Kamis, 19 Januari 2012
Daftar Belanja Alutsista TNI Periode 2010-2014
Menhan, Purnomo Yusgiantoro (depan), menyalami Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono (kiri ke kanan), KSAD, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, KSAL, Laksamana TNI Soeparno dan KSAU, Marsekal TNI, Imam Sufaat, saat Rapat Pimpinan TNI di Cilangkap, Jakarta, Rabu(18/1). Foto : ANTARA/ Ujang Zaelani
JAKARTA - Mabes TNI mendapat kucuran dana Rp 156 triliun untuk belanja alutsista dalam periode 2010-2014. Lantas belanja alutsista apa saja dari anggaran tersebut?
"Dalam hal pembelanjaan kita sudah punya shopping list 2010-2014, dengan anggaran Rp 156 triliun masing-masing angkatan sudah memiliki kebutuhannya," kata Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, dalam jumpa pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (18/01).
Dijelaskan Agus, dari dana itu ada yang digunakan untuk pengadaan alutsista baru sebagai pengganti alutsista lama. Dan ada pula pembelian alutsista bekas pakai. Selain untuk meningkatkan kemampuan, persenjataan bekas yang dibeli akan dilakukan modernisasi.
"Itu bagian upaya kita memenuhi bagian pertahanan," lanjut Agus.
Pada kesempatan tersebut, para kepala staf angkatan membeberkan rencana belanja dari masing-masing angkatannya.
Satu Batalyon Tank
"Shoping list dari Rp 14 triliun yang dialokasikan untuk Angkatan Darat (TNI AD) yang mengemuka adalah tentang pengadaan tank Leopard. Sebenarnya kita ingin membeli 1 batalion tank berat, namun dana yang kita miliki terbatas," kata Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Purnomo Edhie Wibowo.
Selain itu, AD juga berencana membeli 1 batalion Multiple Launcher Rocket System (MLRS) berjarak tembak 7 km, heli serang, howitzer 155mm berjarak tembak 40 km, serta memodernisasi rudal dan artileri anti pesawat.
"Alat kita sudah 20 tahun tidak dimodernisasi," tutur Pramono.
Tiga Komando Wilayah Laut
Sementara itu, Angkatan Laut (AL) alokasi dananya digunakan untuk pengadaan kapal selam, kapal cepat rudal, kapal PKR, serta kapal cepat. Untuk pesawat, TNI AL dipastikan bakal membeli pesawat patroli maritim, heli anti kapal selam, pesawat angkut dan pesawat anti kapal permukaan.
Dalam hal pemekaran organisasi, TNI AL akan menambah komando wilayah laut RI dari 2 (Armabar dan Armatim) menjadi 3 armada, juga mengadakan beberapa pos angkatan laut (Posal). Sedangkan untuk marinir akan ada penambahan 1 divisi marinir, penambahan tank Amphibi BMP-3F, amunisi roket, dan meriam.
"Tidak ada pilih kasih semuanya kita tingkatkan secara pararel," kata Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Soeparno.
Pesawat Baru dan Hibah
Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Supaat, juga menuturkan pengadaan dari angkatannya. Menurutnya, ada 4 hal pokok dalam pengadaan di Angkatan Udara (AU).
Pertama adalah air priority dengan mengadakan tambahan jet tempur Sukhoi, menerima hibah jet tempur F-16 sebanyak 30 dengan 24-nya di-upgrade dan 6 sebagai cadangan. Untuk Air Strike AU akan mendapatkan KAI T-50 (jet latih multifunsi) dari Korea sebanyak 16 unit.
Kemudian pesawat serang darat OV-10F bakal digantikan Supertocano dari brazi, yang dijadwalkan tiba tahun ini. Untuk air mobility AU akan menambah 9 pesawat angkut Hercules, di mana 4 di antaranya merupakan hibah dan 5 dibeli dari negara lain. Semuanya dari tipe H.
"Kemudian dari dalam negeri AU akan mendapatkan 9 pesawat C-295 hasil kolaborasi PTDI dengan Airbus Military," kata Imam.
Selanjutnya, untuk Air-SAR atau Recognition, AU akan meng-upgrade pesawat Boeing 737-400 yang saat ini ada 3 unit, kemudian AU juga akan mendapatkan CN-235 untuk patroli maritim dan helicopter EC 275 "Cougar".
Untuk pesawat latih, AU akan membeli pesawat LOB dari Jerman sebanyak 24 buah. Lalu menambah KT-1 Wongbee yang sekarang kini dipakai aerobatic menjadi 24 unit.
Terakhir, untuk pertahanan udara (hanud), AU akan membeli sistem rudal hanud Oerlikon dan rudal udara ke udara.
"Itu yang akan kita rencanakan di samping menghidupkan kekuatan yang sekarang ini ada," tutur Imam.
Sumber : DETIK.COM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar