Berlin | Republik Federal Jerman merupakan salah satu investor penting di Indonesia. Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Jerman menunjukkan tren positif tiap tahunnya. Di sisi lain, Jerman juga merupakan negara yang unggul dalam hal investasi di bidang teknologi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun berharap pengusaha Jerman ikut berkontribusi menyokong program pemerintah RI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dalam hal pembangunan teknologi. “Kami menyambut lebih besar kemitraan di bidang inovasi, teknologi, dan energi terbarukan. Saya percaya bahwa Jerman adalah pemimpin dunia dalam bidang ini,” kata Presiden SBY dalam pertemuan degan masyarakat bisnis dan industri Jerman, di Hotel Adlon Kempinski, Berlin, Jerman, Senin (4/3).
SBY mengatakan, perusahaan asal Jerman, Siemens, misalnya, sudah menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. Bahkan, perusahaan ini bergerak sejak 1855, jauh sebelum Indonesia merdeka. Siemens merintis pengembangan layanan telegraf di tanah air dengan membuka kantor pertama di Surabaya tahun 1909. “Dari saat itu dan seterusnya, Jerman telah menjadi salah satu investor paling penting di Indonesia,” kata Kepala Negara.
Menurut SBY, pada 2011, nilai perdagangan bilateral Indonesia-Jerman mencapai US$ 6,7 miliar. Dan pada 2012, meningkat menjadi 7.2 miliar dolar. Dengan kerja keras, Presiden optimistis kedua negara mampu memenuhi target perdagangan bilateral US$ 12 miliar pada 2015. Apalagi, banyak peluang bisnis baru yang bermunculan di Indonesia. Peluang ini muncul di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2012 yang berada diposisi kedua setelah China. “Karena itu kami ingin mengajak masyarakat bisnis dan industri Jerman untuk bermitra dengan kami dalam mengembangkan ekonomi berkelanjutan Indonesia.,” kata SBY.
Presiden menambahkan investasi Jerman di Indonesia sejak tahun 2000 hingga tahun 2012, mencapai US$ 1,2 miliar. PDB Jerman berjumlah sekitar US$ 3,36 triliun, menduduki posisi keempat dunia. “Saya yakin bahwa kami akan melihat kenaikan (investasi) lebih lanjut di Jerman,” kata Presiden.
Sementara itu Presiden Asia Pacific Committee for German Business (APA) Peter Loscher mengatakan, Indonesia sebagai negara yang menjanjikan untuk berinvestasi. Jerman dan Indonesia merupakan mitra perdagangan penting di Eropa. Peluang investasi itu antara lain di bidang infrastruktur, transportasi, komunikasi, dan energi. “Negara Indonesia sedang bergerak baik ekonomi, politik, maupun budaya. Menjadi salah satu negara terbaik di Asia,” kata Peter.
Menurut Peter, Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi yang menjanjikan. Perusahaan swasta diberi kebebasan dan peluang untuk berkembang. Peter juga melihat Indonesia tengah berjuang melawan korupsi.
Seperti diberitakan sebelumnya, disela-sela pertemuan bilateral antara Presiden SBY dan Presiden Joachim di Presidential Office, Schloss Bellevue. Presiden juga bertemu dengan CEO terkemuka Jerman yaitu CEO Volkswagen AG, Martin Winterkorn, President and CEO Siemens AG Peter Loscher, Member of Excecutive Board Ferrostaal GmbH, Klaus Lesker, dan Presiden Direktur PT Accor Asia Pacific di Indonesia, Gerard Guillouet.
Pengamat Apresiasi Kerja Sama RI-Jerman
Guru Besar Ekonomi IPB, Hermanto Siregar mengapresiasi agenda kerja sama antara pemerintah RI dan Jerman. Hal itu disampaikan Hermanto Siregar kepada Jurnal Nasional, Senin (4/3), menanggapi agenda Indonesia dalam kerja sama dengan Jerman.
Saat melakukan kunjungan bilateral ke Jerman, Presiden SBY menyampaikan prioritas agenda kerja sama antara RI dan Jerman terdiri dari bidang ekonomi, pendidikan, riset dan teknologi, kesehatan, serta industri pertahanan, ditambah dengan ketahanan pangan, energi, dan transportasi.
Menurut Hermanto, kerja sama Indonesia dan Jerman sangat positif. Sebab Jerman adalah salah satu negara di Eropah yang ekonominya tumbuh positif.
Hermanto juga mengapresiasi kerja sama RI-Jerman untuk bidang pendidikan. Jerman, lanjut Herman, memiliki teknologi tinggi dan pendidikan dengan teknologi tinggi.
“Pendidikan tinggi di Jerman menjadi salah satu rujukan di Eropah,” kata Hermanto.
Karena itu, Hermanto berharap pemerintah terus meningkatkan kerja sama bidang pendidikan antara lain mendorong perguruan tinggi di Indonesia bisa menjalin kerja sama dan mendapatkan bantuan beasiswa dari Jerman.
“Kerja sama bidang pendidikan juga diharapkan bisa mendorong para pakar dan peneliti kedua negara (RI-Jerman) meningkatkan kerja sama riset,” katanya.
Untuk kesehatan, kata Herman, Jerman memiliki teknologi kesehatan yang baik, disamping bidang lainnya seperti industri pertahanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar