Rabu, 30 November 2011

Perjalanan Panjang Sang Nanggala


Hampir genap 2 tahun sudah KRI Nanggala 402 meninggalkan tanah air untuk menjalani perawatan berat di Korea Selatan. Di ujung bulan november 2011, terdengar kabar baru dari Korea Selatan, yaitu KRI Nanggala tengah menjalani proses sea trial. Jika semua proses berjalan lancar, maka pada akhir Januari, Nanggala akan melaut pulang. Diperkirakan pada tanggal 6 februari, KRI Nanggala akan tiba di Surabaya.
KRI Nanggala berangkat ke Korea Selatan pada akhir tahun 2009. Seperti saudara kembar-nya, KRI Cakra, Nanggala dijadwalkan menjalani overhaul berat, sekaligus mengganti beberapa sistem tempurnya. Ketika berangkat pun, Nanggala diangkut sebuah kapal khusus.
Butuh hampir 2 tahun, atau tepatnya 22 bulan untuk mengerjakan overhaul Nanggala. Hal ini wajar, lantaran overhaul yang dilakukan meliputi pemotongan badan tekan, perbaikan permesinan, dan pembaruan sistim kendali senjata yang semuanya butuh waktu lama.
Sistem Tempur KRI Nanggala
Menurut data dari Jane’s defence, khusus untuk manajemen tempur, atau Command and Weapont Control System, Nanggala akan menggunakan MSI-90U Mk2 Kongsberg yang mampu mengendalikan 8 buah torpedo di air. Sistem ini juga bisa terintegrasi dengan Torpedo Black Shark dan SUT Mod 3. Bahkan Sistem MSI-90 Mk2 juga mampu menyiapkan dan mengendalikan sekaligus 4 buah rudal (Sub Harpoon dan Exocet). Hanya saja sayangnya, kemampuan menembakan Rudal ini belum dicangkokan ke dalam KRI Nanggala. Sekedar catatan, sistem tempur ini juga dipakai oleh kapal selam kelas 212 milik Jerman.
Selain itu, sentuhan juga disertakan pada bagian sensor alias Sonar. Kini Nanggala mengandalkan sonar Lopas 8300 Elac yang memiliki jarak deteksi lebih jauh serta lebih sensitif.
Dengan selesainya proses overhaul, diharapkan KRI Nanggala kembali bisa mengamankan perairan NKRI secara maksimal. Sekaligus juga menjadi jembatan, hingga kapal selam TNI-AL yang baru dibeli. Semoga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar