Sejumlah pasukan Kopasus dan pasukan Khusus Australia Socaust bersiap untuk menuju pulau Kotok Kecil untuk memantau latihan bersama Kopasus dan Socaust Australia di Pulau Kotok Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Kamis (15/9). Latihan bersama tersebut merupakan wahana untuk saling tukar pengetahuan antarkedua delegasi dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan prajurit dalam bidang teknik dan taktik pertempuran. (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa/Koz/mes/11)
15 September 2011, Jakarta (ANTARA News): Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan pasukan khusus Australia, Spesial Operations Command (SOCOMD) Kamis pagi melakukan latihan bersama melumpuhkan teroris.
Latihan operasi gabungan dengan sandi "Dawn Komodo XI/2011" itu berlangsung di Pulau Kotok Kecil, Kawasan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Dalam skenario latihan itu, operasi gabungan berhasil menyusup dan melumpuhkan kelompok teroris di markasnya guna membebaskan dua orang sandera yang ditahan.
Para teroris menculik wartawan sebagai aksi balasan pasca tewasnya aktor intelektual teroris di Pakistan. Tak hanya itu, mereka juga meminta tebusan agar kawan mereka yang tertangkap, Ali bin Bahar, dibebaskan.
Komandan "Operasi Dawn Komodo" adalah Letkol (Inf) Tri Budi Utomo. Operasi melibatkan tim intelijen dan tim penanggulangan terorisme.
Tim intelijen adalah Pasukan Sandha yang merupakan pasukan intelijen dari Kopassus dan juga melibatkan pasukan dari pasukan khusus Australia.
Tugas intelijen, yakni mengumpulkan data awal untuk menemukan lokasi musuh menyandera wartawan. Mereka juga melakukan penyadapan teknik, foto intelijen, pengintaian terhadap musuh, dan mencari jejak melalui sistem GPS.
Intelijen juga melakukan infiltrasi (penyusupan) mulai dari Bogor, ke Serang, Cilegon, Merak, dan memantau pulau yang diduga sebagai tempat teroris menyembunyikan sandera.
Setelah data lengkap, informasi itu kemudian diberikan pada pasukan Gultor atau pasukan inti yang terdiri dari 48 orang, dengan rincian 30 pasukan Kopassus dan 18 pasukan pasukan khusus Australia. Namun, yang benar-benar merangsek ke tempat penyanderaan adalah 20 pasukan.
Mereka menggunakan taktik penyerbuan di laut dan bangunan. Adapun untuk bisa mencapai lokasi tanpa diketahui musuh, mereka menggunakan empat unit kapal LCR. Begitu mendekati target, mereka mencapai lokasi dengan berenang, baik di atas maupun di bawah air.
"Penyergapan berjalan lancar, semua teroris bisa dilumpuhkan dan kami bisa menyelamatkan semua sandera," kata Komandan Satuan 81 Kopassus, Kolonel (Inf) I Nyoman Cantiasa sebagai penanggung jawab latihan penanggulangan teroris di Kepulauan Seribu, Kamis.
"Operasi Dawn Komodo kali ini adalah yang ke-11 kali bersama Australia. Dengam fokus latihan kami kali ini adalah menangkal terorisme di wilayah maritim, katanya seraya mengatakan pada latihan sebelumnya, operasi dikhususkan pada pengamanan di bandara.
Menurut Cantiasa, latihan ini dilakukan untuk menguji teknik dan taktik militer di jajaran intelijen dan gultor pada pasukan khusus kedua negara.
"Latihan melibatkan sebanyak 74 pasukan yang terdiri dari 40 pasukan Indonesia dan 34 pasukan australia. Total waktu latihan adalah 11 hari dari 6 hingga 15 September 2011," ujarnya.
Latihan ini juga dipantau Wakil Danjen Kopassus Brigjen TNI Doni Monardo dan Komandan Pasukan Khusus Australia Mayor Jenderal P.W (Gus) Gilmore.
Sumber: ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar