Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengharapkan adanya penghapusan bea masuk untuk bahan baku industri alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Diharapkan dengan adanya penghapusan ini dapat meningkatkan produksi Alutsista yang digunaka oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Demikian disampaikan Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Syamsuddin ketika ditemui di Wisma Antara, Jakarta, Selasa (12/7/2011).
“Kita ingin Alutsista 0% bea masuknya, tapi khusus untuk bahan baku Alutsista dan dapat rekomendasi dari Kementerian Pertahanan kalau ridak nanti bisa disalahgunakan,” ujarnya.
Dengan memberikan penghilangan bea masuk untuk industri Alutsista, Sjafrie menilai, harga produk Alutsista asal Indonesia dapat menjadi lebih murah dari produk Alutsista dari negara lain. Namun bukan berarti kualitas produk alutsisa Indonesia buruk.
“Harga kita akan bersaing di luar lebih murah, tapi kualitasnya lebih tinggi karena kita harus menguji dulu dengan kompetitor lain. Kita bisa mengungguli kompetitor lain,” jelasnya.
Sjafrie menambahkan, dirinya telah memberikan rekomendasi untuk BUMN yang bergerak pada industri Alutsista, seperti PT PAL, PT PINDAD, PT DI. Selain itu, juga telah diberikan untuk BUMS seperti PT PALINDO.
Lebih lanjut Sjafrie mengatakan perlu adaya perluasan industri baja di Indonesia agar mampu untuk mendukung industri kendaraan tempur yang juga lebih besar.
“Industri baja diharapkan punya akselerasi. Produk hulunya dibutuhkan kelebaran industri baja yang lebih besar, sekarang baru 2 meter, kita butuh 4 meter untuk kapal. Untuk kendaraan tempur yang lebih besar,” ujarnya.(Sumber : Detik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar