Selasa, 15 November 2011
PAL, BUMN Dengan Kinerja Paling Buruk
JAKARTA - Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, mengaku paling membenci PT PAL Indonesia, karena selain kinerja dan prestasinya buruk, juga dikarenakan tahun ini perseroan milik negara tersebut mengalami kerugian sebesar Rp1 triliun.
Curahan hati Dahlan, diungkapkan saat menghadiri syukuran peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di Kantor Bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Jumat (11/11) malam.
Menurut Dahlan, ia telah menyampaikan masalah PT PAL Indonesia ini dalam rapat kebinet terbatas bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan ke depan perusahaan itu tidak lagi mengerjakan proyek proyek besar. “PT PAL cukup membuat kapal milik TNI Angkatan Laut, kemudian merawat dan memelihara. Perusahaan ini tidak boleh usaha macam macam,” lanjut Dahlan.
Kekecewaan mantan Dirut PLN atas PT PAL Indonesia bukan tanpa alasan. “PT PAL memenangkan tender pembangunan PLTP Ulumbu berkekuatan 5 megawatt. Terus terang perusahaan ini saya paling benci. Saya tidak yakin, tahun depan, lanjutan pekerjaan listrik di Ulumbu akan selesai tepat waktu. Tetapi tidak apa apa karena PT PAL saat ini menjadi anak asuh saya,” katanya.
Dikatakan, pihaknya berencana untuk membangun galangan kapal di Kupang, sehingga kalau ada armada pelayaran yang rusak dan butuh perbaikan maka tidak perlu dibawa ke Surabaya atau Makassar.
“Cukup kapal yang rusak di Flores, Sumba atau Timor diperbaiki di Kupang. Sehingga lebih hemat,” lanjutnya.
Sampai dengan akhir 2011, menurut Dahlan, ekonomi Indonesia jauh lebih baik dari Belanda, negara yang 350 tahun menjajah Indonesia. “Tahun ini merupakan tahun pertama ekonomi Indonesia mengalahkan Belanda. Sebelumnya tidak pernah terjadi,” ujar Dahlan. Untuk menjaga stabilitas ekonomi, menurut pemilik Jawa Pos Group ini, ia telah berbagi tugas dengan Wakil Menteri Negara BUMN, Mahmuddin Yasin.
“Setelah saya dilantik di Istana Negara, saya menyetir sendiri mobil ke kantor. Saya mengajak wakil menteri duduk disamping saya. Saya katakan, Pak wakil menteri, saya tidak ingin kita berdua bertengkar. Jangan seperti gubernur dan wakil gubernur atau bupati dan wakil bupati dibanyak tempat yang hanya mesra bulan bulan pertama,” katanya.
Supaya tidak bertengkar, saya tanyakan ke wakil menteri, kira kira apa maunya. “Saya tinggal ikutin saja. Tetapi wakil menteri mengatakan, dia akan mengikuti maunya menteri. Untuk itu, saya hanya akan menjadi CEO-nya kementrian BUMN sedangkan yang menjabat sebagai menteri pak wakil menteri,” katanya.
“Ibarat mobil, saya menjadi gasnya biar perkembangan ekonomi melaju dengan cepat, dan wakil menteri sebagai remnya agar percepatan berjalan dengan lancar dan selamat,” lanjut Dahlan.
Sumber : VIVANEWS.COM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar