Rabu, 25 Juli 2012

Digitalisasi Satuan Infanteri


Oleh: Mayor Chb Mohamad Nazar, Dewan Pertimbangan TANDEF

1. Pendahuluan.

Cari, Dekati dan Hancurkan adalah sebuah tulisan yang terbentang di Lapangan Yudha Wastu Pramuka di Pusat kesenjataan Infanteri TNI AD di Bandung. Kemampuan dasar Infanteri ter-representasikan di dalam kalimat itu. Satuan Infanteri di dalam perkembangannya telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai taktik, tehnik, peralatan dan alutsista yang lain secara terus menerus dikembangkan oleh Satuan Infanteri.
Kemampuan pertempuran jarak dekat di dalam sebuah pertempuran menjadi hakekat di dalam melaksanakan fungsi Infanteri. Dimulai dengan mencari keberadaan musuh, kemudian bergerak di berbagai medan untuk mendekati sasaran sampai dengan menghancurkan dengan segala sumber daya yang dimiliki.
Ketiga kemampuan dasar Infanteri ini dilihat dari segi keilmuan dapat dikembangkan terus menerus, baik melalui lembaga-lembaga  pengkajian, lembaga pendidikan maupun lembaga lainnya yang dirasa dapat meningkatkan kemampuan pasukan Infanteri secara keseluruhan.
Salah satu pengembangan teknologi yang dapat diaplikasikan untuk Satuan Infanteri adalah Teknologi yang erat hubungannya dengan Teknologi Elektronika. Teknologi Elektronika dan Teknologi Informasi saat ini dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan tempur Satuan Infanteri.

2. Gadget Sang Raja.

Satuan Infanteri sebagai King of The Battle tentunya harus selalu meng-upgrade dirinya dari segi teknologi sehingga menjadi diharapkan selalu menjadi Sang Raja di masanya. Sosok Raja jaman sekarang tentunya berbeda dengan Raja di era tahun 1950-an sampai dengan era 1970-an.
King of The Battle di Abad 21 harus mencerminkan The Real King dengan melengkapi Sang Raja dengan Teknologi yang sesuai tuntutan jaman saat ini. Oleh sebab itu, tampilan Raja dengan Gadget berteknologi tinggi sangat dinanti di masa sekarang dan masa akan datang. Kita berusaha memilih  “Gadget”  yang tepat untuk men-dandani Sang Raja Pertempuran dengan Gadget tempur yang Hi-Tech sesuai spesifikasi untuk pertempuran.
Bentuk dukungan kepada  Satuan Infanteri dapat direalisasikan ke dalam 2 ( dua ) bentuk yaitu:
  1. Meningkatkan kemampuan di dalam proses “Mencari, Mendekati dan Menghancurkan Musuh”.
  2. Menjamin kodal Satuan Infanteri di dalam “Mencari, Mendekati dan Menghancurkan Musuh”.
  3. Memodernisasi proses “Mencari, Mendekati dan Menghancurkan Musuh”.
Pembangunan Satuan Infanteri perlu sebuah Framework untuk mengawal proses ini. Program modernisasi di Satuan Infanteri diharapkan dapat menjamin kesatuan arah gerakan, efektifitas program serta efisiensi anggaran untuk mencapai postur akhir Satuan Infanteri ini.
Beberapa tantangan di dalam memodernisasi Satuan Infanteri yang modern harus dilewati secara berkesinambungan di dalam mengembangkan Satuan Infanteri ini. Tantangan-tantangan yang harus dilewati maupun menjadi tujuan pendekatan Postur Satuan Infanteri adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Mencari.

Satuan Infanteri di dalam sebuah operasi selalu bertumpu kepada supply informasi intelijen yang akurat. Satuan Infanteri tidak akan bergerak apabila informasi intelijen meragukan bahkan palsu. Secara teknis informasi intelijen yang berjalan selama ini berupa informasi yang didapat dari beberapa sumber sebagai berikut:
  1. Informasi dari satuan atas.
  2. Informan dari beberapa agen  intelijen tempur ( Humint )
  3. Informasi Intelijen dari tim-tim Patroli.
  4. Peninjauan/pengintaian  langsung
  5. Data-data dari Satuan lain.
Kelima sumber tersebut sampai saat ini tentunya perlu penyempurnaan yang lebih akurat. Keterlibatan Teknologi ISR ( Intelligent, Surveillance dan Reconaissance ) perlu diperbaharui dengan menambahkan  beberapa dukungan Intelijen, diantaranya
  1. Pengerahan tim DF ( Direction Finder ).Tim DF ini bekerja dengan cara mendeteksi semua aktifitas elektronik musuh. Hal ini beralasan karena masa sekarang dapat dikatakan pasti bahwa musuh menggunakan alat-alat yang berbasis elektronik sebagai sarana Kodal-nya. Tim DF ini akan mendeteksi disposisi pengguna alat-alat komunikasi elektronik yang kemudian hasil dari bearing lokasi musuh ini akan disampaikan kepada Komandan Satuan Infanteri atau kepada staff Intelijen-nya sebagai bahan tambahan informasi tentang Disposisi musuh yang real time dan up-to-date. Tampilan disposisi musuh ini dikirim kepada “Gadget” Komandan, Staff Intelijen, Perwira Koordinator Bantuan Tembakan dan eselon lain yang membutuhkan, untuk menambah akurasi data disposisi musuh.
  2. Pengerahan alat-alat surveillance.
    Tim Surveillance System ini bekerja sebagai Mata Elektronik Komandan. Tim ini bekerja mengambil gambar secaralive ( bisa video atau foto ) kemudian mengirimkan ke Poskotis maupun Komandan Satuan Infanteri untuk menjadi bahan Intelijen tambahan. Contoh perangkat yang dapat dijadikan alat Surveillance ini adalah seperti UAV ( Unmanned Aerial Vehicle), Alat Foto film militer ( biasa digunakan oleh tim foto film militer satuan Pernika), Camera FLIR pada Hely-hely Penerbad, Satelitte Imagery, maupun dengan mengganti alat-alat optik yang biasa digunakan Komandan Satuan Infanteri ( Teropong ) dengan alat-alat opto-elektronik. Alat-alat teropong ( biasa Binocular ) dilengkapi dengan Range Finder ( penentu jarak), GPS tracking ( selain menaksir jarak juga bisa untuk menentukan langsung koordinat target), Thermal Imagery ( sensor untuk mengambil objek makhluk yg mempunyai panas tubuh ) dan Infra Red ( digunakan ketika tidak ada pencahayaan, contoh pada malam hari ).
    Saat ini, fungsi-fungsi alat ini sudah menjadi satu dengan alasan kehandalan dan kebutuhan yang mutlak bagi Satuan Infateri untuk mengidentifikasi musuh dengan akurasi 100% dengan mengeliminir hambatan-hambatan alam, medan dan cuaca. Contoh, Pasukan Raider yang harus bergerak di rerimbunan hutan bakau atau pohon Nipah yang sangat rapat. Pada saat kemampuan visual terbatas karena terhalang oleh rerimbunan pohon maka alat seperti kamera pemindai panas ( Thermal Imagery) akan melihat dengan cara lain. Hal ini akan menambah kemampuan Satuan Raider ketika menghadapai hutan yang tertutup. Begitu juga pada saat malam, NVG ( sudah banyak digunakan ) akan berfungsi dengan baik, akan tetapi apabila hujan lebat atau kabut yang sangat tebal, kembali Thermal Imageryini bekerja untuk menggantikannya.

    Contoh kedua adalah penggunaan UAV. Keadaan Medan yang tidak memungkinkan untuk melakukan peninjauan atau pengintaian langsung, maka pengintaian dari udara ini dapat dengan mudah dilakukan dengan mengoperasikan UAV khusus untuk Satuan Infanteri. Beberapa merk UAV sudah ada di pasaran militer yang bisa digunakan untuk mendukung pengintaian disposisi musuh atau untuk keperluan meninjau medan.
  3. Penggunaan Radar.
    Radar yang dimaksud ini tentunya bukan Radar yang digunakan untuk mendeteksi Pesawat atau Misile. Radar disini adalah berfungsi untuk mendeteksi gerakan pasukan musuh yang di luar jangkauan Sensor Visual (seperti tim pengintai atau teropong), sehingga keberadaan musuh dapat dengan mudah diketahui. Contoh, pada perang hutan. Satuan Infanteri yang dilengkapi dengan Radar Gerakan akan leluasa memonitor pergerakan musuh yang berada di sekitarnya tanpa menggunakan alat visual. Satuan Infanteri dapat melihat pergerakan musuh dengan hanya melihat monitor kecil. Keunggulan informasi ini akan mencegah dari pendadakan musuh bahkan akan membalikan situasi sehingga Satuan Infanteri kita bisa memberikan pendadakan kepada musuh.
    Radar yang kedua adalah Radar Akustik, bekerja sebagai penerima suara tembakan dan secara otomatis akan mengukur dan dapat menentukan arah dan posisi dimana tembakan itu berasal. Radar Akustik ini berfungsi untuk membantu Satuan Infanteri ketika mengalami gangguan dari penembak runduk musuh atau tembakan gangguan musuh. Hal yang biasanya menjadi momok Satuan Infanteri ketika melaksanakan Patroli adalah adanya ganguan tembakan dari Sniper musuh seperti yang terjadi saat ini. Dengan Radar ini, dan dengan waktu sepersekian detik, Satuan Infanteri akan mengetahui Si Penembak runduk musuh, setelah itu bisa diluncurkan Light UAV Infanteri untuk mengejar Target secara visual, untuk kemudian Satuan Infanteri bisa melakukan pengejaran yang efektif dengan akurasi yang 100%.

b. Kegiatan Mendekati.

Sebenarnya kegiatan mendekati ini akan berdayaguna lebih apabila proses dalam “ Mencari” sudah berhasil sempurna. Kegiatan “Mendekati” Satuan Infanteri dapat didukung dengan langkah sebagai berikut.
  1. Menjamin disposisi musuh secara real time dan tidak boleh terputus. Satuan Infanteri dapat kontak visual secara elektronik untuk mengejar atau mendekati sasarannya. Hal ini akan membantu Satuan Infanteri untuk menjaga route gerakannya sekaligus dapat memonitor musuh kemanapun mereka akan lari.
  2. Menjamin Arah gerakan Satuan Infanteri dengan cara menampilkan Medan yang dilalui dengan tujuan akan membantu Komandan Satuan Infanteri untuk mendayagunakan seluruh kemampuannya di dalam proses mendekati sasaran.

c. Kegiatan Menghancurkan.

Kegiatan menghancurkan merupakan tahap akhir dari tugas Satuan Infanteri dengan cara sebagai berikut:
  1. Tetap menjamin akurasi data Intelijen tentang Disposisi Musuh. Data yang uptodate dikirimkan juga untuk Kelompok Senjata Bantuan untuk kepentingan di dalam memberikan Bantuan Tembakan dengan akurasi 100%, sehingga Musuh akan mudah dihancurkan.
  2. Menjamin Arah Gerakan pasukan di Medan.
  3. Mengidentifikasi system kesenjataan musuh. Secara visual dapat dilihat oleh Sang Komandan sehingga Biltus Komandan diharapkan lebih tepat
  4. Menghancurkan Kodal Musuh melalui kegiatan Jamming Alkom Musuh sehingga musuh akan tercerai berai disebabkan kehilangan kendali pasukannya, selain tercerai berai oleh Senjata Bantuan kita.

4. Mendigitalkan Kodal satuan Infanteri.

Peperangan dalam abad 21 ini, menuntut suatu pengetahuan mendekati sempurna secara waktu nyata atas keadaan musuh serta meng-komunikasikan masalah tersebut kepada seluruh kekuatan yang ada.” 1
Satuan Infanteri diharapkan selalu memperoleh informasi-informasi akurat dan andal, tentang kondisi aktual musuh, keadaan geografis, kondisi akhir pasukan, kemampuan dukungan logistic yang terukur, analisa kemampuan dan kemungkinan cara bertindak musuh melalui analisa secara computerized dengan berbagai parameter petempuran serta kemampuan Komando Kendali di dalam pasukan sendiri.
Upaya untuk memordenisasi Satuan Infanteri lebih menjurus kepada pembuatan arahan keputusan yang dilaksanakan oleh seorang Komandan guna mengatur gerak pasukannya di dalam menyelesaikan misi yang komplek, diantaranya semua parameter pasukan sendiri, parameter pasukan musuh serta faktor TUMMPAS yang tersaji dalam bentuk digital dihadapan para Komandan Satuan Infanteri. Kemampuan itu akan mewujudkan situasi kesiapan komando yaitu informasi pertempuran (termasuk tentang kedudukan dan kekuatan pasukan musuh) dan informasi pasukan sendiri serta parameter peperangan lainnya yang dibutuhkan oleh seorang Komandan sehingga sistem ini berperan secara praktis, cepat dan tepat untuk mencapai keunggulan pertempuran ketika keputusan dibuat.

5. Penutup

Modernisasi Satuan Infanteri merupakan tantangan didalam menjawab tuntutan tugas Satuan Infanteri dengan lebih memodernkan  Mencari, Mendekati dan menghancurkan musuh.
Perlu sebuah aksi cepat untuk segera membangun program  ini dengan harapan sebagai berikut:
  1. Meningkatkan daya gempur pasukan Infanteri yang melaksanakan operasi maupun masa damai ( latihan).
  2. Meminimalkan korban di pihak pasukan sendiri.
  3. Keakuratan Target tembakan hingga 100%.
  4. Managemen peperangan yang rapi, otomatis, akurat.
  5. Managemen pembinaan satuan dalam Operasi yang efektif dan efisien ( pada saat latihan).
  6. Dapat menghimpun dan mengintegrasikan semua sistem Pertempuran yang dilakukan Satuan Infanteri yang ada yang saat ini.

Contoh: Modernisasi Prajurit Infantery pada FELIN Programme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar