Rabu, 19 Desember 2012

Kaleidoskop Alutsista Sepanjang 2012


11 hari lagi, tahun 2012 berakhir. Sepanjang tahun 2012 ini, ternyata banyak sekali catatan mengenai perjalanan perkuatan TNI khususnya dalam bidang Alutsista. Berbagai kontrak pengadaan hingga kedatangan alutsista baru mewarnai bulan demi bulan di tahun 2012 ini. Diantara yang menjadi catatan penting antara lain kontrak pengadaan Kapal Selam, PKR10514, KCR-60, Su-30MK2, heli NBell 412 dari PT.DI hingga pengadaan meriam Caesar dan Astros. Sementara alutsista yang sudah tiba antara lain Super Tucano, CN-295, KRI Kujang dari jenis KCR-40 hingga tambahan pesawat latih KT-1B. Komunitas ARC sendiri selalu mengupayakan hadir jika ada mainan baru yang datang. Terbukti dengan reportase serta galeri eksklusif kedatangan Caesar, Leopard, Super Tucano, dan lainnya. Jadi, di tahun 2013 nanti, simak terus web ARC untuk perkembangan Alutsista TNI secara eksklusif.


Namun demikian, ada pula beberapa program pengadaan yang masih menimbulkan perasaan harap-harap cemas. Diantaranya mengenai pengadaan MBT Leopard II, Heli AKS serta heli serang yang entah nanti jenisnya apa. Di tahun 2013, kita harapkan tentunya semua program modernisasi berjalan dengan lancar dan tanpa perlu kegaduhan politik.Ssstt... konon katanya, pengadaan kapal multi role light fregate Nahkoda ragam terus berjalan. Bahkan Mabes TNI-AL sudah menyiapkan satuan tugas untuk keperluan pelatihan dan menjemput kapal eks Brunei ini. Selain itu, beberapa peristiwa menyakitkan juga terjadi di tahun ini. Diantaranya jatuhnya pesawat Fokker-27, jatuhnya pesawat Hawk 200, dan terbakarnya KRI Klewang. Tidak ketinggalan peristiwa menyedihkan jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di pegunungan Salak. Pada peristiwa tersebut, kami kehilangan guru, sahabat, kakak terbaik kami yaitu DN. Yusuf dan Doddy Aviantara.
Dan berikut adalah beberapa peristiwa kontrak dan kedatangan alutsista sepanjang tahun 2012 yang telah terpublikasi.

21 Desember 201,  Kemhan RI - DSME Korea Selatan Tandatangani Kontrak Pengadaan Kapal Selam
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menandatangani kontrak pengadaan tiga unit kapal selam dengan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME). Kontrak tersebut ditandatangani kedua belah pihak. Pihak Kemhan RI diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan RI Mayjen TNI Ediwan Prabowo, sedangkan pihak DSME diwakili oleh President & CEO DSME Sang-Tae Nam, Selasa Malam (20/12) di kantor Kemhan RI, Jakarta.

30 Desember 2011, Indonesia dan Rusia Tanda-Tangani Kontrak Pembelian 6 Su-30MK2Kementerian Pertahanan Republik Indonesia memastikan membeli enam unit jet tempur Sukhoi Su-30 MK2 dari Rusia sebagai bagian dari rencana strategis untuk memenuhi kekuatan udara pesawat tempur Sukhoi hingga satu skuadron atau setara 16 jet tempur.

05 Februari 2012, Kapal Selam "Nanggala" Tiba di Perairan IndonesiaKapal selam TNI Angkatan Laut KRI Nanggala/402 telah tiba di perairan Indonesia, setelah menjalani perbaikan menyeluruh di Korea Selatan selama hampir dua tahun.

10 Februari 2012, RI Punya Pesawat KepresidenanPresiden Indonesia kini resmi memiliki pesawat kepresidenan. Pesawat seri 737- 800 Boeing Business Jet 2 (BBJ 2) yang dibeli langsung dari pabrik Boeing telah diserahterimakan pada tanggal 21 Januari 2012 di Amerika Serikat. Jika tidak aral melintang, pesawat tersebut akan mulai melayani tugas kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Agustus 2013 nanti.

16 Februari 2012, TNI AL Dapat Kapal BaruTNI AL Armada Barat mendapat tambahan kapal baru, KRI Kujang-642. Kapal itu diserahkan pada Kamis (16/2/2012) pagi ini, di Dermaga Selatan Pelabuhan Batu Ampar, Batam. Komandan Satuan Kapal Patroli Armada Barat Kolonel Pelaut Denih Hendrata mengatakan, KRI Kujang merupakan kapal kelima di satuannya. KRI Kujang termasuk jenis KCR- 40 buatan PT. Palindo Marine Shipyard.

21 Februari 2012, Indonesia dan China Sepakati Alih Teknologi RudalPemerintah Republik Indonesia (RI) dan China sepakat memantapkan proses alih teknologi serangkaian produksi bersama peluru kendali C-705. Proses alih teknologi menjadi syarat utama dalam setiap pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) dari mancanegara, termasuk peluru kendali dari China.

02 Maret 2012, Tiga Unit Helikopter Bell-412 Perkuat TNIPT Dirgantara Indonesia menyerahkan tiga unit helikopter Bell-412 kepada Kementerian Pertahanan untuk operasional TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Laut. Penyerahan dilakukan Direktur PT DI Budi Santoso kepada Wakil Asisten Logistik Kasad Brigjen TNI Nengah Widana, Asisten Logistik Kasal Laksda TNI Sru Handayanto di hanggar helikopter PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Jumat.

04 Maret 2012, Sampai 2014, Kemhan Pesan 40 HelikopterKementrian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia berencana memesan kembali sekitar 40 unit helikopter untuk TNI Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut kepada PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Hal tersebut disampaikan oleh Mentri Pertahanan (Menhan) RI, Purnomo Yusgiantoro.

06 April 2012, Kontrak 6 EC725 Combat SAR untuk Indonesian disepakatiPT.DI dan Eurocopter sepakat untuk kerja sama pengadaan 6 unit heli SAR Tempur EC725 pesanan TNI-AU. Dengan demikian, sebelum diserah terimakan Helikopter ini akan dikirim terlebih dahulu ke PT.DI untuk dirakit ulang lalu kemudian diserahterimakan. Kontrak pengadaan sendiri telah disepakati sebelumnya pada tanggal 12 maret.  Heli ini rencananya akan memperkuat TNI-AU mulai tahun 2014.

17 April 2012, 2 helikopter S-300C akan perkuat PenerbadPabrikan Sikorsky Aircraft mengumumkan penjualan 2 unit Heli latih S-300C dengan opsi 4 tambahan kepada Indonesia. Helikopter ini nantinya akan memperkuat skadron latih Penerbangan TNI-AD.

18 April 2012, Kesepakatan Kerjasama Jangka Panjang antara PT DI dan Airbus Military DitandatanganiPT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military melakukan peresmian kerja sama strategis jangka panjang. Kerja sama itu ditandatangani kedua perusahaan. Dalam kerja sama ini dipaparkan rencana revitalisasi PT DI dengan proyek-proyek kerja sama dan pengembangan bisnis yang spesifik. Kesepatan kerja sama ditandatangani di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).

18 April 2012, TNI AL akan Menambah Pesanan 2 CN-235 kepada PT DIKomandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana Pertama Sugianto, membenarkan bahwa jajarannya melakukan pemesanan 6 unit pesawat kepada PT Dirgantara Indonesia. Pesawat-pesawat itu terdiri atas 3 unit CN 235 dan 3 unit helikopter Bell 412 EP.
Sugianto menjelaskan, pemesanan keenam pesawat tersebut merupakan bagian rencana penambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

30 April 2012, TNI AL Pesan Kapal TankerKamis (26/4/12) pagi, Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto, meresmikan pembuatan kapal perang jenis tanker pertama oleh PT Anugrah Buana Marine (ABM) Bojonegara. Aslog Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto mengatakan, untuk membuat kapal tersebut dibutuhkan waktu selama 18 bulan (1,5 tahun), dengan kebutuhan dana lebih dari 160 miliar.

11 Mei 2012, Indonesia - Rusia Teken Kontrak Pembelian 37 Tank AmfibiKementerian Pertahanan (Kemhan) dan perwakilan JSC Rosoboronexport di Indonesia menandatangani kontrak pembelian 37 unit kendaraan tempur infanteri BMP-3F Seri 2 senilai 114 juta dollar Amerika, Jumat. Penandatanganan kontrak ini diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan, Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan Kepala Perwakilan  Rosoboronexport, Vadim Varaksin.

23 Mei 2012, First Steel Cutting KCR-60 Dilakukan di PT. PALBersamaan dengan Sidang Pleno Ke-VI KKIP, dilaksanakan pula Steel Cutting KCR 60 dan Keel Laying Tug Boat (Kapal Tunda).  Kapal tersebut merupakan pesanan dari TNI AL yang dibangun di PT. PAL Indonesia, sebagai wujud nyata komitmen PT PAL Indonesia (Persero) mendukung terciptanya kemandirian bangsa dalam memenuhi kebutuhan Alutsista dan kemajuan industri pertahanan nasional.PT.PAL Indonesia  menerima order pembuatan kapal KCR 60 M sebanyak 3 unit dan Kapal Tunda 2.400 HP sebanyak 2 unit.  Kontrak secara efektif telah ditandatangani  antara PT PAL Indonesia dan TNI AL melalui Dinas Pengadaan Mabesal pada tanggal 20 Desember 2012.

05 Juni 2012, Kemhan RI Tandatangani Kontrak Pengadaan 1 Unit Kapal PKR 10514Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) melalui Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) secara resmi menandatangani kontrak pengadaan 1 unit  Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), Belanda.
Kontrak ditandatangani oleh Kepala Baranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo yang mewakili Kemhan RI dengan Director Naval Sale of DSNS Evert van den Broek yang dalam hal ini mewakili pihak DSNS, Selasa (5/6) di kantor Kemhan, Jakarta. Hadir dan menyaksikan acara penandatangan sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AL. Hadir pula Dubes Belanda untuk Indonesia Tjeerd de Zwaan dan Direktur Utama PT.PAL Indonesia (Persero) Ir M Firmansyah Arfin.

02 Juli 2012, Indonesia-Australia Tandatangani MoU Hibah Empat Pesawat HerculesPemerintah Indonesia dan Australia menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) hibah empat pesawat Hercules tipe C-130 H dari Australia. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Eris Haryanto dan Panglima Angkatan Bersenjata Australia David Hurley menandatangani MoU tentang hibah pesawat tersebut di RAAF Darwin, Australia, Senin. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan koleganya, Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith, menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman hibah yang dilakukan di depan pesawat Hercules yang akan dihibahkan itu.

05 Juli 2012, CN-295 Pertama untuk TNI-AU Jalani Test FlightPesawat CN-295 pertama pesanan Kementrian Pertahanan Indonesia untuk TNI AU yang dibuat oleh Airbus Military Spanyol saat ini telah selesai dan menjalani proses test flight. Pesawat CN-295 pertama ini diberi kode A-9501. Kontrak senilai 325 juta US Dollar untuk pengadaan sembilan pesawat CN-295 ditandatangani pada 15 Februari 2012 dalam acara Singapore Air Show, didalamnya juga mencakup penyediaan suku cadang dan pelatihan.

10 Juli 2012, Kontrak 8 Unit tambahan Super Tucano untuk Indonesia Pabrikan Embraer mengumumkan, Indonesia telah memesan 8 unit pesawat tempur taktis Super Tucano. Dengan demikian, Indonesia total memesan 16 unit atau setara 1 skadron pesawat tersebut. Super Tucano nantinya akan menggantikan peran pesawat OV-10F Bronco di Skadron 21 Malang.

01 Agustus 2012, Wamenhan Resmikan Pembangunan Tiga Kapal PerangWakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin didampingi Irjen Kemhan  Laksdya TNI Sumartono, dan Wakasal Laksdya TNI Marsetyo serta sejumlah Pejabat Mabes TNI dan Angkatan, Selasa (31/7), meresmikan pembangunan tiga kapal perang di Galangan Kapal PT. Dok dan Perkapalan (DKB) Kodja Bahari, di Jakarta, yang ditandai dengan peletakan lunas (keel laying) pembangunan satu unit kapal perang jenis Bantu Cair Minyak (BCM) serta pemotongan baja pertama (first steel cutting) untuk pembangunan dua unit kapal jenis Landing Ship Tank (LST)


08 Agustus 2012, PTDI Rampungkan Perakitan Tiga Pesawat Korea KT-1BPT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah merampungkan pesanan perakitan tiga pesawat KT-1B buatan Korea untuk selanjutnya akan diserahkan kepada TNI AU. Tiga pesawat sebelumnya sudah selesai dirakit sejak April 2012 lalu.

10 Agustus 2012, PTDI Serahkan 4 Helikopter Bell 412EP untuk TNI ADPenyerahan empat helikopter Bell 412 EP itu dilaksanakan dalam acara serah terima dari Direktur Utama PTDI Dr. Budi Santoso kepada Asisten Logistik Kepala Staf TNI AD, Mayor Jenderal TNI Sonny Widjaya bertempat di pangkalan Pusat Penerbangan AD di Skadron 21/Sena Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (10/8). Pengadaan tersebut berdasarkan dua kontrak pengadaan yang masing-masing ditandatangani kedua pihak pada November 2011 dan Maret 2012, sejalan dengan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memerintahkan setiap pengadaan alat utama sistem senjata TNI harus memprioritaskan sumber dalam negeri.

23 Agustus 2012, Indonesia Lirik 18 Unit AGM-65K2 MaverickPemerintah Indonesia telah melayangkan permintaan untuk memperoleh peluru kendali Udara ke Permukaan dari jenis AGM-65K2 Maverick. Nilai total 18 buah pembelian termasuk suku cadang, pelatihan dan lain-lain diperkirakan mencapai 25 juta dollar.

31 Agustus 2012, KRI Klewang 625 DiluncurkanKRI Klewang 625 berhasil diluncurkan dari galangan kapal PT. Lundin Industry Invest. Kementerian Pertahanan memesan 4 kapal trimaran dengan harga per unit Rp 114 miliar . Kapal yang memiliki panjang 63 meter buatan Banyuwangi tersebut diklaim sebagai kapal perang tercanggih didunia karena sulit terdeteksi oleh radar. Namun, beberapa minggu kemudian, kecelakaan fatal dialami KRI Klewang. Akibatnya KRI Klewang pun terbakar habis.

01 September 2012, Empat Pesawat Super Tucano Tiba di IndonesiaEmpat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 buatan pabrikan Embraer Brasil tiba di Panggkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu siang, yang akan memperkuat Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.  Empat pesawat yang memiliki kemampuan serang antigerilya itu diawaki oleh delapan orang pilot, yakni Capt Carlos Alberto (team leader)/Capt Almir Suman, Capt Carlos Moreira/Capt Marco Antonio, Capt Airon/Capt Eduardo Torres, Capt Willian Souza/Capt Carlos Eduardo. Mereka disambut oleh Wakil Kepala Staf TNI Angkat Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi.

19 September 2012, C-295 pertama untuk TNI-AU dikirim 

2 unit pesawat Transport C-295 pesanan pemerintah Indonesia mulai dikirim. Pengiriman dilakukan di fasilitas Airbus Military di Seville, Spanyol. Hadir dalam seremoni ini Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin. Sebelumnya, Indonesia telah memesan 9 unit C-295 untuk menggantikan armada Fokker-27.

21 September 2012, US Agrees to Sell 8 AH-64D to IndonesiaPemerintah Amerika Serikat telah mengijinkan pembelian 8 unit heli serang AH-64/D Apache. Total nilai pembelian mencapai  1,4 Miliar Dollar. Termasuk dalam paket pembelian itu antara lain. 19 unit mesin T-700-GE-701D Engines, radar longbow, peluncur misil hellfire dan sebagainya. Namun pada perkembangannya kemudian, TNI-AD menyatakan masih berfikir ulang mengenai pengadaan ini.

22 September 2012, Dua Howitzer Caesar 155 mm Tiba di JakartaDua howitzer tipe truck mounted berkaliber 155mm tiba di bandara Halim Perdana Kusumah,  jakarta diangkut dengan pesawat Rusia tipe Il-76. Howitzer Caesar buatan Nexter Prancis ini digolongkan sebagai Self Propelled Howitzer/howitzer yang dapat bergerak sendiri dengan bentuk yang lebih inovatif dibandingkan howitzer jenis tersebut yang sebelumnya menggunakan roda rantai (tracked).

22 September  2012, 140 HellFire Melengkapi Apache Pesanan IndonesiaPemerintah Indonesia dengan resmi telah melakukan permintaan untuk kemungkinan pembelian 8 Heli Serang AH-64D Apache Block III Longbow beserta perlengkapan, suku cadang, pelatihan dan dukungan logistik kepada Pemerintah AS.   Permintaan tersebut telah mendapat lampu hijau dari Defense Security Cooperation Agency (DSCA) yang memberitahukan Kongres AS pada tanggal 19 September 2012.  Perkiraan biaya pembelian ke 8 Heli Serang tersebut adalah: $1,4 miliar

04 Oktober 2012, Dua Pesawat CN-295 Resmi Perkuat Alutsista TNI AUDua unit pesawat CN-295 resmi memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) di jajaran TNI Angkatan Udara khususnya Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Hal tersebut ditandai dengan penandatangan berita acara serah terima dua unit pesawat CN-295 dari PT Dirgantara Indonesia kepada Kementerian Pertahanan RI, di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma.Selanjutnya, Kemhan menyerahkan kepada Mabes TNI, kemudian Mabes TNI kepada TNI AU. Penyerahan dua pesawat ini disaksikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksmana TNI Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, dan beberapa pejabat Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AU, Dubes RI untuk Spanyol dan Dubes Spanyol untuk Indonesia. Hadir pula perwakilan anggota Komisi I DPR, Sekjen Kemhan Marsekal Madya TNI Eris Hariyanto.

11 Oktober 2012, 5 Pesawat Tanpa Awak Diuji Coba di HalimPesawat Terbang Tanpa Awak buatan dalam negeri, Kamis pagi terbang mengelilingi langit lapangan udara TNI Angkatan Udara (AU) Halim Perdana kusuma, Jakarta. Penerbangan ini untuk melakukan demo flight terhadap pesawat buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Balitbang Kementrian Pertahanan, dan Kementrian Riset dan Teknologi.

04 Oktober 2012, MLRS ASTROS Tiba di IndonesiaSetelah mengalami keterlambatan, alutsista peluncur roket multi laras (MLRS) terbaru milik TNI-AD, ASTROS akhirnya tiba di tanah air. Peluncur roket buatan Brazil ini tiba pada malam sebelumnya dan langsung dibawa menuju kawasan Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta. Rencananya ASTROS akan tampil dalam HUT TNI ke 67 serta Pameran Alutsista di Monas tanggal 6-8 Oktober nanti,

04 November 2012, Tank Leopard dan Marder Tiba di JakartaIndonesia resmi menerima kedatangan dua unit tank, main battle tank Leopard dan Marder asal Jerman. Keduanya tiba di Jakarta pada minggu siang. Tank Leopard yang tiba melalui Pelabuhan Tanjung Priok ini adalah jenis Revolution sebagai model untuk pameran Indodefence tanggal 8 November.

08 November 2012, Kemhan RI Tanda Tangani MoU ToT Dengan Brazil dan JermanDi hari kedua penyelenggaraan Indo Defence 2012, di stand Pameran Kementerian Pertahanan RI dilaksanakan penandatanganan MoU kerjasama Transfer of Technology (ToT) dengan Pemerintah Brazil dan Pemerintah Jerman.Penandatanganan MoU ToT pertama yang disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro yakni dalam rangka pengadaan Multi Launch Rokcet System atau sistem peluncur roket jarak jauh dengan perusahaan Avibras Industria Aeroespacial Brazil. Sementara itu penandatanganan dengan pemerintah Jerman khususnya Rheinmetall AG Jerman terdapat dua bentuk. Pertama, dalam hal pengadaan Medium Battle Tank untuk ukuran 30 ton dan Main Battle Tank (MBT) Leopard ukuran 60 ton serta tank pendukungnya. Kedua adalah MoU pelaksanaan ToT yang akan diberikan kepada PT. Pindad, Bengpuspal Ditpalad dan Bengpushub Dithubad.

09 November 2012,  Indonesia Tanda tangani kontrak pembelian 37 unit meriam "Caesar"Bersamaan dengan ajang Indo Defence 2012, Perusahaan "Nexter Systems" telah mengkonfirmasi kontrak pembelian 37 unit 155-mm self-propelled artillery system (SPA) "Caesar". Artileri swa gerak ini nantinya akan memperkuat satuan Artileri Medan TNI-AD. Kontrak diperkirakan bernilai 240 juta dollar, dan pengiriman akan dilaksanakan pada medio 2013-2014.

10 November 2012, SBY Beri Nama Komodo untuk Kendaraan Taktis Produk PindadPada pameran Indo defence 2012, Presiden SBY memberikan nama untuk sebuah kendaraan taktis buatan PT Pindad . Kendaraan taktis itu resmi menyandang nama Komodo. Rantis Komodo ini telah dipesan oleh Kopassus, Brimob, serta satuan Arhanud TNI-AD. Khusus untuk Arhanud, Komodo yang dilengkapi Rudal Mistral akan dipesan sebanyak 56 unit.

20 November 2012, Indonesia Meminta Pembelian 180 unit Block I Javelin MissilePemerintah Amerika Serikat telah mengeluarkan notifikasi izin untuk menjual sebanyak 180 buah rudal anti tank Javelin untuk Indonesia. Nilai kontrak penjualan diperkirakan sekitar 60 juta dollar, meliputi 25 Command Launch unit, Missile Simulation Rounds, Battery, dan lain sebagainya.

18 Desember 2012, F-16A/B TNI AU akan Diupgrade BAe Systems. 

British Aerospace System mengumumkan kontrak senilai US$ 63 Juta untuk melakukan perawatan dan upgrade untuk Indonesia dan Irak. Untuk Indonesia jelas upgrade ditujukan kepada F-16A/B Block 15 TNI-AU, serta pengadaan sistem radar pengindera jarak jauh. Sebuah langkah yang unik, mengingat sejatinya F-16 yang akan kita terima dari AS proses refurbishmentnya dilakukan oleh Lockheed Martin.

Kurangi Personil di Jawa, TNI Fokus Perbatasan


Jakarta - Rapat Paripurna Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-33 digelar oleh TNI Angkatan Darat di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (20/12).

Dalam rapat tersebut diputuskan, salah satu prioritas yang akan dilakukan di tahun mendatang adalah pengurangan jumlah personil di tanah Jawa. Para prajurit tersebut nantinya akan lebih banyak disebar di daerah-daerah perbatasan Indonesia.

"Mungkin ada pengurangan kegiatan khususnya di Jawa dan fokus ke daerah perbatasan sampai pulau terpencil. Itu prioritas," kata KSAD, Jenderal Pramono Edhie.

Selain itu, dalam Rapat Paripurna TMMD, KSAD juga menekankan program kedepan agar operasi Bakti TNI Manunggal membangun desa dengan sasaran desa-desa terpencil, terisolasi, tertinggal dan terkena bencana alam terus dilakukan. Serta pengembangan sasaran operasi bakti melalui TMMD skala besar di wilayah Papua, papua Barat dan Kalimantan Barat.

"Menambah sasaran TMMD reguler di wilayah Kalimantan Timur, NTT, Papua dan Papua Barat dengan sasaran peningkatan kehidupan sosial masyarakat dan membangun kesadaran bela negara," katanya.

Tak lupa, ia mengimbau agar masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan. "Perlu membangun koordinasi yang solid antara pelaksana TMMD, Pemda, Kementerian dan tokoh masyarakat," katanya.

Yang jelas, lanjut dia, tujuan dari pelaksanaan rapat paripurna tersebut tak lain evaluasi pelaksanaan sejumlah kegiatan di tahun 2012, serta menyempurnakan konsep perencanaan dan penyelenggaraan TMMD tahun 2013.


● Republika

Kasal -Kekuatan Maritim Indonesia Harus Jadi yang Terkuat di Asia Tenggara

Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana Soeparno, menyatakan Indonesia harus berambisi menjadi kekuatan utama maritim di kawasan Asia Tenggara, bahkan dunia. Apalagi wilayah maritim Indonesia sangat strategis karena berada di silang jalur perdagangan dunia.
Kasal -Kekuatan Maritim Indonesia Harus Jadi yang Terkuat di Asia Tenggara
foto : ROL

"Jika tak didukung kekuatan yang maksimal, akan berimplikasi pada keamanan," kata Soeparno saat membuka Seminar Nasional TNI AL bertema “Optimalisasi Kerja Sama TNI AL dengan Industri Pertahanan guna Mendukung Kebutuhan Alutsista” di Jakarta, Rabu (19/12).

Menurut dia, dengan fakta bahwa dua pertiga wilayah Indonesia adalah lautan, jika pertahanan maritim tak diperkokoh, akan sangat mudah Indonesia mendapatkan ancaman dari luar. "Dibutuhkan upaya pertahanan yang efektif untuk melindungi keutuhan negara dari segala ancaman," kata dia.


Untuk itu, diperlukan industri pertahanan dalam negeri yang kokoh dan senantiasa memasok alat utama sistem senjata (alutsista) yang mumpuni terhadap TNI sebagai kekuatan pertahanan utama. Merujuk pada tiga model perkembangan industri pertahanan di Asia Timur, Soeparno berharap industri pertahanan nasional mengikuti Autarky Model dibandingkan Niche Production Model dan Global Supply Chain Model.

Soeparno menjelaskan Autarky Model merupakan model ideal membangun industri pertahanan karena bertumpu pada ambisi kemandirian pertahanan. "Model ini hanya bisa dicapai oleh negara yang berambisi menjadi kekuatan utama," jelas dia.

Soeparno menjelaskan Niche Production Model banyak diterapkan oleh negara yang berupaya mengurangi kebergantungan pada luar negeri. Dari model ini, negara berkomitmen untuk investasi ke sektor industri pertahanan dengan berupaya melakukan transfer teknologi dari negara produsen.

Basis Militer

Global Supply Chain Model cenderung dilakukan negara-negara yang telah memiliki basis militer mapan namun tidak memiliki akses pasar senjata internasional. Soeparno menyatakan Indonesia sangat cocok menerapkan model Autarky Model. Caranya dengan merumuskan rencana strategis jangka panjang pertahanan dan membentuk komitmen politik anggaran jangka panjang untuk menjamin kesinambungan.

Selain itu, tambah dia, harus melakukan konsolidasi industri pertahanan nasional dengan menetapkan dua konsorsium strategis, yaitu konsorsium industri penerbangan nasional dan konsorsium industri pertahanan dan maritim nasional.

Terakhir, merintis aliansi industri pertahanan di tingkat regional dan global yang memperbesar kemungkinan bagi Indonesia untuk secara cepat mengadopsi teknologi militer terkini ke dalam proses pengadaan alutsista.

"Kuncinya industri pertahanan kita harus berani. Korea Selatan saja yang baru 10 tahun memiliki kapal selam mampu membuat sendiri. Kita seharusnya lebih unggul karena sudah 30 tahun memiliki kapal selam," jelas dia.

Sementara itu, Staf Khusus Kasal, Laksamana Muda Rachmad Lubis, mengatakan kerja sama antara TNI AL dan industri pertahanan harus sudah dilakukan berdasarkan kebutuhan operasional, terutama kapal perang. "Spesifikasi harus berorientasi pada ancaman lawan," ujar dia.

Penelitian dan pengembangan di jajaran TNI AL pun, kata Rachmad, harus sudah memiliki sejumlah rancang bangun model kapal yang bisa efektif menjaga wilayah maritim Indonesia. "Litbang TNI AL harus mengacu pada kebutuhan pembangunan kekuatan pokok minimun pertahanan dan sudah harus bersinergi dengan industri pertahanan dalam negeri," kata dia.

Rachmad mencatat kapal yang dimiliki TNI AL saat ini sebagian besar sudah tua. Sebanyak 47 persen berusia di atas 30 tahun, 23 persen berusia 27 tahun, 8 persen berusia 17 tahun, dan yang paling baru atau berusia 7 tahun hanya 22 persen.



SUmber : Koran Jakarta

Perlukah DARPA Indonesia?


Dalam rangka mendukung industri pertahanan sekaligus memperkuat basis riset dalam rangka pengembangan kemampuan pertahanan, beberapa negara kini mulai meniru langkah Amerika Serikat. Sejak lama Washington telah mendirikan DARPA sebagai suatu lembaga pertahanan yang bertanggungjawab atas pelaksanaan riset dan pengembangan teknologi pertahanan Amerika Serikat. DARPA mendapatkan anggaran riset dan pengembangan yang sangat besar pertahunnya, yang merupakan gabungan anggaran pertahanan empat atau lima negara berkembang.
Rusia kini telah memiliki lembaga serupa DARPA untuk mengejar ketertinggalan negara itu dalam pengembangan teknologi pertahanan pasca runtuhnya Uni Soviet. Tujuan Moskow dengan mendirikan lembaga serupa DARPA adalah untuk mendorong kembali kegiatan riset dan pengembangan yang intensif seperti di masa lalu.
Terkait dengan hal tersebut, apakah perlu Indonesia ke depan mempunyai lembaga serupa DARPA? Eksistensi Badan Litbang Pertahanan dewasa ini di Indonesia tidak pantas untuk disetarakan dengan DARPA karena berbagai hal. Mulai dari sumberdaya manusia, dukungan anggaran, ketersediaan infrastruktur dan lain sebagainya. Tidak dapat dipungkiri bahwa terminologi Litbang di lingkungan pertahanan Indonesia seringkali dipandang sebelah mata, sehingga dipelesetkan menjadi "sulit berkembang".
Keuntungan apabila Indonesia memiliki DARPA adalah adanya suatu potensi untuk mempercepat kegiatan riset dan pengembangan di bidang pertahanan negeri ini. Selain itu, DARPA Indonesia dapat memobilisasi sumberdaya manusia yang andal di berbagai bidang terkait dengan pertahanan tanpa harus mewajibkan sumberdaya manusia itu harus tercatat sebagai pegawai negeri di lingkungan Departemen Pertahanan. DARPA Indonesia juga dapat berfungsi untuk melaksanakan sentralisasi kebijakan riset dan pengembangan di bidang pertahanan.
Adapun potensi "kerugian" dari DARPA Indonesia adalah lembaga ini tidak bisa dituntut untuk dapat segera "menghasilkan segera" hasil riset dalam waktu kurang dari lima tahun. Sebagai perbandingan, hasil penelitian DARPA Amerika Serikat setidaknya membutuhkan waktu 20 tahun untuk diaplikasikan pada dunia pertahanan. Berikutnya, dukungan dana riset dan pengembangan bagi DARPA Indonesia harus besar, sebab mustahil mendapatkan hasil riset yang unggul dengan dana yang sangat minim.

SADL (Situational Awareness Data Link), The F-16 Game Changer



Masih segar di pikiran kita tentang ribut-ribut akuisisi pesawat tempur F-16 eks Air National Guard oleh TNI-AU yang menuai pro dan kontra. Sudah banyak analisis dan komentar yang dilontarkan oleh para ahli dan “ahli”, baik yang membangun sampai yang tidak masuk akal dan tak berdasar. Akan tetapi banyak sisi lain dari pengadaan F-16 ini yang menarik untuk dicermati. Salah satunya adalah dari press release yang dikeluarkan oleh Defense Security Cooperation Agency[1], suatu badan di bawah Dephan AS yang menangani kerjasama militer dengan negara lain, termasuk di dalamnya Foreign Military Sales, setelah menyampaikan notifikasi kepada Kongres AS perihal transfer F-16 ini yang di antaranya adalah avionics upgrade yang akan diterima dan opsi pembelian targeting pod. Salah satu item yang disebut-sebut dalam avionics upgrade adalah pemasangan teknologi datalink, yang masih tergolong baru untuk TNI-AU (untuk tidak mengatakan ‘asing’ sama sekali karena armada Flanker yang dioperasikan Skadron Udara 11 sebenarnya sudah dilengkapi teknologi serupa yang lebih dikenal dengan nama ‘telecode’).

Apa yang menarik dari hal ini?  Salah satu yang terpenting adalah munculnya paradigma baru di TNI AU tentang peperangan udara modern, yakni bahwa di sebuah palagan perang udara, bakat (aptitude) dan profisiensi pilot untuk menemukan dan menghancurkan sasaran baik udara maupun permukaan sebelum lawan menemukan dan menghancurkan pesawatnya terlebih dahulu bukanlah satu-satunya faktor penentu kemenangan.  Dalam konsep ‘Perang/Operasi Berbasis Jaringan’ (Network Centric Warfare atau Network Centric Operations[2] atau Network Enabled Operations) yang dipelopori oleh Dephan AS dalam doktrin pertahanannya pada dekade 90an, kesuksesan sebuah misi atau dalam skala besar kemenangan dalam sebuah peperangan berdasarkan pada prinsip:
  1. Sebuah pasukan yang terkoneksi dalam sebuah jaringan komunikasi yang tangguh akan memudahkan unit-unit operasional saling berbagi informasi;
  2. Pertukaran informasi meningkatkan kualitas informasi yang didapat dan adanya kesadaran situasional (situational awareness) antar unit;
  3. Adanya situational awareness antar unit memungkinkan kolaborasi dan sinkronisasi secara otomatis, dan meningkatkan kesinambungan dan kecepatan dalam proses komando; dan
  4. Pada akhirnya meningkatkan tingkat kesuksesan dari misi secara drastis.

Prinsip-Prinsip Network Centric Warfare

Jaringan data ini yang menjadi fokus dalam pengembangan teknologi, sehingga informasi strategis tidak hanya dipertukarkan melalui komunikasi suara yang tentu saja sangat terpengaruh oleh interpretasi baik oleh pengirim informasi maupun penerima informasi. Selain itu jaringan komunikasi suara memiliki keterbatasan dalam jumlah peserta, yang tidak ditemui dalam komunikasi data di mana informasi dapat disebarkan secarabroadcast namun aman dari penyadapan musuh. Inilah yang disebut dengan datalink yang akan kita bahas lebih lanjut.

Dengan adanya datalink, pesawat bisa melihat posisi musuh tanpa perlu menghidupkan radar jika ada pesawat kawan di sekitar area yang menghidupkan radar.  Konsep datalink juga digunakan dalam medan perang udara melalui pesawat Early Warning & Control (AEW&C), yang akan memandu dan memberi data pada pesawat tempur (fighter) di garis depan tanpa harus menghidupkan radarnya sendiri.  Hal ini memberikan beberapa keunggulan karena jangkauan radar pesawat AEW&C bisa melebihi 300km (lebih jauh dari radar pesawat tempur), serta ketinggiannya yang memungkinkan cakupan palagan secara lebih komprehensif. Dengan keunggulan ini maka fighter bisa mendeteksi sasaran udara lebih awal. Selain itu, deaktivasi emisi gelombang elektromagnetik radar akan mengurangi resiko terdeteksi oleh electronic support measurement(ESM) lawan. Dari sisi strategis tidak menghidupkan radar juga akan menyembunyikan profil radar dariadvanced ESM seperti  ALR-2001 Odyssey yang dipasang pada P-3 Orion dan Boeing-737 Wedgetail Australia yang mampu mengidentifikasi (fingerprinting) radar secara individu, dalam detail yang lengkap hingga serial number radar (jika sudah ada di database)[3].

Datalink sendiri selain bisa digunakan antar pesawat bisa juga digunakan untuk berbagi data antara pesawat dengan kapal atau pesawat dengan stasiun darat. Datalink antara pesawat dengan kapal bisa sangat menguntungkan karena akan meningkatkan efektifitas peperangan permukaan yang dimiliki kapal laut. Dengan adanya datalink antara wahana udara dan kapal laut, maka keterbatasan radar kapal terhadap horizon bumi untuk sasaran permukaan bisa diatasi, sehingga kapal yang biasanya hanya bisa mendeteksi sasaran permukaan pada orde puluhan kilometer bisa ‘melihat’ sasaran sampai ratusan km yang terbentang dibalik horizon[4].  Integrasi kapal-pesawat udara bisa memaksimalkan efektifitas rudal anti kapal karena pesawat bisa memberikan data over the horizon targetting (OTHT) sehingga posisi lawan pada jarak ratusan km bisa dideteksi lebih dini tanpa terbatas pada horizon radar kapal. Koneksi pesawat dan stasiun darat akan memudahkan pemantauan jalannya misi udara, pengambilan keputusan, dan analisis situasi sehingga komando dan kendali (kodal) dapat berjalan dengan lancar, tidak seperti pada komunikasi suara yang terbatas karena tergantung interpretasi pilot. Pada saat terjadi pertempuran, datalink akan sangat membantu karena pilot tidak perlu sibuk melaporkan situational awareness dan bisa berkonsentrasi ke pertempuran karena Puskodal bisa melihat apa yang dilihat pilot dan bisa memantau kondisi pesawat secara real time. Selain itu komunikasi data langsung antara pesawat dan pasukan darat baik dengan FAC(G) maupun dengan ranpur yang terkoneksi dalam jaringan datalink. Mekanisme ini dipraktekkan oleh US Air Force Reserve dan Air National Guard dengan US Army dan US Marine Corps dalam palagan operasi Iraqi Freedom dan Enduring Freedom. Poin terakhir inilah yang akan kita bahas lebih lanjut. 

Enhanced Position Location Reporting System (EPLRS)

Sejarah penggunaan EPLRS dimulai dari sebuah proyek US Army untuk menjawab tantangan peperangan jenis baru di masa depan.   Menyadari pentingnya pengetahuan akan situasi terkini antar unit kombatan di medan peperangan dengan presisi, dimulailah proyek penggunaan datalink untuk mendukung sistem komando terpadu di dalam kerangka Army Battle Command System(s) (ABCS) dan Force XXI Battle Command Brigade and Below (FBCB2). Pada prinsipnya EPLRS adalah sistem komunikasi data taktis nirkabel yang mengirimkan pesan tertulis secara otomatis, sehingga memungkinkan komunikasi data yang akurat dan cepat dalam medan pertempuran. Menggunakan teknologi Time Division Multiple Access (TDMA), Frequency Hoping, dan Error Correcting Coding, EPLRS sanggup memenuhi kebutuhan akan distribusi informasi vertikal dan horizontal secara cepat. Sistemnya sendiri terdiri dari beberapa Radio Set dengan satu atau lebih Network Controlleryang memungkinkan pertukaran beberapa informasi secara real time dan simultan.

Kemampuan dari EPLRS sendiri terdiri dari:
  1. Layanan komunikasi
  2. Layanan penentuan lokasi
  3. Layanan navigasi
Selain digunakan oleh AD Amerika, sistem EPLRS juga telah digunakan oleh matra lainnya dalam Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, yang terdiri dari:
  1. US Army. AD AS menggunakan EPLRS sebagai tulang punggung komunikasi Internet taktis untuk pasukan yang dilengkapi dengan FBCB2.
  2. US Marine Corps. Korps Marinir AS menggunakan EPLRS dalam versi Internet taktis mereka yang dinamankan Tactical Data Network (TDN).
  3. US Navy. AL AS menggunakan EPLRS dalam alat Amphibious Assault  Direction System (AADS), AN/KSQ-1, untuk mendukung komunikasi dan pergerakan unit-unit yang tergabung dalam Gugus Tugas Amfifibi mereka.
  4. US Air Force. AU AS menggunakan radio EPLRS yang telah dimodifikasi, Situational Awareness Datalink(SADL), sebuah datalink antar pesawat, dan datalink udara-ke-darat/darat-ke-udara dengan informasi posisi dari dan ke jaringan EPLRS di darat untuk misi Bantuan Tembakan Udara dan SAR Tempur.
Situational Awareness Datalink (SADL)

Situational Awareness Datalink (SADL) lahir dari proyek yang dikerjakan oleh US Air National Guard dan Air Force Reserve untuk meningkatkan efektivitas misi Bantuan Tembakan Udara di medan tempur. Muncul sebagai alternatif dari Link 16, yang merupakan datalink standar USAF, yang lebih canggih namun membebani anggaran ANG dan AFRES yang terbatas. SADL sendiri dipilih karena merupakan modifikasi dari sistem EPLRS yang sudah dipakai di matra lain. Selain itu, karena berbasis dari EPLRS, maka SADL menjamin interoperabilitas antar unit-unit pespur yang dilengkapi SADL dengan pasukan darat yang dilengkapi EPLRS. Hal ini terbukti pada palagan operasi Enduring Freedom dan Iraqi Freedom. Sebelumnya kasus Blue-on-Blueatau Friendly Fire sangatlah tinggi karena medan operasi yang menempatkan pasukan darat di posisi yang sangat berdekatan dengan pasukan musuh. Komunikasi radio dianggap belumlah cukup, karena masih dapat menimbulkan misinterpretasi yang diakibatkan oleh faktor beban kerja yang tinggi pada pilot pesawat tempur. Hal ini yang ingin dikoreksi dengan penggunaan SADL dengan menampilkan data-data terkait posisi kawan dan lawan dalam sebuah Tactical Awareness Display. Selain itu data yang dikirim oleh pasukan darat tertampil secara otomatis pada Head Up Display, sehingga pilot dapat segera memutuskan apa yang menjadi targetnya.
SADL Tactical Awareness Display

SADL dapat melakukan pertukaran data lokasi, identifikasi, laporan informasi secara mudah dan dapat dilakukan melalui komunikasi pesawat-ke-pesawat, udara-ke-darat, dan darat-ke-udara. Secara spesifik, SADL memungkinkan pilot untuk berbagi posisi, parameter penerbangan, kontak radar, dan Point of Interest.
SADL Heads Up Display

Radio EPLRS yang telah dimodifikasi diintegrasikan dengan avionik pesawat melalui MIL-STD-1553B multiplex databus yang memang sudah jadi standard databus seluruh pesawat buatan AS. Jaringan udara-ke-udara SADL dapat mencakup dua hingga 16 unit pesawat, yang dapat berfungsi secara independen, baik dengan adanyaNetwork Controller di darat maupun tidak. Posisi pesawat, posisi target, status senjata dan bahan bakar saling dibagikan satu sama lain kepada unit yang tergabung dalam jaringan. Sistem komunikasi data ini telah diuji oleh National Security Agency memiliki tingkat intersepsi yang rendah dan sangat aman. Relai data antar pesawat yang terotomatisasi dan kemampuan kontrol adaptasi terhadap perubahan daya menjamin konektivitas, anti sadap, dan tingkat deteksi yang rendah oleh lawan. Pada mode udara-ke-darat, pilot menggunakan kontrol kokpit untuk sinkronisasi antara radio SADL dengan jaringan pasukan darat. Setelah terjadi sinkronisasi, data yang didapat oleh satu pesawat akan dibagikan dengan unit pesawat yang lain.Network Controller di darat akan melacak posisi pesawat menggunakan EPLRS dan memberikan data posisi dan ketinggian pesawat pada unit darat kawan lainnya yang juga dilengkapi radio EPLRS. Ketika pesawat tempur memulai serangan pada suatu target, pilot akan menggunakan tombol pada joystick untuk menyediakan data posisi 5 radio ELPRS terdekat kepada avionik pesawat. Sistem SADL memberikanSituational Awareness dan identifikasi taktis terhadap posisi radio EPLRS kepada pilot. Posisi ini akan ditampilkan pada HUD dan TAD dan ditandai X pada posisi aktual kawan. Dengan begitu pilot dapat memutuskan apakah akan melepaskan munisi-nya dengan memperkirakan jarak antara posisi kawan dengan area target.
Jaringan SADL

Sistem SADL ini telah dipasang pada 450 unit F-16C+ (Block25/30/32/40/42) yang dimiliki US ANG dan US AFRes, serta mulai diprovisikan untuk melengkapi unit A-10 dan UAV yang sering digunakan dalam operasi AS di Timur Tengah. Selain itu SADL juga telah dipasang pada pesawat E-8 JSTARS yang berfungsi sebagaibattlefield management.

Spesifikasi teknis SADL:
  1. Arsitektur                            : Time Division Multiple Access
  2. Frekuensi                            : 425-447 MHz UHF
  3. Kecepatan Transmisi            : 2,5 Kbps
  4. Daya Maksimum                  : 100 watt
  5. Jarak Jangkauan                   : Line Of Sight
  6. Databus                               : MIL-STD-1153B multiplex databus
  7. Unit Cost                             : 25-30 ribu US Dollar
Parameter penerbangan yang dipertukarkan melaui SADL:
  1. Posisi (relatif terhadap INS/GPS)
  2. Target di radar
  3. Posisi target darat (relatif terhadap INS/GPS)
  4. Ketinggian (Altitude)
  5. Kecepatan (Airspeed)
  6. Arah (Flight Direction)
  7. Sisa bahan bakar
  8. Status senjata
Combat Proven 

Teknologi datalink SADL telah diuji di medan tempur pada pesawat-pesawat yang mengemban misi Close Air Support pada operasi tempur AS di Irak dan Afghanistan, yakni F-16. Hasilnya pun layak diacungi jempol karena data menunjukkan bahwa tingkat kejadian salah tembak (friendly fire) menurun drastis. Dari 17 kasusfriendly fire yang terjadi di seluruh teater operasi Iraqi Freedom (per 2004), tidak ada satupun yang terjadi diWestern Theatre di mana Joint Fires and Command Control diimplementasikan secara maksimal. Bandingkan dengan operasi Desert Storm di mana hingga operasi berakhir tercatat 35 kasus friendly fire yang fatal.

Kesimpulan dan Saran

Penggunaan datalink pada pesawat tempur telah terbukti mengurangi beban kerja pilot dan meningkatkan efektivitas misi serta meminimalisir kejadian friendly fire. Oleh karena itu, disarankan agar dalam pengadaan pesawat tempur F-16 eks US ANG oleh TNI-AU ini tetap mempertahankan kemampuan Situational Awareness yang didapat melalui penggunaan SADL. Selain itu patut diperhatikan pula penggunaan EPLRS oleh tim Kendali Tempur di darat agar dapat meningkatkan efektivitas misi Bantuan Tembakan Udara. Penggunaan pesawat Kodal juga tidak boleh luput dari perhatian sehingga dapat menjamin kendali pertempuran antar pesawat-pesawat yang dilengkapi SADL maupun pesawat yang dilengkapi datalink jenis lain yang tentunya dapat merubah arah jalannya peperangan di masa depan dan mengefektifkan fungsi K4IPP yang dapat mendorong TNI-AU mencapai cita-citanya sebagai The First Class Air Force. Dari pengalaman yang berharga akan pengoperasian datalink ini diharapkan kelak akan tercipta sebuah standar datalink nasional baru yang dikembangkan secara mandiri sehingga meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama masih mengandalkan teknologi dari pihak asing. Teknologi datalink yang telah dirintis PT. LEN melalui produk LENLink-nya diharapkan dapat menjadi permulaan dari standarisasi datalink antar matra di TNI sehingga TNI siap menghadapi peperangan generasi baru yang mengandalkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai penentu arah jalannya peperangan.

Hormat Kami,
Lembaga Kajian Pertahanan Untuk Kedaulatan NKRI “KERIS”

Referensi
  1. Stein, F., Fjellstedt, A. (2006). Command and Control Research and Technology Symposium (CCRTS). THE STATE OF THE ART AND THE STATE OF THE PRACTICE “Network-Centric Warfare in Operation Iraqi Freedom: The Western Theater”. Washington, DC: Mitre, Corp.
  2. Gartska, JJ. (2004). An Introduction to Network Centric Operations. Washington, DC: Office of Force Transformation
  3. Communication Systems. SADL/EPLRS Joint Combat ID Through Situation Awareness. California: Raytheon System, Co.
  4. Headquarters Air Force Doctrine Center. (2002, June). AFTTP(I) 3-2.18 Tactical Radios: Multiservice Communications Procedures for Tactical Radios in a Joint Environment. Virginia: Air Force HQ.
  5. Hansen, RS. (2002). THE EFFECTIVENESS OF THE A-10 ON THE BATTLEFIELD OF 2010. Kansas: Author.

[1] http://www.dsca.mil/PressReleases/36-b/2011/Indonesia_11-48.pdf
[2] Director, Force Transformation, Office of the Secretary of Defense, Department of Defense, The Implementation of Network-Centric Warfare, Washington, DC, January 2005, p. 7.
[3] http://articles.janes.com/articles/Janes-Electronic-Mission-Aircraft/ALR-2001-Odyssey-Australia.html
[4] http://lembagakeris.net/2012/02/helikopter-sebagai-bagian-yang-tidak-terpisahkan-dari-armada-kapal-perang/

SBY: Tidak Ada Garansi ASEAN Bebas dari Perang



Jakarta (MI) Lebih dari 30 tahun terakhir, stabilitas Asia Tenggara berhasil dijaga. Benturan kepentingan yang terjadi antar negara anggota ASEAN belum pernah sampai meletus menjadi perang terbuka dalam skala besar. Namun itu bukan jaminan bahwa di masa-masa mendatang kawasan ini akan tetap aman dan damai seperti sekarang.


Demikian diingatkan Presiden SBY ketika menerima gelar Doctor of Philosophy (PhD) in Leadership of Peace dari Universiti Utara Malaysia, Rabu (19/12/2012). Gelar akademik kehormatan itu diberikan sebagai penghargaan terhadap kontribusi aktif Presiden SBY dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara.


"Sungguh pun kita (ASEAN -red) telah memiliki arsitektur kerjasama dan instrumen yang bisa mencegah terjadinya konflik terbuka dan benturan kekuatan di kawasan ini, tetapi tidak pernah ada garansi bahwa konflik dan benturan kekuatan itu tidak terjadi," kata SBY.


Tetap terbukanya terjadi konflik terbuka merupakan konsekuensi logis dari perbedaan antar negara-negara yang ada di kawasan ini. Mulai dari segi ideologi, sistem politik, kebijakan ekonomi, kepentingan, serta kebijakan dan strategi nasionalnya masing-masing negara anggota ASEAN. 


"Di samping itu, jangan lupa, bahwa di antara negara-negara di kawasan ini masih ada yang memiliki akar konflik, seperti sengketa perbatasan, rivalitas dan kompetisi politik, benturan kepentingan ekonomi dan energi, dan lain-lain. Juga ada negara yang di masa lalu pernah terlibat dalam konflik bahkan peperangan dengan negara lain di kawasan ini," papar SBY.


Maka sangat penting bagi para pemimpin ASEAN merumuskan adanya manajemen konflik yang dapat dijalankan bersama bila konflik terbuka benar-benar terjadi. Apakah upaya untuk pencegahan dan penyelesaiannya cukup dengan menyerahkan kepada negara-negara yang sedang bersengketa atau melibatkan ASEAN sebagai satu organisasi di kawasan secara konstruktif. 


"Saya berpendapat, organisasi kerjasama kawasan, seperti ASEAN, bagaimanapun harus peduli, ikut mencari solusi dan ikut mencegah terjadinya konflik terbuka, apalagi disertai penggunaan kekuatan militer. Ini tidak berarti ASEAN melakukan intervensi urusan dalam negeri atau mengambil alih urusan negara anggotanya. Sekali lagi konsepnya adalah ASEAN ingin menjadi bagian dari solusi," tegas SBY.


Gelar doktor honoris causa dianugerahkan kepada Presiden SBY oleh Chancellor Universiti Utara Malaysia, Yang Mulia Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong Malaysia Tuanku Al Haj Abdul Halim bertempat di Dewan Seri Maharaja, Istana Negara Kuala Lumpur. Gelar ini sebagai tanda penghargaan atas kontribusi Presiden SBY terhadap upaya menjaga perdamaian di Asia Tenggara dan Pasifik. 


"ASEAN di bawah keketuaan Indonesia dinilai berhasil meredakan ketegangan di kawasan sehingga tercapai kesepahaman dalam mencari solusi," kata Jubir Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, sambil menambahkan saat ini Presiden SBY dan rombongan dalam perjalanan ke New Delhi, India. 

Sumber: Detik

PT Dirgantara Rancang Peluru Balistik

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/03/07/1841475p.jpgJakarta � PT Dirgantara Indonesia merancang peluru balistik hingga peluru kendali, untuk memperkuat pertahanan Indonesia. 

Sonny Saleh Ibrahim dari Humas PT Dirgantara Indonesia (DI), di sela-sela seminar Hubungan TNI AL dan Industri Pertahanan di Jakarta, Rabu (19/12/2012), mengatakan bahwa pihaknya mengembangkan peluru balistik, peluru jarak jauh, dan peluru kendali penuh yang mampu menjangkau jarak 200 kilometer. 

"Untuk peluru balistik dan diluncurkan dari multilaras, memiliki jarak jangkau 14 kilometer, 23 kilometer, dan terjauh 36 kilometer," kata Sonny. 

Persenjataan tersebut dikembangkan bersama dengan lembaga terkait, seperti PT Pindad, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan sejumlah industri strategis. Dalam beberapa tahun mendatang produk itu diharapkan sudah digunakan oleh TNI. 


● Kompas

Selasa, 18 Desember 2012

Industri Panas Bumi Indonesia Kini Hidup Lagi


Padang � Setelah 25 tahun tertidur, industri panas bumi (geothermal) di Indonesia kembali bangkit. "Industri panas bumi kembali hidup. Jadi, untuk ke depan, energi nasional tak harus bergantung lagi ke minyak dan gas," ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rubi Rubiandini, Kamis, 13 September 2012, di Kabupaten Solok Selatan.

Menurut Rudi, proyek panas bumi yang dilakukan PT Supreme Energy di kawasan Liki Pinangawan Muaro Labuah Kecamatan Pauh II Kabupaten Solok Selatan ini diharapkan bisa menjadi cadangan energi nasional. Sebab, adanya sumber panas bumi yang cukup berguna untuk membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Selama ini, kata dia, industri panas bumi di Indonesia tidak berkembang karena harga BBM rendah dan harga tawar dari PLN juga rendah. Namun, saat ini pemerintah sudah menaikan tarif jual listrik atau feed in tariff panas bumi dari pengembang listrik swasta kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2011.

Sebelumnya, feed in tariff hanya 9,7 sen dollar AS per kWh. Saat ini tarif tersebut ditetapkan bervariasi berdasarkan daerah. Untuk regional Sumatera, sekitar 8-10 sen dollar AS per kWh, regional jawa sebesar 11-12 sen dollar AS per kWh, regional Sulawesi bagian sebesar 12-14 sen dollar AS per kWh, dan regional Nusa Tenggara (NTB dan NTT) sebesar 15-16 sen per kWh. Terakhir, untuk regional Maluku dan Papua sebesar 17-18 sen dollar AS per kWh.

"Kebangkitan industri panas bumi ini sangat penting. Sebab, ini merupakan energi baru dan terbarukan," ujar mantan Deputi Pengendalian Operasi BP Migas ini.

Di lokasi pengeboran eksplorasi panas bumi Maura Labuah ini, Rudi menyaksikan uji sumur eksplotasi pertama, untuk membuktikan adanya sumber panas bumi. "Itu, uap pertama yang keluar setelah adanya Undang-undang Panas Bumi," ujarnya.

Jika proyek ini berhasil, kata Rudi, Kabupaten Solok Selatan bisa menyumbang energi listrik sebesar 200 Mwe dari 40ribu Mwe kebutuhan listrik di Indonesia.


● Tempo

Komandan Korps Marinir Kunjungi Pulau Berhala


Komandan Korps Marinir Kunjungi Satgasmar di Pulau BerhalaKomandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington didampingi Wakil Komandan Lantamal I Kolonel Marinir Yanuar Ludfi mengunjungi pulau terluar (Pulau Berhala) yang terletak di wilayah perairan Selat Malaka, Rabu (12/12).

Dankormar beserta rombongan berangkat dari dermaga Mako Lantamal I dengan mengunakan KRI Matacora-823 dengan menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam. Komandan Lantamal I Laksamana Pertama (Laksma) TNI Didik Wahyudi,SE, menyempatkan mengantar Dankormar menuju KRI Matacora-823.

Selama kunjungan ke pulau Berhala Dankormar menyampaikan arahan kepada seluruh personel yang bertugas di Pulau Berhala mengatakan ”Jaga selalu solidaritas, bina selalu fisik, jaga kesehatan dan hilangkan rasa jenuh dalam bertugas tetap semangat ”. Sekaligus meninjau fasilitas serta mess yang ada di pulau berhala, dilanjutkan pemberian bingkisan berupa satu unit mesin Listrik generator, Majalah, dan makan siang bersama prajurit Marinir yang bertugas di P. Berhala.

Dalam kunjungan tersebut Dankormar didampingi Asintel Dankormar Kolonel Marinir Suaf Yanu Hardani, Kadismat Kormar Kolonel Marinir Siswoto, Komandan Brigif-3 Kolonel Marinir Hardimo, Pasops Brigif-3 Mar Letkol Marinir B. Hadi S, Dandenma Mako Kormar Letkol Marinir Andi Rahmat, Pakor Spri Dankormar Letkol Marinir Pangestu, Danyonif-8 Mar Mayor Marinir Romi Hutagaol, dan Komandan Tim Intelijen Lantamal I Mayor Marinir Eddy Panjaitan.

● Marinir

Indonesia Akan Jadi Salah Satu Kekuatan Dunia


Washington � Indonesia bersama negara-negara berkembang lainnya diperkirakan akan memiliki peran dominan di bidang ekonomi dan politik pada 2030, mengambil alih peran negara-negara barat. Berdasarkan hasil studi Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat dalam laporan "Global Trends 2030: Alternative Worlds" disebutkan pengaruh negara-negara barat akan semakin menurun seiring stagnasi pertumbuhan yang mereka alami.

Seperti dilansir Business Times, 17 Desember 2012, Asia diperkirakan akan melampaui Amerika Utara dan Eropa dalam ukuran produk domestik bruto, jumlah populasi, belanja militer dan investasi teknologi. Dewan Intelijen Amerika menyediakan informasi bagi komunitas intelijen negara itu. Mereka menyebutkan prospek ekonomi dunia akan semakin tergantung pada posisi negara berkembang, yang dipimpin Cina, India, dan Brazil.

Pemain-pemain di kawasan seperti Indonesia dan Korea Selatan di Asia, Columbia dan Meksiko di Amerika Latin juga akan menjadi sangat penting bagi ekonomi global. Buktinya negara-negara berkembang menyumbang lebih dari 50 persen pertumbuhan global dan 40 persen dari investasi global. Dewan Intelijen menyatakan data itu bisa berpotensi meningkat sehingga memberikan tantangan ketidakstabilan ekonomi global.

“Kontrasnya pertumbuhan yang cepat di negara-negara kawasan itu membuat ketidakseimbangan global dimana menyumbang terjadinya krisis finansial pada 2008 dan sistem internasional,” ungkap laporan itu.

Pertanyaan pentingnya, tambah laporan itu, meningkatnya ketidakpastian akan mengakibatakan rusaknya sistem global ataukah pengembangan beragam pusat pertumbuhan bisa membuat daya tahan ekonomi semakin meningkat.

Sementara banyak negara barat sedang memastikan bahwa pelambatan ekonomi yang mereka alami saat ini karena dampak krisis finansial di 2008 dan tidak akan semakin terperosok lebih lama. Namun beberapa negara seperti Indonesia mencatatkan pertumbuhan dan harus konsentrasi agar perkembangan ekonomi berkelanjutan dan menghindari jebakan pendapatan kelas menengah (middle income trap). Kondisi di mana pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tidak akan bisa tumbuh seperti pendapatan di masyarakat negara maju.

“Untuk menghindari kondisi itu, Indonesia harus mempertimbangkan untuk menerapkan perubahan yang luas pada peran lembaga politik dan sosial,” ungkap Dewan Intilejen.

Ekonomi Indonesia telah tumbuh diatas 6 persen dalam beberapa tahun terakhir sehingga mendorong pendapatan masyarakat per kapita menjadi lebih dari US$ 3.500. Sebagai perbandingan pertumbuhan Amerika hanya separuhnya dari Indonesia sementara beberapa negara di Eropa justru berada dalam resesi.

Dengan diluncurkan program masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI), pemerintah Indonesia tampaknya melihat pesan dari Dewan Intelijen secara serius. Proyek pembangunan infrastruktur senilai Rp 4.000 triliun tersebut akan membantu Indonesia menjadi negara denga ekonomi terkuat pada 2025.

● Tempo

Kopassus Kehilangan Satu Personil Saat Digelar Tribuana Cakti

Kopassus Kehilangan Satu Personil Saat Digelar Tribuana CaktiBalikpapan - Ditengah sukesnya pelasanaan Geladi Lapangan Kopassus Tribuana Cakti 18 yang berlangsung selama 3 bulan di Kalimantan timur, anggota korps baret merah itu juga dihinggapi rasa duka cita saat salah seorang anggotanya menghembuskan nafas terakhir ketika tengah melakukan persiapan latihan.

Wakassad Letjend TNI Budiman usai puncak latihan tersebut mengatakan bahwa salah seorang anggotany bernama Kolonel Yusran yang juga assisten operasi Kopassus meninggal dalam proses latihan ini.

Yusran diketahui mengalami pendarahan di otak dan terejatuh saat tengah meninjau pelakasanaan latihan beberapa waktu yang lalu.

"Kebetulan dalam latihan ini ada rekan kami yaitu Kolonel infantri Yusran kebetulan beliau adalah asssten operasi kopassus yang pada pelaksanaan peninjauan latihan kebetulan mengalami gangguan pada pendarahan di otak sehingga beliau terjatuh akibat pendarahan dan meninggal pada beberapa yang lalu," katanya.

Namun Budiman juga mengatakan bahwa semangat yang ditunjukan oleh almarhum dapat terus terpatri disetiap dada prajurit Kopassus sehingga mereka punya keberanian yang lebih saat melakasanakan tugas-tugas dilapangan.

 RIP 

● Tribunnews

Kunjungi Malaysia, SBY Akan Bahas Penghinaan Habibie



JAKARTA (MI) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama sejumlah rombongan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Malaysia dan India. Lawatan ke dua negara itu dilakukan selama tiga hari mulai tanggal 18 hingga 21 Desember. Ini sekaligus kunjungan terakhir SBY selama tahun 2012.


Negara yang akan disinggahi kepala negara adalah Malaysia. Di negara itu, SBY direncanakan menghadiri Konsultasi Tahunan ke-9 sekaligus melakukan pertemuan empat mata bersama Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak.


"Konsultasi tahunan merupakan forum tertinggi dalam mekanisme hubungan bilateral Indonesia-Malaysia. Forum ini akan dimanfaatkan Presiden Yudhoyono untuk membahas upaya penguatan hubungan bilateral serta isu-isu yang menjadi prioritas kedua negara seperti perlindungan WNI dan TKI, isu perbatasan, perdagangan dan investasi," ujar Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Fauzasyah di Jakarta, Senin (17/12).


Selain melakukan pembicaraan bilateral, presiden juga akan membahas komentar yang dilontarkan mantan Menteri Peneragnan Malaysia Zainuddin terkait tudingannya terhadap BJ Habibie sebagai penghianat bangsa.


"Besok saya kunjungan ke KL, konsultasi tahunan. Saya akan angkat isu ini pada PM Malaysia, dengan harapan kita ke depan ini saling menjaga perasaan, saling menghormati dan tidak mengganggu banyak hal yang menyangkut kemitraan dan kerja sama kedua negara," kata SBY di Studio XXI Epiwalk Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan.


Usai melakukan pertemuan dengan Najib, Presiden juga akan menerima gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa Doctor of Philosophy in Leadership of Peace) yang dianugerahkan oleh Universitas Utara Malaysia.


Selanjutnya, pada 19 Desember, Presiden akan melakukan kunjungan ke New Delhi, India untuk menghadiri acara sesi pleno KTT ASEAN-India. Selama di negara itu, SBY juga dijadwalkan melakukan pertemuan dengan perwakilan peserta Simposium Internasional 2012 Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia).


"Kehadiran Presiden Yudhoyono di New Delhi, India dalam rangka peringatan 20 tahun kerja sama ASEAN-India, merupakan wujud komitmen Indonesia untuk terus memajukan kerja sama dan kemitraan ASEAN dan India. Selain itu, pertemuan ini juga akan dimanfaatkan untuk menetapkan visi masa depan hubungan ASEAN-India," pungkasnya.

Sumber: Merdeka.