Rabu, 15 Agustus 2012

Jubir Kemhan : Hercules Dipilih Karena Sistem Penunjangnya Sudah Ada


Jakarta - Kementerian Pertahanan menyatakan ketersediaan sistem dan peralatan pendukung adalah salah satu alasan mengapa Indonesia menyetujui hibah empat pesawat angkut militer Hercules C-130 dari Australia.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya Eris Herryanto, mengatakan walaupun ada pilihan lain pesawat serupa seperti Boeing C-17 dengan spesifikasi yang juga bagus, namun dalam pemilihan pembelian alat utama sistem pertahanan (Alutsista), yang dipertimbangkan tidak semata-mata spesifikasi.

“Kami juga melihat armada yang sudah ada. Operator di Indonesia sudah terbiasa dengan Hercules dan sudah cocok dengan kondisi di Indonesia, ini juga menjadi pertimbangan kami,” ujar Eris dalam jumpa pers di Kemenhan, Rabu (15/8).

Selain itu, yang menjadi pertimbangan adalah karena bila membeli pesawat tipe lain, maka harus juga ikut membeli sistem dan peralatan penunjang yang baru untuk menyesuaikan dengan jenis pesawat baru itu.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan bila membeli pesawat transportasi militer yang baru, maka biaya yang akan dikeluarkan akan bisa tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan meremajakan pesawat yang lama. 

“Selain itu, keuntungannya buat kita adalah pesawat yang diremajakan itu akan masih bisa terbang untuk 20 tahun lagi dengan biaya sepertiga dari biaya yang harus dikeluarkan untuk beli pesawat baru. Memang pesawat baru akan punya masa terbang hingga 40 tahun namun kita juga ada pertimbangan teknologi akan banyak berubah dalam waktu 20 tahun,” ujar Purnomo.

Pemberian hibah empat pesawat Hercules ini ditetapkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Perdana Menteri Australia Julia Gillard, ketika SBY dan rombongan melakukan lawatan kerja ke Darwin, Australia pada awal Juli lalu.

Dengan penambahan unit pesawat Hercules ini, Purnomo mengatakan bahwa pesawat transport TNI AU untuk kegiatan operasi militer selain perang akan semakin besar armadanya.

“Kita perlu pesawat banyak karena wilayah kita yang luas,” ujar Purnomo.

Dijadwalkan hingga semester pertama 2014, Indonesia akan sudah menerima 45 pengiriman berbagai pesanan Alutsista bergerak sebagai bagian dari pencapaian target untuk memenuhi 30 persen kekuatan esensial minimum pertahanan negara yang sudah ditetapkan hingga 2024. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar