RM 130 TNI AD |
Musuh yang mengatas namakan Batalion Neba ini memiliki kekuatan satu batalion infanteri diperkuat dengan satu kompi kavaleri jenis MBT (Main Battle Tank) 2000, satu Baterai Armed jenis PLL 05, satu Baterai Arhanud dilengkapi dengan radar KS-1A, satu peleton Zipur, satu peleton Motoris APC, dan satu peleton perhubungan.
Penghancuran tentara musuh berlangsung alot. Karena musuh diperkuat dengan kavaleri jenis MBT 2000 yang notabene kekuatannya lebih jauh jika dibandingkan dengan kekuatan tank tempur Scorpion yang dimiliki tentara Kostrad.
Berbeda dengan operasi sebelumnya, pada operasi penghancuran kali ini pasukan Brigif 9 Divisi 2 Kostrad dibantu dengan satu skuadron penerbang yang terdiri dari dua buah helikopter jenis Bell 412 EP dan tujuh buah heli serang Mi 35 P. Kedua jenis helikopter ini memiliki perannya masing-masing.
Heli Bell 412 EP berperan untuk mendeteksi kekuatan musuh hingga radius 20 km. Dari sinilah diketahui bahwa musuh memiliki 1 kompi kavaleri jenis MBT. Sedangkan heli serang Mi 35 memiliki fungsi menyerang target pada jarak dekat karena dapat bermanuver dengan lincah dengan ukurannya yang lebih kecil.
Setelah mendapat informasi dari heli Bell, akhirnya didapat lima sasaran utama. Sasaran pertama yang merupakan sasaran utama merupakan inti pertahanan musuh dengan kekuatan satu batalion infanteri, satu kompi MBT, Baterai Armed, Motoris, Ton Zipur, dan satuan Banmin. Sasaran kedua adalah pos pengamanan setempat musuh dengan kekuatan satu regu infanteri dan dua unti MBT.
Sasaran ketiga merupakan pos depan musuh dengan kekuatan satu ton infanteri, empat unit MBT, Jaupan Mortir 81 dan Jaupan Artileri. Sasaran keempat adalah pos kekuatan musuh yang terdapat di ketinggian terbuka dengan kekuatan satu regu infanteri dan satu ton Motoris. Sasaran kelima adalah pos pengamanan musuh dengan kekuatan satu regu infanteri dan 2 unit MBT.
Danbrigif Letkol Inf Suparlan Purwoutomo kemudian memerintahkan pasukan maju dan menyebar dengan formasi dua yonif di depan, yaitu Yonif 501 diikuti Yon Kavaleri 8 mengikuti di belakang di sebelah kiri pertahanan musuh. Sedangkan Yonif 509 di sebelah kanan diikuti Mekanis Yonif 201. Satu batalion lagi, yaitu Yonif 514 sebagai cadangan. Saat pasukan infanteri sedang melakukan pergerakan, musuh mengetahuinya dan menyerang dengan menggunakan tank MBT musuh yang berasal dari sasaran tiga. Serangan ini dibalas oleh pasukan kavaleri dengan tembakan dari tank Scorpion.
Danbrigif kemudian memerintahkan pasukan Penerbad (Penerbangan Angkatan Darat) untuk membantu serangan dengan mengerahkan dua heli serang Mi 35 P. Sejumlah tembakan dengan menggunakan roket S 8 Com dan Canon 30 mm. Dengan bantuan ini pasukan musuh melemah dalam melakukan serangan, sehingga pasukan infanteri dapat bergerak maju.
Setelah sampai posisi yang aman, pasukan kavaleri juga membantu serangan dengan menembakkan beberapa peluru rudal ke arah sasaran tiga. Puluhan tembakan dari heli dan tank cukup membuat pertahanan musuh rapuh.
Tank MBT yang dimiliki musuh sanggup ditembak tepat oleh tank Scorpion dan heli dengan tepat. Hancurnya tank MBT membuat sasaran ketiga dengan mudah dapat dilumpuhkan. Selanjutnya, pasukan infanteri diarahkan untuk menyisir lokasi guna memastikan sasaran ketiga sudah bersih dari musuh.
Pasukan kavaleri melanjutkan serangan. Kali ini yang menjadi target adalah sasaran kelima. Sama seperti serangan di sasaran ketiga, serangan juga berawal dari pasukan Penerbad dan kavaleri dan disusul gerakan pasukan infanteri. Selanjutnya pasukan berkonsentrasi untuk menghancurkan target berikutnya, yaitu sasaran kelima.
Pergerakan pasukan sempat terhalang kawat oleh musuh tanda wilayah tersebut dipasangi ranjau. Mendapat laporan tersebut, Danbrgif pun memerintahkan untuk memasang Bungalor Torpedo agar mereka dapat melalui daerah tersebut dengan cepat tanpa harus mencari letak ranjau. Penugasan tersebut dilakukan oleh Kompi Zeni Tempur. Beberapa kendaraan jenis truk pun meluncur untuk membawa peralatan. Iringan kendaraan ini dilindungi oleh Kompi Mekanis yang membawa panser jenis Anoa buatan PT Pindad Indonesia.
Setelah Bungalor Torpedo diluncurkan, terbentuklah enam jalur penerobosan yang selanjutnya dapat dilalui oleh pasukan kavaleri dan infanteri. Selama proses tersebut, pasukan kavaleri tak henti-hentinya menembaki musuh dengan canon agar dapat melindungi pasukan. Selanjutnya, pasukan terus bergerak meski dihujani tembakan.
Lantaran musuh masih menembaki pasukan kavaleri dan infanteri, pasukan Penerbad kembali menghujani sasaran dengan kekuatan penuh menggunakan lima heli serang secara beruntun hingga akhirnya sasaran lima dapat dilumpuhkan. Setelah menghancurkan sasaran kelima, pasukan kembali melanjutkan ke sasaran pertama. Di sini, mereka dihalangi oleh pesawat pasukan musuh. Namun, pasukan Yon Armed melakukan tembakan ke udara sehingga pesawat musuh dapat dihancurkan.
Untuk mengetahui pertahanan musuh sudah benar-benar hancur, maka pasukan infanteri melakukan penyisiran dengan radius 2 km dari titik sasaran.
Danbrigif Letkol Inf Suparlan Purwoutomo menjelaskan, serangan puncak kali ini mengerahkan seluruh kekuatan TNI AD. Mulai dari tank Scorpion yang berjumlah 16 unit kemudian kendaraan anoa yang juga berjumlah 16 unit. Pada serangan kali ini, jumlah yang terlibat berjumlah 3.017 pasukan. Sekitar 160 roket, 165 peluru meriam, dan 81 peluru mortar dilontarkan pada serangan kali ini.
“Semua serangan ini telah menghancurkan pertahanan lawan,” kata Letkol Inf Suparlan. Selain itu, peperangan kali ini zero accident. Artinya korban yang jatuh dari pihak pasukan tidak ada. Ini membuat latihan kali ini membuktikan bahwa latihan yang dilakukan oleh prajurit selama ini baik perorangan, kelompok, unit maupun satuan dapat dengan baik diaplikasikan ke kondisi sebenarnya.
“Kita sebagai prajurit berusaha semaksimal mungkin untuk dapat melatih teknik serta taktis dengan baik,” tuturnya. Selanjutnya, ia mengatakan setelah serangan ini, pasukannya terus bergerak di sekitar lokasi sasaran untuk menyisir kemungkinan adanya musuh yang masih tersisa. Mereka juga akan melakukanrecovery serta pembersihan dari sisa-sisa serangan dan memastikan semua peluru kendali yang dilontarkan sudah meledak.
“Selanjutnya kita akan melakukan penyisiran daerah latihan agar tidak memberi dampak terhadap warga sipil. Baik dari sisi limbah senjata dan sebagainya,” paparnya.
Perkuat Persenjataan, TNI-AD Beli Rudal Jarak Tembak 95 Km
Caesar 155 mm |
Di antaranya dua batalion tank yaitu 100 MBT, kemudian dua batalion meriam 155 Caesar dari Prancis dan empat baterai rudal yang juga didatangkan dari Prancis. “Saya sudah melaporkan secara lengkap dengan Kemenhan terkait akan diadakan penambahan alutsista ini, meski belum final tapi itu sudah dipersiapkan. Insya Allah 5 Oktober nanti sebagian sudah ada yang datang dari Prancis dan bisa kita tampilkan,” ujar Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edi Wibowo, usai memberikan sambutan di hadapan prajurit TNI AD yang mengadakan latihan antar kecabangan di Puslatpur OKU, Senin (3/9).
Dengan adanya penambahan anggaran 157 persen untuk latihan, lanjut Kasad, sudah seharusnya TNI AD melakukan penambahan alutsista. Untuk itu latihan seperti ini harus sering dilakukan. “Latihan saat ini tujuannya untuk mendapat masukan dalam rangka menyempurnakan taktik dan teknik, serta untuk menyempurnakan semua perlengkapan pada latihan gabungan yang akan digelar lagi pada 2013-2014 mendatang,” terangnya.(cj10/ayo/ce2)
(Sumeks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar