REPUBLIKA.CO.ID, Sekelompok sejarawan penerbangan paruh waktu telah membantu mengungkap bagaimana Amerika Serikat (AS) menerbangkan drone mata-mata raksasa rahasia dari pangkalan Angkatan Udara Australia (RAAF) di Adelaide. Operasi itu terdeteksi oleh sekelompok sejarawan penerbangan di Adelaide yang seorang angggotanya memonitor frekuensi radio pesawat 20 jam sehari.
Dengan sayap lebih panjang dari sebuah pesawat penumpang 737 dan bernilai 200 juta dolar, RQ-4 Global Hawk adalah kendaraan tak berawak yang paling besar, paling mahal yang pernah mengudara. Drone mata-mata tersebut merupakan yang tercanggih dalam jaringan pengumpulan informasi eletronik global Amerika.
Operasi Global Hawk diliputi kerahasiaan, dan Angkatan Udara Amerika Serikat menginginkannya tetap rahasia. Tapi mungkin Pentagon tidak memperhitungkan kejelian kelompok sejarawan Adelaide, West Beach Aviation Group (WBAG).
Anggota-anggota WBAG mengatakan dalam program Foreign Correspondent di televisi ABC bahwa mereka memonitor penerbangan itu sampai pejabat-pejabat keamanan pertahanan Australia menemui mereka dan meminta mereka untuk tidak menerbitkan materi yang mengungkapkan kehadiran Global Hawk.
"Global Hawk biasanya datang dan pergi pada malam hari, tapi ada beberapa perkecualian - dan kemudian difoto oleh kelompok kami," kata jurubicara WBAG Paul Daw.
"Tapi terdapat kepekaan. Seorang fotografer dari kelompok kami tiba-tiba dikunjungi oleh pihak keamanan militer Australia dan ditanyai karena menerbitkannya di sebuah website internasional. Mereka menyatakan, posting tersebut mengungkap kerawanan di pangkalan udara itu," tuturnya.
Anggota-anggota WBAG mengatakan, mereka menganggap serius keamanan nasional, tapi berpendapat, tidak ada pembatasan untuk memotret atau memonitor pesawat Amerika di udara Australia.
Meskipun ada upaya untuk mencegah publikasi, namun detail tentang kegiatan Global Hawk diterbitkan di newsletter untuk kalangan terbatas dari kelompok itu. Namun demikian, pemerintah Amerika Serikat bertekad untuk tetap menutup-nutupi misi drone mata-mata mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar