Rabu, 11 Januari 2012
Pengadaan Ranpur MBT Harus Ikuti Prosedur
JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyatakan proses pengadaan 100 unit Main Battle Tank (MBT) jenis Leopard 2A6 bekas pakai AD Belanda, harus sesuai prosedur dan aturan yang berlaku.
"Kami sudah memiliki aturan dan prosedur yang baku, sehingga semua pengadaan alutsista termasuk MBT, harus mengikuti," kata Sekjen Kemhan Eris Herryanto kepada ANTARA News, di Jakarta, Rabu (11/1).
Eris menjelaskan seluruh pengadaan alutsista harus merujuk pada kebutuhan pokok minimum (Minimum Essential Forces/MEF). Semisal untuk rencana strategis 2010-2014 telah ditetapkan alutsista apa saja, berapa banyak dan dari mana pendanaannya diambil.
"Proses tersebut melibatkan seluruh kementerian terkait, seperti Kemenkeu dan Bappenas, hingga akhirnya ditetapkan alokasi pinjaman pemerintah, dalam hal ini Renstra 2010-2014, baru proses pengadaannya berjalan. Proses pengadaan awalnya dilakukan di masing-masing angkatan. Darat, laut dan udara. Tentunya dengan membentuk panitia pengadaan, proses pra-kualifikasi, pembukaan tender dan jika lulus diajukan ke Mabes TNI dan Kemhan," ujarnya.
Eris menambahkan Kemhan akan memonitor apakah seluruh proses pengadaan tersebut sudah benar hingga ke Mabes TNI dan apakah spesifikasi teknis dan operasional yang diajukan sesuai kebutuhan dan merujuk kepada MEF.
"Jika semua itu sudah dilalui, maka kita akan bentuk tim evaluasi pengadaan dengan mengundang pihak produsen, hasilnya baru kita ajukan ke Menhan untuk diputuskan, dan kemudian dituangkan dalam kontrak," ungkapnya.
Tentang adanya pihak-pihak tertentu yang menginginkan proyek pengadaan "MBT" itu dengan mendekati komisi pertahanan dan lainnya, Eris mengatakan,"Ya silakan saja. Tetapi kan setiap pengadaan alutsista sudah ada aturan dan prosedurnya dan harus merujuk pada MEF,".
Peralatan Militer Baru TNI AD
TNI AD rencananya bakal melengkapi sistem pertahanan dengan memborong beragam arsenal dari lima pabrik di Eropa dan Amerika. Peralatan tempur yang akan dibeli ini menggunakan dana APBN 2011 sebesar Rp 14 triliun.
Jenis alutsista yang akan dibeli TNI AD antara lain, 100 unit MBT Leopard 2A6 dengan harga per unit 280 juta dollar AS. Ranpur roket multi laras untuk melengkapi kekuatan 2,5 batalion.
Untuk meriam Howitzer 155, rencananya bakal dipasok oleh Perancis dan helikopter serang darat AH-64 Apache buatan Boeing, Amerika Serikat. Untuk heli, TNI AD bakal mendapat harga khusus. Amerika Serikat memberikan diskon lima juta dollar AS sehingga harganya turun menjadi 25 juta dollar AS.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar