Kamis, 06 Desember 2012

Buku 'Timor Timur, The Untold Story



http://assets.kompas.com/data/photo/2010/11/01/1325479p.jpg
Prabowo SubiantoFoto: KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Jakarta(DM) — Setelah berlalu sekitar 18 tahun, gesekan-gesekan dalam operasi militer TNI di Timor Timur yang sekarang menjadi negara Timor Leste mulai terkuak.

Hal ini muncul di antaranya dalam buku Letjen (Purn) Kiki Syahnakri berjudul Timor Timur The Untold Story. Buku itu di antaranya membahas perselisihan yang terjadi antara Kiki Syahnakri, Akmil 1971, yang saat itu menjabat sebagai Komandan Korem 164/Wira Dharma Timor Timur, dan Prabowo Subianto, Akmil 1974, yang saat itu adalah Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus.
 

Prabowo, yang menggelar Operasi Melati pada tahun 1995, membuat program operasi "massa tandingan". Tujuannya untuk membendung gejolak aksi demonstrasi yang marak di Dili. Daripada demonstrasi harus dihadapi TNI yang bisa membuat TNI dituduh melanggar HAM, Prabowo berinisiatif membuat "massa tandingan".


Hal ini tidak disetujui Kiki karena bisa menimbulkan konflik horizontal. Dua minggu setelah perdebatan itu, Kiki dipindah dari jabatan sebagai Danrem. Bertahun-tahun kemudian, keduanya bertemu dalam situasi tanpa beban dan Kiki menghargai sikap Prabowo yang ramah.
 

Pengamat politik J Kristiadi mengatakan, dalam konteks Prabowo akan menjadi calon presiden untuk 2014, akan muncul berbagai cerita tentang dirinya. Prabowo dinilainya sebagai sosok yang percaya diri dan berniat kuat.
 

"Ini alamiah," kata J Kristiadi di sela-sela peluncuran buku yang dihadiri oleh mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri dan mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno.
 

Buku Timor-Timur The Untold Story
Banyak media, khususnya media asing, yang pemberitaannya cenderung bohong dan menyudutkan ABRI. 

Letnan Jenderal TNI (Purn) Kiki Syahnakri, salah seorang pelaku sejarah lepasnya Timor Timur dari Indonesia, meluncurkan buku berjudul Timor Timur The Untold Story.

"Saya tahu persis saat bertugas dulu, banyak berita bohong terkait situasi di Timor Timur. Namun, karena kami tidak memiliki kekuatan terhadap media, berita bohong itu seolah-olah nyata," kata Kiki Syahnakri saat acara diskusi dan peluncuran buku di Jakarta, Rabu.

Kiki Syahnakri merupakan Panglima Penguasa Darurat Militer (PDM) Timor Timur pasca referendum 1999. Dia merupakan pelaku dan saksi sejarah terhadap situasi yang terjadi saat itu.

Dia mengatakan, pada saat itu banyak media, khususnya media asing, yang pemberitaannya cenderung bohong dan menyudutkan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan Indonesia.

"Melalui buku ini, saya ingin membongkar kebohongan-kebohongan itu dengan mengatakan yang sesungguhnya terjadi," kata mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.

Pakar politik J Kristiadi, salah satu pembicara dalam diskusi, mengatakan buku "Timor Timur - The Untold Story" berhasil mengungkapkan fakta-fakta lain yang ada di Timor Timur saat itu.

"Bagian-bagian lain diungkapkan dalam buku lain yang banyak ditulis sebelumnya. Jadi buku-buku itu saling melengkapi," katanya.

Yenny Wahid, pembicara lain, mengatakan buku itu sangat menarik dan mempengaruhi pembaca untuk membaca hingga selesai. Dia berharap buku itu bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sehingga bisa mengubah pandangan asing terhadap Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Saat referendum di Timor Timur, saya menjadi salah satu wartawan untuk media asing. Saya melihat sendiri bagaimana pandangan asing terhadap Indonesia saat itu," kata putri Abdurrahman Wahid itu.

Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Darat Mayjen TNI Dedi Kusnadi mengatakan akan merekomendasikan kepada atasannya agar seluruh prajurit TNI membaca buku itu.

"Dalam buku itu terlihat betapa bijaknya Pak Kiki dalam menghadapi sesama tentara maupun masyarakat sekitar," katanya.

Acara diskusi dan peluncuran buku itu dihadiri beberapa mantan pejabat, seperti mantan Panglima ABRI Jenderal (Purn) Wiranto, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. 


 KompasBerita Satu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar