Rabu, 16 Januari 2013

India, Indonesia perkuat kerja sama pertahanan

India ingin meningkatkan pengaruhnya di Asia Tenggara pada tahun 2013 dengan cara meningkatkan hubungan militer dengan Indonesia, Vietnam, dan negara-negara lain -- dalam rangka membatasi pengaruh Cina yang makin menonjol di Samudra Hindia.
Kapal Perang India - INS Ranjit Saat mengunjungi Indonesia
Kapal Perang India - INS Ranjit Saat mengunjungi Indonesiafoto : demotix.com

Kehadiran dan pengaruh Cina mencuat di Sri Lanka, Pakistan, Bangladesh, dan Myanmar ketika Cina membangun pelabuhan di negara-negara tersebut dan berinvestasi pada infrastruktur mereka, sehingga mengepung India. Cina juga membangun jaringan rel dan jalan di Tibet, dan membuka tujuh bandara di dataran tertinggi di dunia itu dan berencana membuka dua lagi sebelum tahun 2020.

Menteri Pertahanan [Menhan] India A. K. Antony bertemu dengan Menteri Pertahanan dan Keamanan [Menhankam] Indonesia Purnomo Yusgiantoro ketika berkunjung ke Jakarta baru-baru ini. Antony menggambarkan pertemuan itu “sebuah titik balik” dan “awal yang sangat bagus” bagi kedua negara.


Dialog pertahanan dua tahunan yang pertama di tingkat menteri antara Indonesia dan India disepakati saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi India pada bulan Januari tahun lalu. Hubungan pertahanan antara India dan Indonesia mengalami kemajuan sejak kedua negara menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pertahanan pada tahun 2001.

Selama kunjungan Antony, kedua belah pihak bertukar pandangan tentang beragam topik terkait keamanan regional dan global; latihan bilateral yang melibatkan pelatihan dan produksi bersama peralatan pertahanan dan amunisi; serta peristiwa-peristiwa di Afganistan dan Asia Barat, menurut Biro Informasi Pers milik Pemerintah India.

Latihan gabungan AU, AL

Di bawah kesepakatan kerja sama, India setuju untuk melatih pilot tempur Indonesia tentang jet tempur Sukhoi, selain membantu TNI-AU mengoperasikan armada Sukhoi, yang mencakup jet tempur Su-27 dan Su-30.

India memiliki perjanjian serupa dengan Malaysia untuk mengoperasikan jet tempur Sukhoi.

Setelah keberhasilan latihan gabungan AD yang pertama kali dalam hal kontraterorisme dan perang hutan di India pada tahun 2012, Antony juga mengusulkan agar kedua negara melanjutkan latihan gabungan AD dengan tingkat frekuensi yang disepakati bersama.

Dengan kesepakatan resmi berbagi informasi ranah maritim antara kedua AL, kata Antony, kedua belah pihak dapat mempertimbangkan kemungkinan meningkatkan pelibatan dengan latihan gabungan AL.

AL India dan TNI-AL secara rutin melakukan patroli terkoordinasi maritim dan menjalankan patroli di sepanjang Garis Batas Maritim Internasional secara teratur.

Kebebasan bernavigasi di Samudra Hindia

Dengan menekankan bahwa India memiliki kepentingan yang mustahak di Samudra Hindia, Antony berkata, “Kami memiliki kepentingan yang sangat utama dalam evolusi mekanisme keseimbangan, keamanan, dan kerja sama yang di atasnya dapat dibangun konsensus dan dilakukan dialog atas pemeliharaan kedamaian dan stabilitas di lingkungan sekitar kami yang dekat dan jauh, termasuk seluruh kawasan Samudra Hindia ke arah timur dan barat kami. Kami ingin meningkatkan kemitraan kami dengan semua negara di kawasan Samudra Hindia dalam tingkat bilateral maupun multilateral seperti Simposium Angkatan Laut Samudra Hindia dan Asosiasi Kawasan Samudra Hindia untuk Kerja Sama Regional,” katanya.

Komentar Antony bersamaan dengan kehadiran AL Cina yang meningkat di kawasan Samudra Hindia dan tak lama setelah Cina meluncurkan kapal induknya yang terbaru, Liaoning.

Antony mengatakan, pemeliharaan kedamaian dan keamanan di Laut Cina Selatan merupakan kepentingan yang hakiki untuk komunitas internasional.

“Semua negara harus menahan diri dan menyelesaikan permasalahan melalui dialog sesuai dengan prinsip hukum internasional,” katanya kepada wartawan. “India mendukung kebebasan bernavigasi dan akses terhadap sumber daya sesuai dengan prinsip hukum internasional. Prinsip-prinsip ini harus dihargai oleh semua pihak.”

Menggunakan teror sebagai kebijakan

“Tampaknya ada negara-negara di mana teroris bebas meluncurkan operasinya terhadap negara lain. Hal ini tidak bisa ditoleransi. Dunia membayar harga mahal untuk kebijakan ceroboh semacam itu. Jangan ada negara yang membolehkan wilayahnya digunakan untuk segala jenis terorisme, yang ditujukan pada negara lain maupun warganya,” kata Antony.

Antony dibantu oleh delegasi tingkat tinggi termasuk Sekretaris Menteri Pertahanan Shashikant Sharma dan Duta Besar India untuk Indonesia Gurjit Singh.

Menhankam Yusgiantoro menerima undangan kunjungan ke India tahun ini oleh Antony untuk babak perundingan berikutnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, AL dan AD India dan Vietnam telah bergabung untuk memperkuat pasukan pertahanan mereka. Kemitraan keamanan yang dibangun termasuk usulan program pelatihan bagi kelasi Vietnam di sekolah kapal selam AL India, dilengkapi dengan alat bantu dan simulator pelatihan lanjutan; pelatihan India untuk personel militer Vietnam dalam teknologi informasi dan keterampilan berbahasa Inggris; dan tawaran Vietnam kepada India untuk melabuhkan kapal selamnya secara tetap di Pelabuhan Nha Trang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar