Presiden Republik Federal Jerman Christian Wulff (kanan) melambaikan tangan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum meninggalkan Istana Merdeka di Jakarta, Kamis (1/12). Presiden Yudhoyono dan Presiden Wulff membahas berbagai kemajuan dalam kerjasama bilateral Indonesia - Jerman, di mana hubungan diplomatik kedua negara akan menginjak usia 60 tahun pada tahun 2012. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/nz/11)
1 Desember 2011, Jakarta (Jurnas.com): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan lima bidang prioritas kerja sama strategis antara Indonesia dan Jerman. Kelima prioritas tersebut meliputi bidang investasi dan perdagangan, kesehatan, pendidikan, riset dan teknologi, energi bersih dan industri pertahanan.
Presiden SBY menyampaikan hal itu dalam jumpa pers bersama Presiden Republik Federal Jerman, Christian Wulff, usai melakukan pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/12).
Presiden SBY menjelaskan, volume perdagangan antara Indonesia dan Jerman saat ini mencapai US$6 Miliar atau naik 22 persen dari tahun sebelumnya. Investasi tahun terakhir mencapai US$300 Juta lebih, tetapi hal ini masih sangat bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi.
Sedangkan untuk bidang kesehatan, Presiden SBY mengatakan teknologi dan manajemen kesehatan Jerman dianggap sangat maju. “Kami berharap bisa bekerja sama di sini,” SBY menyampaikan.
Pendidikan juga menjadi salah satu hal bidang yang diajukan Presiden SBY. Meskipun saat ini cukup banyak warga negara Indonesia yang menuntut ilmu di Jerman, Presiden SBY berharap kerja sama di bidang ini bisa lebih erat lagi.
“Kami ingin kerja sama ini antara lain menyangkut pada pendidikan di bidang teknologi. Kami membutuhkan ribuan insinyur yang akan membangun infrastruktur, mengembangkan industri dan konektifitas di Indonesia 10, 20, 30 tahun mendatang,” kata SBY.
Presiden SBY juga ingin kerja sama RI dan Jerman dalam bidang energi khususnya energi bersih dari sumber Geotermal.
Menyangkut kerja sama di bidang industri pertahanan, Presiden mengusulkan kerja sama yang strategis dan jangka panjang, misalnya bukan hanya procurement, pengadaan, tetapi juga joint investment dan juga ada joint production.
Sumber: Jurnas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar