Minggu, 03 Maret 2013

Malaysia Perketat Keamanan di Sabah


Malaysia Perketat Keamanan di Sabah
Kendaraan militer Malaysia terlihat hilir mudik di Sabah untuk menangani infiltrasi yang dilakukan Pasukan Kerajaan Sulu. Sejauh ini baku tembak kedua kubu sudah menewaskan 16 orang.

KUALA LUMPUR,:(DM) — Pemerintah Malaysia, Senin (4/3/2013), menegaskan akan meningkatkan pengamanan di Negara Bagian Sabah, tempat baku tembak antara aparat Malaysia dan "penyerbu" Tentara Kesultanan Sulu yang sejauh ini sudah menewaskan 26 orang.

Perdana Menteri Najib Razak, yang berada dalam tekanan untuk mengatasi krisis keamanan terburuk di Malaysia itu, memerintahkan kepolisian melipatgandakan kekuatan pasukannya di Sabah.

"Sebagai tambahan, dua batalyon angkatan darat sudah dikirim ke Sabah," kata Najib, yang bersumpah akan memberantas para penyerbu itu.

Malaysia dikejutkan dengan gangguan kelompok militan ini yang mengirimkan antara 100-300 orang mendarat di Sabah pada 12 Februari lalu. Mereka mengklaim negara bagian Sabah adalah milik Kesulatan Sulu yang kiniberada di Filipina.

Masuknya para penyerbu bersenjata itu sangat memalukan bagi PM Najib Razak—yang harus menggelar pemilu pada Juni mendatang—karena buruknya pengamanan perbatasan dan menimbulkan dugaan banyaknya imigran ilegal di Sabah.

Kedua belah pihak—tentara Kesultanan Sulu dan aparat Malaysia—sudah berhadap-hadapan selama dua pekan. Akhirnya, baku tembak pecah pada Jumat (1/3/2013) di Desa Tanduo yang mengakibatkan 12 orang penyerbu dan dua polisi Malaysia tewas.

Baku tembak lain terjadi di Semporna, 300 km dari lokasi pertama pada Sabtu (2/3/2013). Baku tembak itu meningkatkan eskalasi konflik dan menambah jumlah korban menjadi 18 orang dari Kesultanan Sulu dan delapan polisi Malaysia.

Belum diperoleh kabar apakah baku tembak di Semporna masih berlangsung atau sudah berakhir.

Polisi Malaysia menyatakan masih mengejar kelompok bersenjata lainnya di sebuah kota dekat Semporna. Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa infiltrasi kelompok bersenjata dari Filipina itu masih berlangsung.

Identitas sebenarnya para penyerbu itu masih belum jelas. Namun, Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia Zulkifeli Zin dalam konferensi pers di Sabah mengatakan, anggota kelompok bersenjata itu pernah mendapatkan pelatihan militer.

"Teknik gerilya mereka sangat baik," kata Zin.

Kekuasaan Kesultanan Sulu menghilang sekitar satu abad lalu. Namun, Kesultanan Sulu masih menerima uang terkait penyewaan Sabah di bawah perjanjian dengan Inggris pada masa lalu. 

KOMPAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar