Radar pertahanan milik TNI
Radar dalam sistem pertahanan di Indonesia masih sangat kurang. Setidaknya, Indonesia masih memerlukan sekitar 15 radar baru untuk mencapai kekuatan idealnya. Ditargetkan, pada tahun 2025 nanti Indonesia akan memiliki 32 radar.
Kepada pers, Staf Ahli Menteri Pertahanan bidang Teknologi dan Industri, Timbul Siahaan, mengemukakanm, sistem radar Indonesia memang masih tertinggal. “Radar yang sekarang saja sudah tua" ujar Timbul dalam Seminar Radar Nasional di Jakarta, Kamis (21/04).
Itu sebabnya, Kementerian Pertahanan mengajak lembaga dan ilmuwan agar menyumbangkan hasil karya di bidang teknologi radar. Caranya antara lain dengan membuat radar baru dan memaksimalkan radar lama.
Dikemukakannya, pemerintah saat ini sedang mengembangkan prototipe radar nasional. Diharapkan, prototipe tersebut sudah bisa diproduksi pada tahun 2014 nanti.
Berbicara pada acara yang sama, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Laksamana Muda Sunaryo mengemukakan, saat ini ada 10 lokasi di Indonesia yang sudah terpasang radar. Antara lain, 3 buah radar berada di Sumatra, 4 terpasang di Jawa, 1 berada di Kalimantan, 1 di Sulawesi, dan 1 radar di Papua.
Sunaryo juga menyebutkan, ada sejumlah pembangunan Vessel Traffic Service (VTS) baru yang berlokasi di selat Malaka dan Singapura. Lokasi tersebut diantaranya berada di Tanjung Medang, Tanjung Parit, Pulau Hiyu Kecil, Pulau Takong Kecil, Batam dan Tanjung Berakit.
Sedangkan untuk perencanaan pembangunan VTS baru juga ada di beberapa wilayah di Indonesia. Diantaranya selat Malaka bagian utara ada 9, selat Sunda sebanyak 14 lokasi, dan di selat Lombok ada 6 lokasi.
Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata mengemukakan pemerintah akan mengembangkan teknologi radar sebagai bagian revitalisasi sistem pendukung pertahanan Indonesia.
Dalam mengembangkan teknologi radar, pemerintah akan bekerjasama dengan swasta. “Kalau kita ingin kemandirian, kita kerja sama dengan swasta dan harus kita manfaatkan untuk kebutuhan bangsa" kata Suharna.
Pemerintah, sambung dia, juga telah menyiapkan sejumlah dana sebagai bagian insentif bagi pihak swasta. "Kami sudah berikan insentif kepada swasta.”
Suharna mengaku Kemenristek akan konsisten dalam pengembangan radar. Termasuk pemberian insentif. Swasta pun diharapkan akan memberikan hasil kepada pemerintah. "Dana riset itu bukan hanya domain pemerintah, tapi kita bersama," tambahnya.
Tahun ini, Suharna mengatakan, kebutuhan dana riset hampir Rp10 triliun. "Sudah cukup besar yang kita distribusikan. Tinggal sinergi nasional yang harus kita pikir," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar