Rabu, 19 Desember 2012

Perlukah DARPA Indonesia?


Dalam rangka mendukung industri pertahanan sekaligus memperkuat basis riset dalam rangka pengembangan kemampuan pertahanan, beberapa negara kini mulai meniru langkah Amerika Serikat. Sejak lama Washington telah mendirikan DARPA sebagai suatu lembaga pertahanan yang bertanggungjawab atas pelaksanaan riset dan pengembangan teknologi pertahanan Amerika Serikat. DARPA mendapatkan anggaran riset dan pengembangan yang sangat besar pertahunnya, yang merupakan gabungan anggaran pertahanan empat atau lima negara berkembang.
Rusia kini telah memiliki lembaga serupa DARPA untuk mengejar ketertinggalan negara itu dalam pengembangan teknologi pertahanan pasca runtuhnya Uni Soviet. Tujuan Moskow dengan mendirikan lembaga serupa DARPA adalah untuk mendorong kembali kegiatan riset dan pengembangan yang intensif seperti di masa lalu.
Terkait dengan hal tersebut, apakah perlu Indonesia ke depan mempunyai lembaga serupa DARPA? Eksistensi Badan Litbang Pertahanan dewasa ini di Indonesia tidak pantas untuk disetarakan dengan DARPA karena berbagai hal. Mulai dari sumberdaya manusia, dukungan anggaran, ketersediaan infrastruktur dan lain sebagainya. Tidak dapat dipungkiri bahwa terminologi Litbang di lingkungan pertahanan Indonesia seringkali dipandang sebelah mata, sehingga dipelesetkan menjadi "sulit berkembang".
Keuntungan apabila Indonesia memiliki DARPA adalah adanya suatu potensi untuk mempercepat kegiatan riset dan pengembangan di bidang pertahanan negeri ini. Selain itu, DARPA Indonesia dapat memobilisasi sumberdaya manusia yang andal di berbagai bidang terkait dengan pertahanan tanpa harus mewajibkan sumberdaya manusia itu harus tercatat sebagai pegawai negeri di lingkungan Departemen Pertahanan. DARPA Indonesia juga dapat berfungsi untuk melaksanakan sentralisasi kebijakan riset dan pengembangan di bidang pertahanan.
Adapun potensi "kerugian" dari DARPA Indonesia adalah lembaga ini tidak bisa dituntut untuk dapat segera "menghasilkan segera" hasil riset dalam waktu kurang dari lima tahun. Sebagai perbandingan, hasil penelitian DARPA Amerika Serikat setidaknya membutuhkan waktu 20 tahun untuk diaplikasikan pada dunia pertahanan. Berikutnya, dukungan dana riset dan pengembangan bagi DARPA Indonesia harus besar, sebab mustahil mendapatkan hasil riset yang unggul dengan dana yang sangat minim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar