Jumat, 27 Januari 2012

Kebijakan Pertahanan Amerika Serikat Terbaru


Pada 5 Januari 2012 lalu Presiden Barack Hussein Obama mengumumkan kebijakan pertahanan Amerika Serikat yang baru. Kebijakan baru itu meliputi pemotongan anggaran pertahanan, pengurangan 10%-15% personel Marinir dan Angkatan Darat Amerika Serikat, misi-misi prioritas bagi Angkatan Bersenjata Paman Sam dan peneguhan sikap untuk berfokus di kawasan Asia Pasifik. Terkait hal yang terakhir, administrasi Presiden Obama telah berketetapan bahwa anggaran bagi militer Amerika Serikat yang berada di kawasan Pasifik tak akan mengalami pemotongan sedikit pun.
Dalam dokumen berjudul Sustaining US Global Leadership: Priorities for 21st Century Defense dinyatakan bahwa dalam jangka panjang kebangkitan Cina akan potensial sebagai kekuatan regional akan mempengaruhi ekonomi Amerika Serikat dan keamanan Amerika Serikat dalam berbagai cara. Oleh karena itu, Amerika Serikat berketetapan bahwa untuk membuat investasi yang dibutuhkan untuk menjamin akses regional dan kebisaan untuk beroperasi secara bebas dalam menjaga kewajiban terhadap perjanjian dan hukum internasional. Investasi yang dimaksud dalam dokumen itu termasuk investasi militer berupa penghadiran lebih intensif kekuatan militer Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik.
Indonesia sebagai pemimpin de facto ASEAN perlu dengan seksama mengkaji kebijakan pertahanan terbaru Washington tersebut. Sebab kebijakan itu berpotensi memunculkan instabilitas regional apabila tidak dikelola dengan baik oleh Amerika Serikat dan disikapi dengan bijak oleh kekuatan lain di kawasan Asia Pasifik. Di samping itu, kebijakan terbaru itu pada dasarnya merupakan bingkai politik dari rencana penempatan 2.500 Marinir Amerika Serikat di Darwin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar