(Foto: Dahana)
13 Maret 2012, Subang: PT Dahana (Persero) masih mengandalkan pasokan bahan baku amonium nitrat yang diimpor dari sejumlah negara.
Saat ini, baru satu pabrik saja yaitu PT Multi Nitrotama Kimia yang efektif memroduksi amonium nitrat (AN) di kawasan Cikampek Jawa Barat. Akan tetapi, itu pun baru mampu menghasilkan 30 ton AN per tahun.
Kepala Litbang Dahana Waspodo Kurniadi mengatakan perseroan membutuhkan sedikitnya 60.000 ton AN per tahun. Sedangkan kebutuhan AN di dalam negeri mencapai 250.000 ton per tahun.
Dia mengemukakan AN diimpor dari sejumlah negara antara lain China, Prancis, Korea Selatan, dan lain-lain.
“Jadi kami membutuhkan sekitar seperempat dari kuota AN keseluruhan,” katanya kemarin.
Dia mengatakan saat ini memang ada dua perusahaan yang mengusahakan produksi AN yaitu PT Kaltim Nitrat Indonesia dan PT Batuta milik kelompok usaha Bakrie di Bontang Kalimantan Timur.
Waspodo mengatakan Kaltim Nitrat diproyeksikan mampu memroduksi sekitar 200.000 ton per tahun. Menurut dia, perusahaan ini diperkirakan akan mulai memroduksi AN pada tahun ini.
Adapun usaha milik Bakrie saat ini masih dalam tahap proses perizinan. Perusahaan ini diperkirakan mampu memroduksi hingga 300.000 ton.
“Ketika dua pabrik itu beroperasi mungkin kebutuhan dalam negeri tidak lagi harus impor,” katanya. Dia mengatakan Dahana siap menjajaki kerja sama dengan kedua perusahaan itu dalam pengadaan AN. Akan tetapi, tentu saja perusahaan mensyaratkan hukum pasar dalam kerja sama bisnis itu.
“Tentu harganya harus murah. Kalau mahal kita memilih impor saja,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Waspodo mengatakan pembangunan komplek Energic Material Centre di Subang sudah hampir 100%.
Kawasan seluas hampir 596,8 hektare ini akan menjadi pusat penelitian dan pengembangan bahan berenergi tinggi di Asia Tenggara.
Kawasan ini juga sekaligus merupakan relokasi pabrik sebelumnya di Tasikmalaya yang hanya 36 hektare. Waspodo mengatakan dengan sokongan infrastruktur baru itu kinerja perusahaan mampu naik lebih dari dua kali lipat.
“Tetapi yang terpenting bahwa kami akan benar-benar mampu menyokong kepentingan negara sebab kami juga berperan dalam sistem pertahanan negara antara lain dalam pengembangan roket dan peluru kendali,” katanya.
Waspodo mengatakan dari sisi bisnis perusahaan juga terus melakukan ekpansi usaha. Menurut dia, perusahaan saat ini masih mendominasi pasar bahan dan jasa peledakan di Tanah Air.
Menurut dia, beberapa produk juga sudah rutin dieskpor ke beberapa negara seperti Filipina, Thailand, Australia, dan lain-lain.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dahana membidik pendapatan pada tahun ini naik 54,6% dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada tahun lalu dari Rp630 miliar menjadi di atas Rp974 miliar.
Presiden Direktur Dahana Tanto Dirgantoro mengatakan target tersebut ditetapkan seiring dengan keinginan perseroan yang akan mengoptimalkan perolehan bisnis dari jasa peledakan terutama pengeboran (drilling), blasting (peledakan), jasa-jasa terkait lainnya serta memperbanyak aneka produk explosive manufacturing.
“Prognosa [pendapatan] pada tahun ini mencapai lebih dari Rp974 miliar dengan profit margin 12% dan laba bersih [nett profit margin] 9% dari total prognosa dengan meningkatkan pelayanan di bidang jasa serta peningkatan kegiatan explosive manufacturing,” katanya beberapa waktu lalu.
Sumber: Bisnis Jabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar