Menko Perekonomian Hatta Rajasa (kanan) berbincang dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kiri) sebelum mengikuti sidang kabinet terbatas bidang politik, hukum dan keamanan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (8/9). Sidang tersebut membahas kelanjutan rencana pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI dan peralatan serta perlengkapan Polri. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/Spt/11)
8 September 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Pemeirntah sudah menganggarkan dana hingga Rp 150 triliun untuk pengadaan dan pemeliharaan alat utama sistem persenjataan TNI. Masalah ini, kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro jadi bahasan Rapat Kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Kamis siang tadi, 8 September 2011.
Dalam rapat itu, menurut Menteri Purnomo, dipaparkan juga rincian rencana strategis dan prioritas keperluan di TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Setidaknya ada dua komponen anggaran Rp 150 triliun itu. Pertama anggaran dalam bentuk rupiah, yang yang akan dibelanjakan sebagai belanja modal dan belanja barang. Namun siang tadi, rapat terbatas lebih memfokuskan soal pembelanjaan alutsista dalam komponen dolar.
"Prioritas pertama itu alutsista yang bisa datang ke Indonesia sebelum Kabinet Indonesia Bersatu II selesai masa baktinya, yaitu akhir 2014. Kita rinci kira-kira kebutuhannya secara total sekitar US$ 6,5 miliar. Kalau prioritas itu sekitar US$ 5 miliar," ujarnya dalam konferensi pers usai rapat tersebut di Kantor Presiden, Jakarta.
Selain itu, kata dia, dalam rapat juga dipaparkan soal komponen alutsista yang dibuat di dalam negeri, luar negeri maupun joint production. "Apakah itu dari luar negeri mengggunakan offset (membeli sebagian alat di luar negeri, dan sebagian lagi dibuat di dalam negeri)," ujarnya.
Dia mencontohkan pembelian alutsista dari luar negeri karena dalam negeri belum bisa membuatnya. "Misalnya dengan Korea, kita akan membeli (pesawat) untuk pengganti MK-53, lightfighter T-50 dan itu kita minta," ujarnya.
Pemerintah juga memproritaskan untuk membeli alat-alat yang diproduksi di dalam negeri. Alat-alat yang diprioritaskan seperti kapal selam, KCR (kapal cepat rudal) dan lain-lain. "Misal KCR sudah bisa dilakukan di Indonesia oleh PT PAL, yang penting kita berikan peralatan canggih seperti rudal. Untuk angkatan udara lebih banyak (pengadaan) helikopter," ujarnya.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan pemerintah telah menganggarkan Rp 100 triliun untuk anggaran alutsista periode tahun 2010 hingga 2014. Dan saat ini sedang dikaji untuk menambah lagi sebesar Rp 50 triliun. "Tapi itu masih kajian. Jangan salah quote lho ya, Rp 100 triliun, dan sedang dikaji bisa untuk menambah Rp 50 triliun selama 4 tahun dari 2011 sampai 2014," kata dia.
Sumber: TEMPO Interaktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar