22 Agustus 2012, Surabaya: Di penghujung bulan Ramadhan 1433H/ 2012M, prajurit Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Hasanuddin-366 melaksanakan latihan bersama dengan unsur MTF disekitar perairan Lebanon. Beberapa serial latihan tempur laut yang dilaksanakan, diantaranya, peran tempur bahaya udara dengan kapal perang Brazil yaitu BRS Liberal.
Disimulasikan Helikopter Super Lynx yang onboard di BRS Liberal sebagai pesawat musuh yang sedang terbang rendah (Low Slow Flyer) mengarah ke KRI Sultan Hasanuddin-366 yang sedang berpatroli di Area of Maritime Operation Lebanon. Setelah terjadi kontak radio dengan helikopter tersebut, KRI Sultan Hasanuddin-366 memberi peringatan kepada pesawat itu agar mengubah arah, namun peringatan tersebut tidak dihiraukan.
Mengetahui terdapat ancaman bahaya udara, Komandan KRI Sultan Hasanuddin Letkol Laut (P) Dato Rusman SN, segera memerintahkan prajuritnya agar menempati pos tempur masing-masing. Setelah kontak memasuki self defence range dan derajat kontak dinyatakan merah, KRI Sultan Hasanuddin memberikan tembakan peringatan. Pesawat udara itu tak menghiraukan peringantan dari kapal, malah membalas dengan menembak secara bertubi-tubi ke arah KRI Sultan Hasanuddin.
Dalam simulasi tersebut tembakan dilakukan dengan menggunakan lampu isyarat yang dimiliki oleh kapal dan helikopter. Latihan diakhiri dengan kemampuan manuvra taktis helikopter Super Lynx di sekitar area latihan. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 2012 dilaksanakan berbagai latihan manuvra tempur laut antara KRI Sultan Hasanuddin dengan kapal perang dari Bangladesh BNS Osman serta kapal perang Turky, TCG Kilic.
Selama melaksanakan tugas operasi laut sampai saat kali ini, KRI Sultan Hasanuddin berhasil melaksanakan hailing sebanyak 23 kontak kapal permukaan dan 12 kontak udara. Setelah melaksanakan latihan bersama, pada sore harinya KRI Sultan Hasanuddin merapat di dermaga Beirut untuk melaksanakan bekal ulang logistik dan perawatan rutin.
Sumber: Dispenarmatim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar