaan latihan ini, kontingen demi kontingen pasukan dari berbagai satuan dan matra TNI yang dilibatkan dalam latihan perang gabungan ini akan diberangkatkan. Tahun kemarin, latihan komposit dari masing-masing matra TNI telah dilakukan dan dievaluasi.
Menurut Suhartono, "Kehadiran sistem kesenjataan baru tentu mengubah sebagian atau keseluruhan doktrin tempur dan perang yang ada. Ini juga yang akan diketahui di lapangan secara persis dalam latihan gabungan ini."
Dia mencontohan, sebagian kapal-kapal pendarat pasukan dari TNI AL merupakan generasi baru. Kecepatannya bisa lebih tinggi ketimbang kapal pendarat tank (LST - Landing Ship Tank). "Jadi kapal pengangkut pasukan pendarat tidak usah lagi terlalu dekat ke pantai kawasan yang akan direbut dan diduduki karena bisa menambah resiko," kata Suhartono.
Dari sisi pertempuran udara, sekarang ada EMB-314 Super Tucano yang dipersenjatai. Kegunaannya hampir sama dengan OV-10F Bronco dari generasi sebelumnya, yang dia gantikan; sama-sama turboprop multi fungsi dengan salah satu fungsi pengintaian udara dan serbu udara-darat jarak dekat serta payung udara pasukan infantri.
"Tentang ini tidak terlalu banyak perubahan doktrin, karena kegunaannya mirip-mirip. TNI AU punya pengalaman baik tentang ini," katanya.
Menurut rencana, Presiden Susilo Yudhoyono dan sejumlah pejabat terkait serta anggota DPR akan melihat secara langsung pelaksanaan latihan itu. "Juga beberapa atase pertahanan negara sahabat yang kami undang," kata Suhartono. (Antara)
"Akan ada pengujian beberapa doktrin baru, terkait sistem persenjataan baru yang kami miliki," kata Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, di Jakarta, Senin.
Bersama Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Putu Dunia, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, dan Wakil Kepala Staf TNI AD, Letnan Jenderal TNI Moeldoko, di apron Skuadron Udara 2 TNI AU, Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta, dia meninjau persiapan akhir menuju latihan gabungan mandala yang dilaksanakan empat tahun sekali itu.
Latihan gabungan mandala ini akan melibatkan 16.745 personel TNI dari berbagai satuan dan matra. Kepala Staf Umum TNI, Marsekal Madya TNI Daryatmo, menjadi direktur latihan dengan Panglima Kostrad, Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir, sebagai panglima komando dan staf gabungan latihan mandala itu.
Selepas upacara pembukaan latihan ini, kontingen demi kontingen pasukan dari berbagai satuan dan matra TNI yang dilibatkan dalam latihan perang gabungan ini akan diberangkatkan. Tahun kemarin, latihan komposit dari masing-masing matra TNI telah dilakukan dan dievaluasi.
Menurut Suhartono, "Kehadiran sistem kesenjataan baru tentu mengubah sebagian atau keseluruhan doktrin tempur dan perang yang ada. Ini juga yang akan diketahui di lapangan secara persis dalam latihan gabungan ini."
Dia mencontohan, sebagian kapal-kapal pendarat pasukan dari TNI AL merupakan generasi baru. Kecepatannya bisa lebih tinggi ketimbang kapal pendarat tank (LST - Landing Ship Tank). "Jadi kapal pengangkut pasukan pendarat tidak usah lagi terlalu dekat ke pantai kawasan yang akan direbut dan diduduki karena bisa menambah resiko," kata Suhartono.
Dari sisi pertempuran udara, sekarang ada EMB-314 Super Tucano yang dipersenjatai. Kegunaannya hampir sama dengan OV-10F Bronco dari generasi sebelumnya, yang dia gantikan; sama-sama turboprop multi fungsi dengan salah satu fungsi pengintaian udara dan serbu udara-darat jarak dekat serta payung udara pasukan infantri.
"Tentang ini tidak terlalu banyak perubahan doktrin, karena kegunaannya mirip-mirip. TNI AU punya pengalaman baik tentang ini," katanya.
Menurut rencana, Presiden Susilo Yudhoyono dan sejumlah pejabat terkait serta anggota DPR akan melihat secara langsung pelaksanaan latihan itu. "Juga beberapa atase pertahanan negara sahabat yang kami undang," kata Suhartono. (Antara)
16.745 Prajurit Terlibat Dalam Latihan Gabungan TNI 2013
Latihan gabungan mandala tingkat divisi TNI 2013 kali ini akan melibatkan 16.745 personel dari berbagai satuan dan matra TNI. Lokasi latihan adalah di Pantai Asembagus, Jawa Timur, dan arena latihan militer Sangatta, Kalimantan Timur, pada 2-24 Mei nanti.
Seluruh peserta latihan gabungan akbar empat tahunan ini akan melaksanakan skenario penyerbuan, perebutan, dan pendudukan wilayah Tanah Air yang diilustrasikan telah dikuasai kekuatan asing. Bukan itu saja, juga akan dilakukan skenario penarikan pasukan jika keadaan tidak menguntungkan, untuk meminimalisasi kerugian personel dan material.
Latihan Gabungan TNI 2013 dibuka secara resmi oleh Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, di apron Skuadron Udara 2 TNI AU, Pangkala Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin. Sejumlah pimpinan puncak dari seluruh matra TNI hadir, berikut para komandan dan panglima unsur.
Menurut Suhartono, selain belasan ribu personel TNI, latihan akbar gabungan ini juga akan melibatkan berbagai tipe dan jenis alat transportasi, tempur di laut, udara, dan darat, serta sistem lain kesenjataan lama dan baru TNI.
Dari unsur laut, akan dikerahkan 36 kapal perang berbagai jenis dan tipe, termasuk kapal selam tipe U-209 KRI Cakra/402. serta beberapa tipe lain kapal pendarat pasukan. Korps Marinir TNI AL sebagai unsur pendarat dan pendudukan wilayah, mengerahkan 17 tank BMP-3F, 33 arsenal BTR-50, enam kapal K-61, dua unit peluncur peluru kendali bergerak RP-70 Grad, tujuh unit LVT-7A1, dua unit BVP-2.
Masih didukung tiga pesawat transport ringan-intai udara NC-212 Aviocar, dan lima helikopter Bell B-412.
Sedangkan TNI AU mengerahkan lima Sukhoi Su-27/30 Flanker, 10 Hawk 109 dan 209, lima F-16 Fighting Falcon, 11 pesawat transport berat C-130 Hercules, dua pesawat intai/peringatan dini/pengendali operasi Boeing B-737 RC, dua pesawat transport ringan NC-212 Aviocar, dua pesawat transport sedang CN-235, satu CN-235 MPA, dua helikopter NAS-330 dan AS-330 dan empat helikopter EC-120 Colibri.
Peralatan tempur TNI AD meliputi 14 unit tank Scorpion, lima panser tempur Stormer Armoured Personnel Carrier, dua tank Stormer Commando, 13 tank AMX-13, 21 pucuk meriam lapangan meliputi howitzer CAESAR, 12 helikopter Mil Mi-17, 12 helikopter Bell-412, dan tiga helikopter Bolcow-Blohm NBO-105
Tujuan Latihan Gabungan TNI 2013 ini mengukur dan menguji latihan satuan yang dilaksanakan serta mewujudkan kesiapsiagaan interoperabilitas komando gabungan TNI dalam rangka mencegah, menangkal, dan menghadapi setiap bentuk ancaman yang timbul di seluruh wilayah Indonesia.
"Kemampuan interoperabilitas dalam operasi gabungan sebagai pengembangan pemikiran strategi militer modern, telah menjadi salah satu kata kunci guna memperbesar momentum suatu operasi TNI. Baik pada perspektif strategis operasional maupun taktis," ucap Suhartono. (Antara)
Foto : republika.co.id |
Seluruh peserta latihan gabungan akbar empat tahunan ini akan melaksanakan skenario penyerbuan, perebutan, dan pendudukan wilayah Tanah Air yang diilustrasikan telah dikuasai kekuatan asing. Bukan itu saja, juga akan dilakukan skenario penarikan pasukan jika keadaan tidak menguntungkan, untuk meminimalisasi kerugian personel dan material.
Latihan Gabungan TNI 2013 dibuka secara resmi oleh Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, di apron Skuadron Udara 2 TNI AU, Pangkala Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin. Sejumlah pimpinan puncak dari seluruh matra TNI hadir, berikut para komandan dan panglima unsur.
Menurut Suhartono, selain belasan ribu personel TNI, latihan akbar gabungan ini juga akan melibatkan berbagai tipe dan jenis alat transportasi, tempur di laut, udara, dan darat, serta sistem lain kesenjataan lama dan baru TNI.
Dari unsur laut, akan dikerahkan 36 kapal perang berbagai jenis dan tipe, termasuk kapal selam tipe U-209 KRI Cakra/402. serta beberapa tipe lain kapal pendarat pasukan. Korps Marinir TNI AL sebagai unsur pendarat dan pendudukan wilayah, mengerahkan 17 tank BMP-3F, 33 arsenal BTR-50, enam kapal K-61, dua unit peluncur peluru kendali bergerak RP-70 Grad, tujuh unit LVT-7A1, dua unit BVP-2.
Masih didukung tiga pesawat transport ringan-intai udara NC-212 Aviocar, dan lima helikopter Bell B-412.
Sedangkan TNI AU mengerahkan lima Sukhoi Su-27/30 Flanker, 10 Hawk 109 dan 209, lima F-16 Fighting Falcon, 11 pesawat transport berat C-130 Hercules, dua pesawat intai/peringatan dini/pengendali operasi Boeing B-737 RC, dua pesawat transport ringan NC-212 Aviocar, dua pesawat transport sedang CN-235, satu CN-235 MPA, dua helikopter NAS-330 dan AS-330 dan empat helikopter EC-120 Colibri.
Peralatan tempur TNI AD meliputi 14 unit tank Scorpion, lima panser tempur Stormer Armoured Personnel Carrier, dua tank Stormer Commando, 13 tank AMX-13, 21 pucuk meriam lapangan meliputi howitzer CAESAR, 12 helikopter Mil Mi-17, 12 helikopter Bell-412, dan tiga helikopter Bolcow-Blohm NBO-105
Tujuan Latihan Gabungan TNI 2013 ini mengukur dan menguji latihan satuan yang dilaksanakan serta mewujudkan kesiapsiagaan interoperabilitas komando gabungan TNI dalam rangka mencegah, menangkal, dan menghadapi setiap bentuk ancaman yang timbul di seluruh wilayah Indonesia.
"Kemampuan interoperabilitas dalam operasi gabungan sebagai pengembangan pemikiran strategi militer modern, telah menjadi salah satu kata kunci guna memperbesar momentum suatu operasi TNI. Baik pada perspektif strategis operasional maupun taktis," ucap Suhartono. (Antara)
Minggu, 14 April 2013
Memahami Karakter Tentara
Tentara di manapun di muka bumi ini adalah salah satu lambang keperkasaan negara, simbol dari eksistensi kewibawaan untuk melanjutkan dan melangkah dalam etika pergaulan antar bangsa. Tentara adalah nadi yang mengalirkan darah negara untuk mampu bercita-cita dengan mengawal perjalanannya dari segala bentuk ancaman dan gangguan eksistensi.
Tentara Indonesia lahir dari rahim Ibu Pertiwi yang secara gagah berani memproklamirkan kemerdekaan jamrud Sabang Merauke. Tanggal 17 Agustus 1945 diumumkan kemerdekaan Republik Indonesia ke seluruh dunia. Tentu saja sang Penjajah tak terima maka dikirimlah pasukan gabungan sekutu pemenang perang dunia II yang didalamnya ada tentara Belanda. Maka selama lima tahun berikutnya terjadilah perang kemerdekaan di seluruh tanah air. Kegigihan militer Indonesia yang didukung penuh rakyat membuat Belanda letih bertempur dan akhirnya mengakui kedaulatan RI akhir Desember 1949.
Pasukan Kostrad dalam sebuah Defile |
Inilah cikal bakal nilai kejuangan tentara Indonesia yang bersama rakyat bahu membahu menegakkan NKRI. Nilai kejuangan ini bentuknya adalah militansi, heroik dan nasionalis memberikan warna dalam langkah sejarah perjalanan bangsa selanjutnya. Militernya heroik, rakyatnya nasionalis, itulah keistimewaan Republik Indonesia.
Pasukan khusus Indonesia dari satuan angkatan darat, Kopassus sudah jauh hari memberikan nilai kebanggaan dan martabat bernegara. Keberhasilan Kopassus dalam membebaskan jet DC-10 Garuda dan penumpangnya yang dibajak dalam perjalanan Jakarta-Medan di Bandara Don Muang Bangkok tanggal 28 Maret 1981 merupakan nilai cum laude yang berhasil mengangkat harkat satuan elite ini di mata dunia. Masih banyak prestasi lain yang dilakukan pasukan loreng darah ini sepanjang sejarahnya mengawal NKRI.
Garis hidup seorang prajurit adalah bersiap diri untuk setiap saat maju ke medan penugasan apakah itu dalam bentuk operasi militer, operasi intelijen atau operasi kemanusiaan. Negara nomor satu, keluarga nomor dua. Bentuk kesiapan itu adalah untuk seluruh organ yang dia miliki termasuk nyawa yang memang sudah ada dalam perjanjian mencetak karakter prajurit. Karakter yang dibentuk melalui pendidikan dan latihan militer TNI sebenarnya untuk melahirkan kembali isian benak, isian hati, isian naluri untuk disatukan pada ikatan yang bernama mati untuk negara demi kehormatan dan sebuah harga diri bangsa.
Dalam bingkai tertib sipil, tentara sejatinya tidak pernah memulai sebuah sebab karena memang tak ingin memberikan akibat. Tetapi jika tentara dilukai dan dibunuh secara keji oleh preman sebagaimana yang terjadi di Yogya baru-baru ini maka naluri tempur yang dididihkan melalui semangat patriotik membela NKRI dan korps akan memberikan letusan lahar dan semangat hukum qisas. Nyawa dibayar nyawa karena itu adalah adrenalin yang disumpahkan dan disusupkan dalam diri seorang tentara. Itulah yang mestinya dipahami oleh kita karena karakter tentara adalah kehormatan dan martabat sebagaimana dia menjaga kehormatan bangsa dan negaranya.
Pasukan Marinir menyemut dan menyengat |
Semangat untuk menyeimbangkan harkat tentu sangat kita hormati karena pada dasarnya kita adalah manusia yang menghargai harkat dan martabat. Tetapi ketika hendak disandingkan terhadap dua sebab kematian yang tidak diingini maka menjadi tidak seimbang ketika kematian tentara yang nota bene asset penting NKRI tidak disebut pelanggaran HAM sedangkan kematian 4 preman yang menjadi pemicu disanjung-sanjung sebagai pelanggaran HAM. Itu sama saja kita mengamini sebuah terminologi preman lebih berharga dari tentara.
Okelah, pertanggungjawaban ke 11 prajurit itu di mata hukum sedang dalam proses. Kita hanya ingin menyampaikan pesan kepada anak negeri bahwa meski secara hukum mereka salah tetapi jika kita mampu memahami bangunan karakter tentara tentu kita bisa memahami mengapa serangan balasan itu bisa terjadi. Sangat ironi tentara dibunuh oleh kelompok preman. Lebih ironi lagi ketika perjalanan proses menuju peradilan militer, ada upaya untuk mengangkat harkat untuk tidak disebut preman dan sekan-akan hendak menjadikannya sebagai pahlawan.
Sebagaimana yang disampaikan Letnan Jendral (Purn) Luhut Panjaitan, jika saja masyarakat tahu “proses” pembunuhan keji anggota Kopassus di Yogya melalui CCTV maka tentu saja orang akan memaklumi tindakan balas dendam itu. Sayangnya reportase pemberitaan media kita lebih sering mengedepankan drama, bukan fakta. Drama pemberitaan keluarga 4 preman diberitakan sebagai kaum yang dizalimi sementara keluarga tentara yang dibunuh dan sedang hamil berat “ditelantarkan”. Model media drama seperti ini ditambah ketidakseimbangan peran Komnas HAM dan LSM lain memberikan kesan menggiring cara pandang untuk memojokkan institusi tentara.
Meski demikian, suara hati sebagian rakyat Indonesia sesungguhnya ada disamping tentaranya. Simak saja suara itu di hampir semua media on line dan cetak. Rakyat sudah makin cerdas memilah dan mencerna. Tindakan shock terapy tentara di Cebongan sesungguhnya mewakili suara rakyat cerdas yang sudah muak melihat ulah preman dan kriminalitas di sekelilingnya. Meski secara hukum salah tetapi dalam rangka memberi efek kejut yang mampu menciutkan nyali preman atau siapa saja pelaku kejahatan yang menantang tentara, tindakan itu perlu dan pantas. Pesannya sangat jelas dan itu adalah karakter sejati tentara, kehormatan dan harga diri korps sebagaimana tugas utamanya menjaga kehormatan dan harga diri NKRI.
Sasaran Kegiatan LAPAN 2013
Berikut ringkasan Sasaran Kegiatan LAPAN 2013
Sasaran kegiatan ini akan dicapai dalam tiga tahun anggaran yaitu tahun anggaran 2012, 2013 dan 2014. Sasaran hasil kerja tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1. Pusat Teknologi Roket
a. Dengan dilengkapinya sarana dan prasarana yang dilakukan sampai tahun 2012 maka di Lapan sudah ada peningkatan kualitas untuk kegiatan disain, fabrikasi dan pengujian roket, sehingga pada tahun 2013 dapat ditingkatkan performance roket melalui peningkatan Isp (Impuls Spesific) dari 216 s menjadi 230 s dan penurunan rasio berat struktur dari 0,4 menjadi 0,35. Peningkatan Isp tersebut dicapai melalui optimalisasi komposisi propelan, penggunaan tiga macam ukuran Ammonium Perkhlorat (AP tri-modul), dan burning rate catalyst. Sedangkan penurunan rasio struktur dicapai melalui peralatan manufaktur struktur yang telah diremajakan dan peralatan plasma coating.
b. Kegiatan utama peroketan Lapan tahun 2013 adalah Ekspedisi Morotai, yaitu melaksanakan kegiatan peluncuran roket RX-122, RX-200, RX-320, RX-450 dan RX-550 di Morotai. Kegiatan peluncuran roket tersebut dilaksanakan setelah uji statik setiap roket berhasil dilaksanakan. Disamping pencapaian sasaran di atas, fasilitas yang dikembangkan di Lapan di bidang peroketan juga dimaksudkan untuk menunjang pelaksanaan program roket nasional (konsorsium) untuk penggunaan di bidang pertahanan dan pemanfaatan lainnya. Untuk tahun 2013 program roket konversi mempunyai sasaran empat prototip, yaitu RX-122 dengan jangkauan 23 Km, RX-200 dengan jangkauan 40 Km, RX-320 dengan jangkauan 70 Km dan RX-450 dengan jangkauan diatas 100 Km (roket 3 digit).
c. Pengembangan Roket Cair pada tahun 2013 mempunyai sasaran :
• Prototipe Enjin roket cair kapasitas 1000 kgf dan 2000 kgf dengan sistem pendingin regenerative cooling yang mampu menahan panas pembakaran hingga 20 detik;
• Rancangan lanjut pompa turbin untuk sistem pengumpan roket cair;
• Rancangan awal sistem pengumpan berbasis cryogenic.
d. Pengembangan Roket Kendali pada tahun 2013 mempunyai sasaran prototipe roket kendali dengan sistem propulsi roket padat (booster), Electrical Ducted Fan (RKX-200EDF) dan Turbo Jet (RKX-200TJ) berkecepatan 250 km/jam, terbang secara AutoPilot, dengan menitik beratkan pada Uji Darat (simulasi HILS, Wind Tunnel dan Captive Test) sebelum akhirnya dilakukan Flight Test. Serta peningkatan performance RKX-200 khususnya pada bagian Separasi, Booster dan Aktuator.
2. Pusat Teknologi Satelit
a. Mengirim Satelit Lapan-A2 ke SDSC (Satish Dawan Space Center), Shriharikota, India. Menempatkan sejumlah engineer untuk mengawasi dan memantau kondisi Satelit Lapan-A2, serta menyiapkan dan membangun sistem remote monitoring untuk memantau satelit dari Indonesia hingga hari peluncuran, yang direncanakan pada kuartal pertama 2014.
b. Menyiapkan sarana pendukung (infrastruktur, SDM dan SOP) untuk operasi kendali satelit (TT&C), akuisisi & pengarsipan data misi Satelit Lapan-A2. Penyelesaian dan penyempurnaan sistem otomatisasi operasi Stasiun Bumi, TTC dan akuisisi data misi, untuk mengurangi SDM pada kegiatan operasi rutin dan memberdayakannya guna mendukung kegiatan penelitian, perekayasaan dan AIT satelit.
c. Menyiapkan clean-room dan sarana-uji sistem lensa/fokus kamera untuk melihat jarak jauh, bagi pelaksanaan AIT (Assembly, Integration and Test) Satelit Lapan-A3. Clean-room kelas 100.000 berukuran 10x5m adalah primer untuk integrasi komponen high rate X-band transmitter, dan lensa/detektor optis pada sistem pencitra push-broom Imager 4 kanal. Target AIT adalah dihasilkannya Flight Model (FM) satelit Lapan-A3 dengan capaian 70%. Pelaksanaan AIT satelit masih membutuhkan supervisi, konsultasi dan peningkatan kualitas SDM Lapan. Mengadakan sejumlah alat-ukur untuk melengkapi fasilitas uji RF di dalam negeri, untuk memenuhi persyaratan uji EMI/EMC satelit, baik untuk downlink data misi pada frekuensi 8.0 s/d 8.4 GHz, maupun TT&C satelit pada pita VHF/UHF.
d. Menyiapkan konsep awal rancangan satelit Lapan-A4. Satelit Lapan- A4 merupakan pengembangan lanjut dari Satelit Lapan-A3, dimana imagernya akan ditingkatkan dengan pencitra inframerah dekat (Near Infra red, NIR). Prosesnya dimulai dengan kajian komprehensif mengenai sub-sistem satelit dan komponen ruas-bumi untuk imager visible s/d inframerah dekat, pembelajaran teknologi sensor inframerah-dekat tanpa cooler (bolometer) serta identifikasi kebutuhan koreksi data imager infra-merah dekat. Target kegiatan Lapan-A4 meliputi pembuatan dokumen PDR (Preliminary Design Review), peningkatan kemampuan SDM tentang sensor Bolometer dan pengadaan komponen dasar satelit.
e. Mempererat kerjasama luar negeri dengan Chiba, Hokaido dan Tohoku University, untuk belajar sistem satelit Jepang dan teknologi Radar dan Optis. Menjajaki kemungkinan peluncuran satelit menggunakan wahana peluncur Jepang. Misi Synthetic Aperture Radar (SAR) menjadi target terakhir pada penguasaan teknologi satelit kelas 100 kg, yang selanjutnya kegiatan pembangunan dan penguasaan teknologi satelit bergeser ke satelit kelas mini/small. Dalam rangka mempersiapkan diri menuju ke satelit kelas mini/small, Pusteksat bersinergi dengan unit kerja lain di Lapan/Nasional dalam menyusun konsep satelit remote-sensing operasional untuk bahan kajian pembangunan satelit konsorsium. Program ini akan dimanfaatkan untuk pembelajaran guna mengatasi fase sulit saat transisi dari fase satelit eksperimen ke satelit operasonal. Sinergitas semua pemangku kepentingan dan pemberdayaan semua potensi Nasional, menjadi poin penting akan keberlangsungan program, termasuk target penguasaan teknologi satelit di Lapan.
f. Berperan aktif dalam menjaga slot dan filing satelit Lapan melalui kegiatan Koordinasi Satelit. Meningkatkan Filing Lapan-A3 (X-band, bandwidth 168MHz) menjadi berstatus API (Advance Publication Information) serta pengajuan filing baru untuk Satelit Lapan-A4, khususnya terkait dengan rencana penggunaan TTC S-band. Aktifitas didalam negeri, fokus pada penyelesaian ISR (Izin Stasiun Radio) bagi Stasiun Bumi Rumpin, Rancabungur dan Biak. Penyelesaian sertifikat perangkat, usulan penggunaan TTC S-band dan perlindungan stasiun penerima/TTC dari gangguan frekuensi lain dengan radius 5 km serta aktif pada rapat koordinasi dengan operator satelit, pengguna pita-X, pita-S, pita-L, UHF dan VHF untuk melindungi penggunaan frekuensi riset dirgantara Lapan.
3. Pusat Teknologi Penerbangan
a. Di tahun 2013 akan dihasilkan sebuah pesawat ringan dua penumpang berbasiskan S15 dengan modifikasi sistem surveillance untuk kebutuhan pemetaan dan pemantauan (LSA-01). Dalam program ini, akan di laksanakan training 6 orang engineer di Technische Universitat Berlin (TU Berlin) dan di Stemme (sebuah perusahaan UKM Jerman) untuk melakukan reverse engineering terhadap pesawat S15. Pembuatan prototype LSA-01 akan dilakukan di Jerman, sedangkan integrasi akhir akan dilakukan di Indonesia. Untuk menguji kinerja LSA-01 ini, pengujian terbang akan dilakukan di akhir tahun 2013. Dari program ini akan dihasilkan juga sebuah desain konsep pesawat ringan hybrid untuk pemantauan, yang merupakan kelanjutan dari pengembangan LSA-01. Disamping itu, beberapa engineer akan ikut serta dalam pengujian pesawat LSA unmanned yang tengah dikembangkan TU Berlin bekerjasama dengan Stemme.
b. Akan dihasilkan sebuah pesawat tanpa awak dengan kemampuan membawa payload misi 10 Kg (LSU-03) yang mampu terbang secara autonomous dengan jarak jangkau 150 Km dan lama terbang 2 jam. Dalam program ini akan dilakukan pengembangan desain dan manufaktur LSU-03 dalam hal: Optimalisasi desain agar lebih aerodinamis dengan analisis, simulasi dan pengujian, optimalisasi perhitungan beban dan kekuatan struktur, serta optimalisasi pemilihan bahan. Beberapa prototype akan dibuat dan diuji terbang. Disamping itu akan dilakukan optimalisasi LSU-02 sehingga dapat mencapai jarak jangkau 150 km dan lama terbang 4 jam (pemecahan rekor MURI). Sedangkan aplikasi LSU ini akan diperluas pada bidang mitigasi bencana, pertanian, kehutaan, dan pertahanan.
c. Akan dihasilkan beberapa optimasi subsistem pesawat N219 seperti High Lift Device dan Airfoil. Dalam program ini akan dihasilkan data uji terowongan angin dan data hasil simulasi numerik CFD untuk optimasi Advance High Lift device, Airfoil design dan winglet pesawat N219. Adapun validasi hasilnya akan dilakuka noleh NLR Belanda. Disamping kegiatan penelitian di atas, jika di tahun 2013 ini program N219 mendapatkan dukungan dana dari pemerintah untuk pembuatan prototipe, Lapan akan ikut berpartisipasi dalam pembuatan prototype pesawat N219 tersebut.(GM)
Sumber LAPAN
Langganan:
Postingan (Atom)