Rabu, 29 Februari 2012

Tantangan Intelijen Angkatan Laut


Berbagai tantangan kini terus dihadapi oleh intelijen Angkatan Laut negeri ini. Satu di antaranya adalah tantangan memberikan "asupan" intelijen yang sesuai dengan kebutuhan unsur operasional di lapangan. Selama ini harus diakui bahwa dalam operasi Angkatan Laut yang bersifat kompleks, penyusunan ADO dalam RO lebih bersifat pre-memori. Dengan kata lain, apa yang tercantum dalam ADO tidak mencerminkan suasana atau kondisi lapangan sesungguhnya.
Semua itu dilatarbelakangi tidak adanya unsur intelijen yang mampu memasok informasi yang timely and accurate mengenai situasi terakhir di lapangan. Intelijen tidak mempunyai perangkat untuk mengumpulkan informasi tersebut. Baik HUMINT, IMINT, ELINT, SIGINT dan sebagainya. Atau kadangkala informasi hanya datang dari satu sumber saja yaitu HUMINT tanpa bisa dikonfirmasikan dengan IMINT atau ELINT.
Pengumpulan data intelijen masa kini harus menyeimbangkan antara HUMINT dengan unsur-unsur lainnya. Kondisi seperti inilah yang menjadi tantangan bagi intelijen kekuatan laut Indonesia. Sebagai contoh adalah operasi di perairan Somalia guna membebaskan MV Sinar Kudus dari tangan para bajak laut Somalia hampir setahun silam. Dalam operasi seperti itu, suka atau tak suka operasi akan bertumpu pada pasokan informasi intelijen yang terus menerus. Ketika hampir mustahil mengandalkan HUMINT, maka pasokan informasi intelijen akan bertumpu pada IMINT dan ELINT.
Foto-foto satelit yang menunjukkan posisi kamp para bajak laut di pantai dan posisi kapal-kapal yang dibajak yang lego jangkar di sekitar pantai adalah alat bantu untuk menyusun RO yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Perkembangan dinamis di lapangan membuat RO awal yang disusun ketika bertolak dari Indonesia harus mengalami perubahan, terlebih lagi dapat dipastikan ADO pada RO awal bersifat pre-memori saja. Untung saja ada negara lain yang berbaik hati dengan Indonesia sehingga kekuatan laut Indonesia dapat memperoleh foto IMINT terakhir soal posisi para bajak laut dan kapal yang dibajak.
Ke depan, perlu diperbaiki kemampuan soal ini termasuk IMINT. Salah satu alternatif yang tersedia adalah membeli citra-citra satelit dari pihak swasta yang menyediakan jasa ini. Untuk itu, intelijen Angkatan Laut dituntut untuk melatih sumberdaya manusia sehingga mahir dalam membaca dan menafsirkan citra intelijen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar