Minggu, 20 November 2011

Implementasi AUSMIN 2011


Kesepakatan Amerika Serikat dan Australia untuk menempatkan 2.500 Marinir Om Sam di barak Angkatan Darat Australia di Darwin sebenarnya bukan suatu hal yang mengejutkan. Sebab hal itu merupakan tindaklanjut dari Komunike AUSMIN 2011 yang berlangsung September 2011 di San Fransisco. Salah satu pernyataan dalam komunike tersebut adalah memperluas akses militer Amerika Serikat terhadap pelabuhan dan fasilitas-fasilitas militer Australia. Itulah poin yang menjadi pintu bagi penempatan 2.500 Marinir itu di kawasan utaraSocceros.
Bertolak dari situasi demikian, sebenarnya negara-negara di kawasan tidak perlu terlalu "heboh" sebab apa yang terjadi bukanlah suatu hal yang bagaikan turun dari langit secara mendadak. Memperhatikan kronologisnya, semua sudah dirancang dengan rapi dan seksama oleh Washington dan Canberra. Bahwa penempatan itu dikaitkan dengan upaya untuk membendung Beijing, hal itu sah saja. Sebab memang salah satu perhatian dalam Komunike AUSMIN 2011 adalah menyorot tentang peran Cina.
Akan tetapi perlu diperhatikan pula bahwa jika hanya untuk membendung Negeri Tirai Internet itu, penempatan kekuatan Marinir di Darwin justru kurang strategis. Penempatan pasukan elit militer Amerika Serikat itu harus dilihat sebagai upaya Amerika Serikat untuk memperkuat garis belakangnya, khususnya bagi kepentingan latihan militer. Dengan lahan yang ribuan hektar bagi latihan militer skala Brigade ke atas, Australia jelas merupakan pilihan logis Amerika Serikat. Karena lahan serupa sangat sulit untuk didapatkan di wilayah lain di Asia Pasifik, misalnya di Jepang, Korea  Selatan atau negara-negara lain yang menjadi sekutu dekat Washington.
Selain itu, Australia juga menjadi tempat lagi prepositioning logistik Amerika Serikat. Soal ini juga sudah disepakati dalam Komunike AUSMIN 2011. Bahwa prepositioning itu berada jauh di bagian selatan Asia Pasifik, tak lepas dari pertimbangan strategis Washington. Maksudnya, prepositiong tersebut dapat menjadi cadangan ketika prepositioning di Jepang, Korea Selatan atau Singapura mengalami "gangguan berat" sehingga sulit untuk diakses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar