Jumat, 27 Juli 2012
Kemhan Klaim Alutsista TNI Peringkat Pertama di ASEAN
Peringkat kekuatan militer di dunia tahun 2012 yang dikeluarkan oleh GFP. (Infografis: GFP)
26 Juli 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan Republik Indonesia mengklaim keberadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Indonesia saat ini berada di urutan pertama di kawasan ASEAN. Namun, Indonesia harus turun dua peringkat yang sebelumnya 16 menjadi 18 dalam urutan dunia.
"Kalau ASEAN kita pertama. Tapi dunia kita turun. Itu karena alutsista yang tidak efektif," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom Publik) Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjend TNI Hartind Asrin, saat ditemui usai acara silaturahmi Kapuskom Publik dengan media massa di kantornya, Kamis (26/7).
Hartind meminta masyarakat untuk memberikan dukungan kepada negara terkait pembelian dan modernisasi alutsista. Sebab, lanjut dia, kebutuhan alutsista adalah kebutuhan negara dalam menjaga kedaulatan.
Dia menjelaskan penggunaan alat-alat tersebut hanya bisa digunakan dalam keadaan darurat militer. "Tapi itu masih standby biasanya. Kalau sudah ada pernyataan perang dari Presiden, baru digunakan," ungkapnya.
Hartind menegaskan dikarenakan alutsista merupakan hard power, maka keberadaan alat persenjataan itu akan menjadi eteren power atau kekuatan penangkal, yakni akan menciptakan rasa khawatir lawan. "Kalau alutsista kita kuat, maka musuh akan mengurungkan niatnya menyerang," kata dia.
Dalam prioritas yang direncanakan, ungkap Hartind, pemerintah tidak akan membeda-bedakan mana yang akan lebih ditingkatkan, baik darat, laut, ataupun udara. Menurut Hartind, ketiga sektor itu haruslah seimbang.
Dia mencontohkan pada sektor darat yang pernah tertinggal. Karena itu, pihaknya berupaya kembali meningkatkan kekuatan dengan menghadirkan Tank MBT Leopard. Namun, Hartind malah mempertanyakan kenapa masyarakat justeru meributkan pengadaan tank-tank tersebut.
Padahal, lanjut dia, tank-tank tersebut bisa membuat deteren power. "Padahal negara lain sudah khawatir kita mau beli MBT Leoprad. Tapi di Indonesia malah diributkan," ujarnya.
Sumber: Info Publik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar