Para peneliti di BPPT terus berupaya memperbaiki kinerja Pesawat Udara Nir Awak alias PUNA rancangan mereka. Kali ini, yang terkena sentuhan lanjutan adalah PUNA Sriti. Sejauh ini, PUNA Sriti dikenal sebagai pesawat nir awak jarak pendek, dengan jarak terbang jelajah 45 km dan daya tahan terbang kira-kira 1 jam.
Dari proyeksi kebutuhan dan visi pengembangan PUNA-Sriti ke depan, pesawat ini diharapkan mampu terbang dengan jarak jelajah lebih dari 70 km dan daya tahan terbang lebih lama. Salah satunya adalah melakukan Rekonfigurasi aerodinamika. Dengan berkurangnya hambatan udara disaat terbang, maka PUNA Sriti yang baru diharapkan mampu memenuhi target pengembangan.
Puna Sriti sendiri merupakan jenis UAV yang unik. Ia tidak memiliki roda untuk lepas landas pendaratan. Untuk menerbangkannya digunakan ketapel, sementara untuk mendarat dengan cara ditangkap. PUNA jenis ini sangat cocok dioperasikan oleh satuan Kavaleri atau Artileri. Dimana PUNA diterbangkan untuk mengintip pasukan musuh, lalu melaporkannya kepada satuan kawan. Seusai serbuan, PUNA juga bisa kembali diterbangkan untuk menilai hasil gempuran. Hanya saja, setelah mampu mengembangkan daya jelajah, harus juga dilakukan pengembangan alat pengintaian dan pengiriman data.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar