Indonesia telah menjalin kemitraan strategis dengan Prancis dengan salah satu bidang kerjasama adalah industri pertahanan. Sebaliknya, Paris terkesan mencoba tidak mengeksploitasi isu penjualan sistem senjata kepada Jakarta. Mengapa demikian, bisa jadi karena keengganan Prancis mengusik dominasi Amerika Serikat di Asia Tenggara.
Fokus kerjasama bidang pertahanan pada isu industri pertahanan hendaknya dimanfaatkan oleh Indonesia dengan maksimal. Tentu saja pemanfaatan secara maksimal bisa tercapai kalau Indonesia tidak pelit mengeluarkan uang. Jakarta jangan bertingkah bak jurangan yang ongkang-ongkang kaki saja mau menerima hasil tanpa kerja keras.
Tidak diragukan bahwa Prancis menguasai berbagai teknologi maju di bidang pertahanan. Tetapi harus diingat pula bahwa Paris tidak akan dengan mudah "melepas" teknologi itu kepada Indonesia, sebab Prancis terikat dengan sejumlah perjanjian soal teknologi dengan NATO dan Amerika Serikat. Walaupun demikian, tetap saja ada peluang untuk memanfaatkan kerjasama di bidang industri pertahanan, dengan catatan Jakarta jangan lagi mengulangi kesalahan soal mencontek kendaraan APC VAB yang membuat Paris kecewa.
Terkait dengan Angkatan Laut, Prancis menguasai dengan baik teknologi pembuatan kapal LPD dan sejenisnya. Indonesia yang belajar dari Korea Selatan soal pembuatan kapal LPD dan sejenisnya sebaiknya menimba ilmu pula dari Prancis soal itu. Dengan demikian, dapat membandingkan apa saja keunggulan dan kekurangan dari teknologi kedua negara tersebut. Dari situ bisa diambil hal-hal yang menguntungkan bagi Indonesia untuk desain rancang bangun kapal LPD di masa depan, misalnya kapal LPD dengan tonase yang jauh lebih besar daripada yang saat ini memperkuat kekuatan laut Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar